"Kill 'Em All"

144 5 0
                                    

Blood. Running red and strong. Down the Nile. Plague. Darkness three days long. HAIL TO FIRE!

Gemuruh penonton pensi itu tidak terkendali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemuruh penonton pensi itu tidak terkendali. Moshing didepan panggung menimbulkan kekacauan. Band itu membawakan lagu Metallica dengan sempurna. Panitia pun turun tangan. Water canon disemprotkan. Tapi penonton justru tambah beringas. Tubuh mereka dihempaskan ke kanan dan ke kiri.

Diatas panggung terlihat lima pria itu sedang menyihir para penonton. Sang gitaris menyayat gitarnya memainkan solo. Pekikan gitar fender stratocaster hitamnya terdengar meraung-raung. Memainkan irama solo gitar dengan cepat. Membuat semua penonton menggila. Lalu ia pun mengangkat jarinya ke angkasa. Sebuah salam universal.

El Diablo!

Sang bassis yang sedari tadi melakukan headbanging sontak ikut mengangkat jarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang bassis yang sedari tadi melakukan headbanging sontak ikut mengangkat jarinya. Ia berteriak kencang kearah penonton untuk serempak mengangkat tangannya. Sementara sang drummer melakukan solo drum. Bunyi dobel pedalnya bergemuruh disertai lengkingan rhytim guitar yang meraung-raung. Penonton seperti kesetanan.

Ditengah panggung terlihat sang vokalis sedang menunduk. Dibalik rambutnya yang menutupi wajah ia menatap tajam ke arah penonton. Sambil menyelipkan rambutnya ke kuping, ia berpikir. Ia ingin meminta mereka melakukan wall of death.

Namun petugas keamanan nampak sangat kerepotan mengendalikan situasi. Sementara band sudah diinstruksikan untuk menjaga ketertiban. Tidak boleh rusuh karena pensi ini dihadiri rektor Unpar dan ketua Yayasan. Vokalis itu menarik nafas kemudian menutup mata. Lalu tiba-tiba terdengar suara paraunya...

"Everybody listen up!"

Suara sang vokalis terdengar membahana di panggung Gedung Serba Guna Unpar Ciumbuleuit itu. Para penonton nampak mendongakkan kepalanya. Mereka menatap pria ceking berbaju flanel itu dengan seksama. Ia nampak mengangkat kedua tangannya ke udara.

"WALL OF DEATH!!!"

Sontak puluhan metalheads Bandung merangsek ke depan dan bergerak memisah membentuk sungai nil yang terbelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak puluhan metalheads Bandung merangsek ke depan dan bergerak memisah membentuk sungai nil yang terbelah. Para petugas keamanan sontak menoleh marah ke arah vokalis itu. Panitia saling berteriak berusaha membatalkan ritual metal itu.

Namun terlambat.

Suara lead guitar kembali menyayat. Sorak sorai penonton menggila. Bunyi simbal drum terdengar memecahkan gendang telinga. Hentakan kepala terayun kesana kemari. Mereka nampak siap menghantamkan tubuh mereka begitu kalimat "destroy" terdengar.

Running. On our way hiding. You will pay dying.
One thousand deaths!
Searching...
SEEK AND DESTROY!!!

SEEK AND DESTROY!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Pengacara "Sembilan Naga"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang