Back Then, I Adored You

1031-1040

Bab 1031: Dia Adik Ipar Saya (1)

Penerjemah: Editor Nyoi-Bo Studio: Nyoi-Bo Studio

[Qin Jiayan, jika bukan karena harapan yang masih kupendam untukmu, aku sudah akan menikah dengan anak-anak dan menjalani kehidupan yang damai dan stabil. —Ye Feiye]

"Bapak. Qin, saya ingin menanyakan satu pertanyaan terakhir sebelum wawancara berakhir, dan ini menyangkut informasi pribadi. Apakah itu baik-baik saja? " Pembawa acara wanita cantik tersenyum kepada tamunya, yang baru saja memecahkan rekor untuk mengawasi dua keajaiban berturut-turut di dunia keuangan.

Ekspresi Qin Jiayan lembut, dan dia duduk dengan anggun di sofa dengan ekspresi tenang di wajah mudanya. Dia tidak menunjukkan satu pun tanda ketidaksenangan atau ketidaksabaran tentang bagaimana pembawa acara mengambil alih dirinya untuk memperpanjang program. Dia menganggukkan kepalanya dengan sikap yang baik dan menjawab dengan sopan, "Tentu."

"Bapak. Qin, berdasarkan informasimu, kamu akan berusia 30-an setelah ulang tahunmu bulan depan, dan kamu masih belum menikah. Kami ingin tahu apakah alasan Anda melajang karena ada seseorang yang Anda minati? "

Mempertahankan senyumnya yang baik hati, Qin Jiayan dengan tenang menjawab tanpa berpikir, "Tidak".

...

Pada saat Qin Jiayan selesai merekam wawancara dan meninggalkan stasiun TV, sudah jam 11 malam.

Sopir yang sudah menunggu di luar stasiun langsung turun dari mobil dan membuka pintu mobil ke kursi belakang saat melihat Qin Jiayan keluar dari stasiun dengan dikelilingi kru TV. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada anggota kru, Qin Jiayan membungkukkan badannya dan masuk ke dalam mobil. Pengemudi itu mengikuti dan masuk ke dalam mobil. Saat dia memulainya, dia berkata, "Mr. Qin, Nyonya Gu menelepon lebih awal untuk memberitahu Anda untuk datang menginap di rumahnya malam ini. " Oleh "Mrs. Gu, "pengemudi itu mengacu pada saudara perempuan kandung Qin Jiayan dan istri Gu Yusheng, Qin Zhi'ai.

Qin Jiayan menerima undangan tersebut dan meminta pengemudi untuk pergi ke rumah Qin Zhi'ai. Saat mobil mulai menyala, Qin Jiayan menundukkan kepalanya untuk melihat ponselnya sebelum dia bersandar di sandaran kursi mobil dan menutup matanya untuk tidur siang.

Setelah mereka mengemudi selama beberapa waktu, pertanyaan yang diajukan pembawa acara tiba-tiba bergema di telinga Qin Jiayan.

Apakah alasan Anda melajang karena ada seseorang yang Anda minati?

Alis halusnya sedikit mengernyit, dan ekspresinya yang tenang dan lembut untuk sesaat berubah menjadi rumit, tetapi setelah dengan cepat memilah perasaannya, dia kembali ke sikapnya yang tenang dan menoleh untuk menghadap jendela dan membuka matanya. Ketika pemandangan malam terhalang oleh pepohonan, dia menjawab dengan lantang pertanyaan pembawa acara lagi, "Tidak."

...

Saat Qin Jiayan pulang, semua orang sudah tidur. Dia diam-diam naik ke atas dan diam-diam memasuki kamar tidurnya. Setelah mandi air panas, dia berbaring di tempat tidur dan membalik-balik berita sebentar sebelum tidur.

Setelah tertidur lelap, QIn Jiayan mulai bermimpi. Seorang gadis dengan gaun putih panjang memberinya senyum lembut dan berseri. Setiap kali dia berbicara dengannya, dia pertama-tama akan memanggil, "Jiayan."

Sejak masa mudanya, semua orang, baik itu ayahnya yang sudah meninggal, ibunya, atau saudara perempuannya yang paling dicintainya, memanggilnya Jiayan, tetapi tidak ada yang membuatnya terdengar semenarik bagaimana gadis ini menyebut namanya. Setiap kali dia memanggilnya, suaranya menyentuh bagian paling lembut di hatinya.

"Jiayan, bisakah kita pergi dan makan daging babi rebus di kantin hari ini?"

"Jiayan, ingatlah untuk menyediakan tempat duduk untukku di ruang revisi siang ini."