「 *O2. Gadis Bodoh 」

2.9K 196 5
                                    


• A Z A R G A S •
「 *O2. Gadis Bodoh 」

Fisika lagi, fisika lagi.

Hufftt.

Jujur saja Adara benci semua mata pelajaran yang ada unsur hitung hitungannya. Bisa ditanya, bahkan rumus Phytagoras pun ia lupa. Entah apa yang ada di dalam otak cantiknya itu. Sambil menatap ke jendela, ia memainkan bolpoin dan menjepitnya diantara bibir dan hidung mancungnya.

"Adara Dekencana! " Suara tegas nan memekikkan telinga itu spontan membuat bahu Adara terangkat dan menjatuhkan bolpoin tadi.

"Iya bu? " Tanya Adara yang memasang tampang tidak berdosa.

"Kamu dengerin saya nggak sih daritadi? " Tanya Bu Soraya, wanita paruh baya yang menjabat sebagai guru fisika itu.

"Dengerin kok Bu, cuma saya nggak ngeliatin aja." Adara berdalih yang membuat Janira, sahabat sebangkunya menahan tawa.

"Kamu tuh ya! Mau liat seberapa merahnya nilai fisika kamu semester ini? Kamu udah kelas 11 Adara, jangan main-main sama nilai." Khotbah Bu Soraya.

"Iya Ibu tenang aja, nanti saya ranking satu Ibu kaget."
Adara tersenyum meyakinkan, sedangkan teman sekelasnya semua menahan geli.

"Haduh! Pokoknya kamu harus kejar ketertinggalan kamu di semester ini. Jangan harap ibu berbaik hati!" Ungkap Bu Soraya yang kemudian melanjutkan lagi pemaparan materinya di papan tulis.

"Gaada obat emang lo, Ra." Janira yang sedari tadi menahan tawa kini tertawa lepas.

"Lagian nggak semua pelajaran gue bego kok, ibunya aja yang lagi sensi." Jawab Adara yang masih saja memainkan pulpennya.

"Kalo lo ga naik kelas gimana?" Tanya Janira.

"Tau ah Jan, gue juga belum tau lulus mau jadi apa." Ucap Adara santai seakan akan masa depan bisa ia rancang dalam satu hari. Janira hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya ini.

🕊🕊🕊

Istirahat pun akhirnya datang juga. Adara sudah mual oleh rumus-rumus yang padahal ia sendiri tidak pernah dengarkan. Rasanya seperti keluar dari penjara.

"Kei udah nunggu depan tuh, cepetan keburu kantin rame. " Janira menarik tangan Adara, Keisha sudah menunggu di depan pintu kelas mereka.

Biasanya memang mereka hanya bertiga, kebetulan Keisha tidak berada di satu kelas yang sama. Setiap orang yang melihat ketiganya berjalan berdampingan, seperti melihat tiga model sedang cat walk.

Adara dan wajah blasternya yang selalu memancarkan aura positif, Janira si selebgram, dan Keisha yang merupakan flyer di tim cheerleaders sekolah. Kolaborasi yang luar biasa.

Biasanya mereka bertiga makan di lapak bakso kantin sekolah. Dan tanpa perlu mencari tempat duduk kosong, 3 buah kursi dengan meja berukuran sedang sudah tersedia di dekat jendela. Seramai apapun kantin, entah kenapa tidak ada yang berani menduduki 3 bangku di kios bakso ini.

"Mang! Bakso 3, sama es tehnya! " Adara mengeraskan suaranya agar Mang Budi, si tukang bakso mendengar.

"Siap neng! "

AZARGAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang