• A Z A R G A S •
「 *12. Baik-Baik Saja 」Jeffandra mengisap rokoknya kasar. Sambil bertatapan dengan langit, ia membiarkan hembusan asap rokoknya dibawa angin. Mengacak rambutnya kesal dan berkali-kali merutuki dirinya sendiri.
Emosinya terasa bercampur aduk saat ini. Marah, sedih, bingung, menyesal, dan rindu.
Tidak pernah ia bayangkan akan ada hari dimana ia harus merasakan semua perasaan ini di waktu bersamaan. Semuanya terasa kacau.
"Ekhm!"
Suara yang tegas namun hangat terdengar membelakangi Jeffandra. Spontan Jeffandra menoleh, membuyarkan semua pikirannya.
"Jadi, kamu Jeffandra?"
Alis Jeffandra menyatu sempurna diikuti kerutan di dahinya. Siapakah wanita paruh baya dengan setelan kerja yang tengah bersandar di tiang gedung ini?
Dari posisinya, seperti wanita ini sudah berada di tempatnya cukup lama. Berarti, sedari tadi tingkahnya sedang diperhatikan.
"Saya Kirana, ibunya Adara." Kirana berjalan mendekati Jeffandra yang masih duduk dengan tatapan bingung dan jangan lupa,masih terselip rokok di jari-jarinya.
'Ibunya Adara?'
Jeffandra memperhatikan Kirana lebih teliti. Wajah Rusia yang mendominasi dan senyum yang ia kenal persis seperti seseorang. Benarkah wanita ini ibunya?
"Bolos ya pasti?" Kirana tanpa ragu duduk di sebelah Jeffandra. Menatap remaja laki-laki seusia anaknya ini dengan penuh perhatian.
Jeffandra yang kembali tersadar kenyataan, tiba-tiba saja melempar rokoknya asal dan merapikan seragamnya yang sering dibilang gaya berandalan. Entah kenapa setelah mengetahui wanita di depannya ini adalah Ibu Adara, otaknya memberi perintah untuk tampil lebih baik. Jangan sampai ia memberi kesan buruk.
"No, no! Gapapa, saya nggak keberatan kamu merokok, bolos atau seragam berantakan. Saya lebih suka, kalau kamu jadi dirimu sendiri." Kirana tersenyum lembut, senyumnya persis seperti Adara.
"A- Saya-"
"Santai aja, saya kesini bukan buat interogasi. Cuma mau liat remaja laki-laki yang dicintai Adara."
Jeffandra agak terkejut mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Kirana. Ia pikir Kirana bisa saja langsung menamparnya dengan berbagai alasan. Entah karena putrinya terluka, atau karena melihat dengan jelas Jeffandra sedang merokok dengan penampilan kacau.
Kirana meneliti setiap sudut wajah Jeffandra. Alis tebal, mata hitam tajam, hidung mancung, bibir sempurna, dan rahang yang tegas. Mungkin jika ia masih remaja, ia bisa langsung jatuh cinta.
"Wow! Selera Adara tinggi juga." Kekeh Kirana.
Jeffandra masih bingung dan mencerna apa yang sedang terjadi. Alih-alih bersikap keibuan, Kirana malah tertawa lepas sambil menepuk pundak Jeffandra seperti teman sebaya.
"Saya-"
"Saya.. Minta maaf."
Jeffandra sendiri tidak tahu ia meminta maaf untuk apa. Kesalahannya ada begitu banyak yang ia sadar, pasti tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekedar kata maaf.
"Untuk apa? Kamu nggak salah. Remaja memang harusnya begini kan?"
"Adara- Adara jadi trauma gara-gara saya." ucap Jeffandra sambil menunduk, tak berani menatap manik mata Kirana. Sedangkan Kirana hanya tersenyum sambil menatap hiruk pikuknya kota Jakarta yang terangkum dengan tenang dari tempat mereka sedang duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARGAS ✔
Teen FictionSiapa yang tak kenal AZARGAS? Perkumpulan remaja SMA setara mafia ini dipimpin oleh Jeffandra Wardhana Alpierro. AZARGAS bukan perkumpulan anak-anak berandal atau geng motor dengan balap liarnya, AZARGAS lebih dari itu. Perkumpulan ini mengendalikan...