「 *O5. Malam Mengerikan 」

2.1K 205 3
                                    


• A Z A R G A S •
「 *O5. Malam Mengerikan 」

Adara mengikat tali cokelat pastel dengan hati-hati di kotak makan persegi berisi cookies. Tak lupa ia tambahkan notes berisi kata-kata penyemangat untuk si calon penerimanya.

Kemarin ia baru saja mencoba resep cookies dari internet. Setelah 3 kali gosong, akhirnya ia berhasil memanggang cookies-nya dengan benar.

Namun, sepersekian detik berikutnya, Adara menghela nafas. Apakah ini akan jadi makanan selanjutnya yang mungkin diacuhkan Jeffandra? Kenapa laki-laki itu sangat menolak makanan manis? Padahal menurut riset, makanan manis akan memberikan kebahagiaan pada orang yang memakannya.

Siapa peduli, Adara tidak akan pernah absen memberikan Jeffandra makanan manis buatannya. Sampai seorang Jeffandra luluh karenanya, dan sampai ia tidak lagi harus menyaksikan penolakan dari bibir pedas Jeffandra.

🧁🧁🧁

"Ra, PR fisika lo mana? " Tanya Janira sambil memegang tumpukan buku tulis di tangan kanannya. Janira yang merupakan sekretaris kelas, bertugas mengumpulkan PR saat guru mata pelajaran tidak mengajar. Adara hanya menoleh sebentar, lalu melanjutkan gerakan tangannya di buku gambar.

"Hah? Emang fisika ada PR? " Adara berlagak heran, padahal jika ia tahu ada pekerjaan rumah pun ia tidak akan mengerjakannya.

"Duh goblok banget gua, ngapain juga nanyain PR ke lo." Janira lantas berjalan ke belakang meja Adara untuk mengumpulkan tugas lainnya.

"Brukkk"

Janira meletakkan tumpukan buku tulis pekerjaan rumah di atas mejanya.

"Lo kemarin kemana Ra? Gua sama Kei telponin ngga diangkat-angkat. " Ucap Janira sambil mengecek siapa saja yang belum mengumpulkan PR.

"Kemarin? Gue abis pulang sekolah bikin cookies sampe jam 12 malem. Abis gosong terus, kan kesel"

"Lo gaada takutnya apa sama Jeffandra? Kalo suatu saat dia kesel, trus kehilangan akal sehatnya gimana? Dia itu ketua AZARGAS. Lo bisa abis, Ra. "

"Makanya gue mau ngejinakin. Gue yakin kok, suatu saat Jeffandra mau nyicip makanan gue. Manusia itu punya titik luluh, ya kan? " Jawaban optimis dari Adara yang selalu ia keluarkan ketika pertanyaan seputar Jeffandra dilontarkan.

"Jujur aja, waktu gua berani nunjuk-nunjuk dia di kantin itu gua juga gemeteran. Matanya itu loh, serem. Kalo bukan karna lo sahabat gua, sumpah nggak bakal gua ikut campur. " Janira bergidik ngeri membayangkan tatapan Jeffandra yang masih terekam jelas di ingatannya.

"Gue nggak tuh. Biasa aja, justru matanya yang bikin gue jatuh cinta. Beda aja gitu dari yang lain. "

"Ah, serah lo lah."

Daripada melanjutkan perdebatan tak berujung, Janira memilih fokus pada pekerjaannya.

-

Hari ini waktu terasa berjalan sangat cepat. Tiba-tiba saja bel paling ditunggu sudah berbunyi. Adara segera mengeluarkan kotak makan berisi cookies buatannya. Ia berniat memberikannya pada Jeffandra saat pulang sekolah, karena saat istirahat tadi Adara tidak menemukan batang hidungnya.

AZARGAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang