「 *O7. Sesuatu yang Hilang 」

2.6K 231 5
                                    


• A Z A R G A S

*O7. Sesuatu yang Hilang 」

Seberkas sinar matahari akhirnya menembus tirai jendela apartemen Jeffandra. Si empunya langsung terbangun karena menyadari adanya keanehan di pagi harinya. Siapa yang membuka tirai?

Jeffandra mengusap-usap matanya sambil mencoba mengumpulkan segenap nyawanya yang masih terkumpul di kasur.

"Bangun, woy! Jam segini masih pelukan sama bantal aja lo!" Suara yang memekakkan telinga itu sukses membuat Jeffandra sadar, sesadar-sadarnya.

"Ck! Ngapain sih lo kesini?! " Jeffandra melempar bantal tepat ke wajah Bara.

"Mampir aja. Ini kan hari minggu, Jep. Bosen gue di rumah. Pasti dibujukin pindah ke pesantren terus." Bara mendengus. Ia memang sudah diwanti-wanti oleh orang tuanya untuk pindah ke pesantren. Bagi orang tuanya, AZARGAS hanya mengajarkan keburukan pada Bara.

"Sendiri? " Tanya Jeffandra sambil mengenakan kaosnya asal.

"Taraaa! Ada gue juga kok Jep, tenang aja. Ga bakal sepi hidup lo. " Dito masuk ke kamar Jeffandra yang cukup luas namun agak berantakan itu.

Tak lama kemudian Fahri dan Raymonda pun muncul di balik pintu. Jeffandra menghela nafas. Hancur sudah rencana tidur di hari liburnya.

"Terserah lo pada mau ngapain di apartemen gua. Tapi hari ini gua gamau keluar. " Ujar Jeffandra mengingatkan. Ia sedang malas berpergian.

"Iye tenang aja. Tujuan kita mau kesini cuma numpang makan sama Wi-Fi." Balas Monda sambil duduk di sofa mini milik Jeffandra.

"Kek orang gapunya duit aja lo Mon. Kan elo yang paling kaya. " Bara melempar kacang sukri pada Monda. Ia dapatkan dari kulkas Jeffandra tentunya.

"Goblok anjing! Abis dimasukin ke mulut malah dilempar ke gua. Bangsat! " Monda membersihkan jaket boomber-nya dari serangan kacang sukri plus air liur Bara itu.

"Ribut aja terus lo bedua. Ga pegel apa. Btw gua sakit pinggang abis dari Adibrata lusa kemarin. " Curhat Dito sambil merebahkan tubuhnya di kasur Jeffandra.

"Lo nggak ngapa ngapain setan! Jaga base doang aja belagu. " Monda melempar kacang sukri bekas mulut Bara dengan jijik ke arah Dito.

"Capek bener pokoknye. Langsung diurut ke dukun gua abis dari Adibrata. " Ucap Dito sambil berlagak paling kelelahan diantara mereka berlima.

"Jepri yang beneran capek goblok. Ngabisin 7 bajingan itu sendirian. Gua dikasi jatah anak buahnya doang. Apaan coba. " Racau Bara yang sedikit kesal karena ia hanya mendapat sedikit bagian penghabisan lusa kemarin.

"Rolex gua rusak gara-gara itu." Monda terlihat keki sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Rolex mah serpihan rengginang bagi elo Mon. Ga ada harga dirinya. Gua jadi elo udah nangis darah. " Bara, alay.

"Lebay lo semua. Kalo mau curhat jangan kesini." Jeffandra memasang tampang jutek sambil meneguk soda kaleng yang barusan ia ambil dari dapur.

"Adara gimana kabarnya, Dit? " Tanya Fahri sambil melipat majalah pada Dito yang bertugas mengantarkan Adara pulang saat malam penghabisan itu.

AZARGAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang