「 *O4. Fisika dan Bittersweet 」

1.7K 209 10
                                    

• A Z A R G A S •
「 *O4. Fisika dan Bittersweet

Suasana di SMA Rawikara pagi ini cukup tenang dengan awan teduh di atasnya. Sekolah dengan bangunan dan fasilitas yang memadai ini terlihat bonafide dari sisi manapun. Siswa-siswi terlihat berbincang ria sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Lain halnya dengan suasana di depan gerbang. Guru Bimbingan Konseling berjejer di sepanjang pintu gerbang SMA Rawikara. Ternyata, razia dadakan sedang digelar. Guru-guru pengawas ini menyaring siswa yang tidak memakai atribut dan menyita sepatu serta jaket yang tak sesuai peraturan.

Tak jauh dari sana, pemilik motor ninja merah satu-satunya di sekolah ini berdecak kesal. Kenapa harus ada razia di hari ini?

"Bar! Lo dimana sekarang? Bawain gua kloningan atribut sekolah! Rawikara lagi razia." Ujap Jeffandra pada Bara di seberang telpon.

"Hah?.... Hoaahmm....... Ini siapa? "Jawab Bara dengan suara suntuk.

"Anjing bangun lo! Cepet ke sekolah bawain gua atribut! " Jeffandra mengulangi lagi perkataannya agar Bara segera mengumpulkan nyawanya.

"Hah? Siapa sih?.... Oh, kenapa jep? "

"Bawain gua atribut, bangsat lola lo. "

"Yaelah, Jep lo kaya gatau gua. Gua dateng siangan nanti, beli sana ke koperasi. Uda kek orang miskin aje."

"Lo--"

"Tuuuutt..... Tuuuttttt...... "

Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Bara.
Tentu saja akan ada pertumpahan darah nanti, Jeffandra sudah menyiapkan hukuman apa yang pantas untuk Bara.

Jeffandra nyaris membanting ponselnya karena kesal. Ia lalu menghubungi Monda yang ia rasa paling mungkin membawakan atribut ketimbang Bara yang tidak bisa diandalkan untuk urusan seperti ini.

"Halo, Jep? "

"Bawain gua atribut ke sekolah cepetan anjing."

"Atribut apaan? Gua lagi di hotel, Jep. Minta tolong Bara aja coba."

Tanpa menjawab Monda, Jeffandra mematikan sambungan telponnya duluan. Kenapa disaat ia butuh, teman-temannya malah hilang dan memberinya banyak alasan.

Jeffandra tidak mau menghubungi kedua sahabat lainnya karena pasti akan berakhir sama seperti tadi. Bisa dibilang hari ini ia memang datang terlalu cepat.

Tanpa disadari, seorang gadis dengan senyum manisnya sudah berdiri di samping Jeffandra yang masih duduk di motornya.

"Kok nggak masuk? " Tanya Adara. Gadis inilah alasan mengapa Jeffandra malas berurusan dengan BK. Lagi-lagi ia pasti akan dihukum bersamaan dengan si bodoh ini.

"Bukan urusan lo. "

"Bittersweet-nya enak ngga Jeff? " Tanya Adara dengan mata coklatnya yang berbinar.

"Gua nggak makan. " Jawab Jeffandra singkat, ia memang tidak menyentuh bittersweet itu sama sekali. Bara dan Dito lah yang menghabiskannya.

AZARGAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang