「 *29. Makan Malam? 」

2.5K 179 78
                                    

• A Z A R G A S •
*29. Makan Malam? 」

"Darimana?" tanya Jeffandra dengan suara berat disertai tatapan membunuh.

"Jeff- maaf gue lupa ngabarin__"

"Gua tanya, lo sama dia darimana?" ulang Jeffandra.

"G-gue sama Alvaro abis belajar bareng. Gua mau kasih tau ke lo kalo kita berdua jadi perwakilan lomba fisika Nasional. Jadi_" Adara sempat terbata-bata saat menjelaskan situasinya, ia takut salah bicara dan membuat Jeffandra marah.

"Oke. Sekarang gua tanya ke lo," Jeffandra yang memotong ucapan Adara pun kini beralih pada Alvaro."atas seizin siapa lo bawa Adara pulang di jam segini?" tanya Jeffandra dengan suara pelan namun penuh penekanan.

"Lo nggak denger apa kata Adara? Gua sama dia abis belajar bareng." jawab Alvaro.

"Oh. Bener? Cuma belajar? Nggak mampir ke bioskop?" tanya Jeffandra sambil menyeringai pada keduanya.

Kini baik Adara maupun Alvaro terdiam. Tidak ada lagi yang bisa mereka tutupi begitu Jeffandra menggelar kenyataan. Jangan tanya mengapa Jeffandra bisa tahu. Di setiap sudut Jakarta, tersebar banyak anggota AZARGAS yang menjadi mata-mata Jeffandra.

"Kalo gua emang ngajak dia jalan kenapa? Adara sama lo nggak pacaran kan?" tanya Alvaro dengan enteng.

"Lo--!"

"Jeff! Salah gue! Gue yang ngajak Alvaro nonton sama jalan! Kalo lo mau marah, marah aja sama gue!" Adara mencoba melerai dan menghadang tubuh Jeffandra yang semakin mendekat emosi ke arah Alvaro.

"Minggir, Ra."

Adara menggeleng. Ia tak mau sesuatu terjadi. Bahkan ia baru saja merasa harinya begitu menyenangkan.

Jeffandra memegang erat bahu Adara dan mendorongnya pelan agar jalannya tidak terhalang.

Tentu saja dengan tenaga itu, kaki Adara spontan melangkah minggir karena merasa terdorong.

"Jeff!__"

"Ini salah gua,Ra. Biar gua yang selesain." ucap Alvaro saat Adara hendak menghadang kembali.

Adara entah kenapa refleks berhenti. Tak tahu apa penyebabnya, tapi ia seperti mendadak tak mampu melerai keduanya.

Baik Alvaro maupun Jeffandra kini hanya menyisakan jarak dalam hitungan senti. Mata yang hampir mirip itu beradu, menyalurkan emosi masing-masing.

Jeffandra semakin panas melihat Alvaro yang masih terlihat tenang tanpa wajah bersalah sedikitpun. Sekelebat dendam berlalu di pikirannya. Seketika pikiran Jeffandra gelap. Dengan tangan yang sudah mengepal, Jeffandra mengeraskan rahangnya.

TIIINNN!!!

Klakson mobil tiba-tiba saja memecah emosi Jeffandra. Kini Jeffandra, Alvaro, dan Adara mengalihkan perhatian pada si pemilik mobil.

"Kalo mau bicara jangan di jalan sayang, suruh masuk dong tamunya, Ra." Seorang wanita paruh baya yang cantik menyembulkan kepalanya dari kaca mobil. Kirana.

Spontan Adara membuka gerbang, Alvaro mundur beberapa langkah, dan Jeffandra berbalik dan meminggirkan motornya agar mobil wanita itu bisa masuk ke dalam garasi. Sedari tadi mereka memang berada tepat di depan gerbang rumah Adara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZARGAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang