• A Z A R G A S •
「 *13. Baik-Baik Saja 2 」"Hari ini jadi kan, Jan?" tanya Keisha pada Janira yang masih membereskan buku fisika di mejanya. Karena ini hari sabtu, jam pulang sekolah jadi lebih cepat dari hari biasanya.
"Jadi dong, lo bisa kan, Ra?" Janira kini melempar pertanyaan pada Adara yang masih sibuk dengan laptopnya. Di kelas itu hanya ada mereka bertiga, karena siswa lain sudah pulang sedari tadi.
"Hm? Jadi dong. Langsung cabut?" tanya Adara.
"Iyalah, lo mau keburu sore?" Keisha menoyor kepala Adara, membuat gadis itu mengusap-usap kepalanya. Adara langsung mematikan laptop dan memasukkannya ke dalam ransel biru kesayangannya.
"Kuy!"
Ketiga gadis dengan tinggi hampir setara itu melangkah keluar kelas bersamaan sambil mengobrol santai menuju gerbang.
Sebelum pergi ke rumah Janira, seperti biasanya mereka memesan batagor.
"Belanja bahan makanannya udah kan, Jan?" tanya Keisha sambil mengeluarkan checklist dari tasnya.
"Udah, pokoknya semua udah. Lo tenang aja."
"Gua takut aja kaya pas terakhir kali kita rencana mau main ke rumah lo, taunya hari itu juga lo penerbangan ke Singapura. Itu nyesek banget Jan, sumpah" ujar Keisha yang membuat kedua sahabatnya tertawa.
"Gua udah bawa-bawa piyama couple buat betiga, taunya dia mau liburan. Lagian lo ngapa bisa lupa coba? Heran gue." Adara memasukkan potongan batagor ke mulutnya.
"Engga, tenang aja. Pokoknya hari ini gua jamin lancar. Di rumah juga lagi gaada orang. Lo mau jungkir balik kaga ada yang peduli."
"Kalo terjadi lagi, gua mundur jadi sahabat lo Jan. Mohon maaf." canda Keisha.
"Kagaaaa!"
"Btw, sopir lo biasanya jam segini udah dateng. Keburu sore nggak sih?" tanya Adara sambil melirik arlojinya.
"Sopir gua nggak jemput hari ini. Kan kita mau berangkat sama-"
"Jan! Jadi kan?" Suara berat khas laki-laki remaja itu terdengar jelas dari tempat ketiganya sedang duduk.
"Nah, itu Bara." Janira bangkit dari kursinya dan menghampiri Bara yang sedang memeluk helm-nya.
"Loh? Sopirnya nggak jemput katanya? Lah, trus kita ke rumah dia naik apa?" Adara menoleh penasaran pada Keisha.
"Janira belum bilang sama lo, Ra?"
"Hah? Bilang apa?"
"Kita kan mau berangkat sama pentolan AZARGAS. Mereka katanya ikut." jawab Keisha santai sambil menyeruput es tehnya.
"Demi apa?!" Adara spontan menggebrak meja yang membuat orang di sekitarnya langsung menoleh. Sedangkan Keisha terlanjur tersedak.
"Janira nggak bilang sama gue anjir! Maksud lo pentolan AZARGAS itu Jeffandra sama keempat temennya?" tanya Adara lagi. Keisha hanya menganguk sambil mencoba meredakan nyeri di tenggorokannya akibat tersedak.
"Oh, My!"
"Santai kali, Ra"
"Santai? Lo lupa apa yang Jeffandra lakuin ke gue seminggu yang lalu, Kei? Gua masih takut ketemu dia!" Adara rasanya ingin kabur ditelan bumi atau apalah, yang penting ia dijauhkan dari situasi mengerikan yang mungkin akan berlangsung beberapa menit dari sekarang.
"Kan kita rame, Ra. Ga bakal dia ngapa-ngapain lo lagi. Lagian setau gua kejadian seminggu yang lalu itu bukan karna dia benci sama
lo, Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARGAS ✔
Teen FictionSiapa yang tak kenal AZARGAS? Perkumpulan remaja SMA setara mafia ini dipimpin oleh Jeffandra Wardhana Alpierro. AZARGAS bukan perkumpulan anak-anak berandal atau geng motor dengan balap liarnya, AZARGAS lebih dari itu. Perkumpulan ini mengendalikan...