• A Z A R G A S •
「 *24. Penggangu atau Penyelamat? 」Adara menoleh ke ambang pintu kelasnya. Laki-laki dengan senyuman di matanya itu mengangkat novel biru awan yang Adara cari-cari.
Tanpa menunggu lama, gadis itu segera berjalan ke arahnya.
"Punya lo, kan?" Alvaro menyodorkan novel biru awan itu pada Adara.
"Kok? Kok bisa ada di lo?" tanya Adara sambil meraih novelnya.
"Pas lo laki-lari di koridor, ini jatuh." jelas Alvaro. Bodohnya Adara, ia bahkan tidak ingat saat menabrak punggung Alvaro, novelnya ikut terjatuh dan ia lupa mengambilnya kembali.
"Ya ampun! Btw thanks ya!"
"Sama-sama." jawab Alvaro singkat sambil hendak berbalik.
"Ehh! Bentar, sebagai ucapan terimakasih, gimana kalo gua ajak lo keliling sekolah. Tadi pas sama Bu Diana pasti ngga seru kan? Bu Diana emang garing, tapi kalo sama gue dijamin asik." tawar Adara.
"Boleh."
"Apa yang boleh?" Suara berat khas yang Adara sangat amat kenal itu datang bersamaan dengan langkah kaki yang semakin mendekat.
Baik Adara maupun Alvaro keduanya menoleh.
"Jeff, kenalin dia Alvaro. Anak baru." Adara memperkenalkan Alvaro pada Jeffandra dengan antusiasnya.
Sedangkan Jeffandra kini malah melempar tatapan membunuh pada Alvaro. Bisa-bisanya si brengsek ini berani mendekati Adara.
"Ngapain lo kesini bangsat?!" sarkas Jeffandra.
"Jeff!"
Adara menghalangi tubuh Jeffandra yang mulai mendekat ke arah Alvaro. Dari tatapannya saja Adara sudah tahu apa yang mungkin akan terjadi beberapa menit ke depan.
"Ra! Lo dipanggil Bu Soraya!" Janira yang tidak tahu menahu soal situasi tegang itu dengan santainya datang dan menyampaikan pesan dari guru fisika untuk Adara.
"Oopss... sorry." Begitu menyadari atmosfer mengerikan sedang terjadi, Janira langsung menutup mulutnya.
"Kenapa, Jan?" tanya Adara agak sedikit panik.
"Gatauu. Mending lo cepet kesana sekarang. Sebelum Bu Sora rapat." usul Janira.
Mengapa timingnya tidak pas sekali. Bagaimana Adara bisa meninggalkan dua orang yang bisa saja menimbulkan keributan ini jika ia tinggalkan. Adara mengacak rambutnya frustrasi.
"Oke. Lo jangan macem-macem Jeff. Gue ke ruang Bu Sora bentar." Sebelum pergi, Adara memberikan pesan pada Jeffandra. Laki-laki itu mengangguk mencoba meyakinkan.
"Keliling sekolahnya lain kali aja ya, Var. Gue duluan." ujar Adara lagi pada Alvaro.
Dengan cepat Adara bergegas menuruni tangga menuju ke ruang guru. Entah apa yang begitu penting sehingga ia harus buru-buru.
Setelah gadis itu pergi, tinggallah dua remaja laki-laki yang diantaranya terselip dendam dan kemarahan itu.
"Ngapain lo deketin Adara anjing?!" Jeffandra tanpa ragu meraih kerah baju Alvaro, membuat seragam yang semula tapi mulai kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZARGAS ✔
Teen FictionSiapa yang tak kenal AZARGAS? Perkumpulan remaja SMA setara mafia ini dipimpin oleh Jeffandra Wardhana Alpierro. AZARGAS bukan perkumpulan anak-anak berandal atau geng motor dengan balap liarnya, AZARGAS lebih dari itu. Perkumpulan ini mengendalikan...