14

5.9K 588 96
                                    

Sesampainya di kantor Gracia langsung berkutat dengan seabreg berkas - berkas yang harus di teliti dan di tandatangani, hingga tak terasa  jam pulang kantor tiba.

Tapi Gracia masih enggan beranjak dari ruangannya.

Hatinya kembali terasa sakit dan merasa tidak dihargai perjuangannya oleh Shani.

Wktu terus berlalu , akan tetapi Shania Gracia masih termenung berdiri dekat jendela , memandang luas kota jakarta dengan kerlap kerlip lampu yang sangat indah.

Pikirannya tidak tenang, hatinya pun semakin  gundah, sedih dan juga galau memikirkan nasib pertunangannya dengan Shani, air matanyapun tak mau mengering, seakan setia menemani sang empunya.

Bukan perkara mudah untuk bisa menjadi all around seperti Gracia.

Dirumah dihadapkan dengan segudang pekerjaan rumah tangga, dari nyuci semua pakaian , masak, nyapu, ngepel, bahkan sampai setrika baju saja Gracia yang mengerjakan, belum lagi di kantor harus mengurusi dua Perusahaan dan satu Yayasan.

Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya Gracia belum lagi ditambah dengan acara antar jembut tunangannya.

Tapi bagi seorang Gracia semua itu dia nikmati dan dia kerjakan dengan iklas .

Sedangkan Shani hanya terima beres , semua sudah disiapkan sama Gracia.

Mau makan tinggal makan.

Mau pakai baju tinggal pakai , sudah rapi licin di setrika sama Gracia.

Dan setiap pagipun sudah disiapkan.

Mau pakai sepatu tinggal pilih, karena Gracia sudah membelikannya dan juga membersihkan setiap habis di pakai.

Bahkan sampai urusan merapikan tempat tidur saja, Gracia sendiri yang membereskannya.

Tapi kadang masih gak bisa diterima oleh Shani, tidak jarang  Gracia  mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan hati.

Shani hidup bak putri raja , apapun yang di inginkanya sudah tersedia tanpa cacat dan cela sedikitpun.

Sedangkan Gracia, seperti seorang pesuruh bagi Shani , ya walaupun Shani gak pernah memintanya.

Semua itu keinginan Gracia sendiri.

Gracia hanya mengharapkan sikap yang manis dan lembut dari tunangannya itu, setidaknya menghargai usaha dan pengorbanannya.

Hal yang sangat sederhana dan sepele, bukan?

Mungkin bagi orang awan itu hal yang sangat mudah didapat.

Tapi tidak dengan Gracia, hal tersebut tak ubahnya seperti mencari butiran debu di tengah babatuan.

Atau bahkan seperti mengharapkan tumbuhnya jamur di musim kemarau.

Hingga sampai detik ini belum pernah Gracia rasakan, manisnya ucapan yang keluar dari kedua bibir tunangannya itu , yang kata orang senyumnya membius dunia.

Belum pernah ditatap dengan teduh, yang kata orang tatapannya bisa mengalihkan dunia mereka.

Belum pernah mendapatkan perlakuan yang lembut , yang kata orang sikapnya seperti seorang putri raja yang ( lembah manah) rendah hati dan santun.

Belum pernah mendapatkan kepolosan dari parasnya , yang kata orang sempurna bak bidadari tak bersayap.

Yang diterimanya hanya kata - kata ketus dan jutek.

Juga kata - kata sindiran dan cibiran yang menyakitkan.

Sebenarnya kalau Gracia mau apapun bisa didapatkannya.

JODOHKU BUKAN PILIHANKU ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang