12

6.4K 574 143
                                    

Akhirnya, mau gak mau  Shani pun bertunangan, dengan Gracia, tentu disini Shani dengan amat terpaksa menerima, walaupun dengan setengah hati.

Kini kebebasannya direnggut secara paksa, masa remajanya pun harus dia relakan demi kebahagiaan orang tuanya, bahkan hati dan cita - citanya pun harus is gadaikan demi menuruti kemauan orang tuanya.

Apakah aku harus menyesalinya, apakah aku harus terus menangisinya, hidup ini harus berjalan dengan semesti nya.

Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku katakan pada Nando, jika kelak dia kembali , menagih janji yang pernah aku ucapkan.

Maafkan aku Nando, aku tak kuasa menolak keinginan kedua orang tuaku. Maafkan aku , aku yang telah mengingkari janji kita, janji untuk bersama selamanya.

Flashback on

Tok..tok..tok...

Ceklek

"Permisi bu, apa benar ini rumahnya Shani Indira." kata Gracia setelah pintu rumah Shani di buka oleh sang pemiliknya.

"Betul saya ibunya Shani, ada apa ya? Anda siapa? Ada keperluan apa?  "

"Perkenalkan saya Gracia dan ini papa saya Pak Harlan bu , saya temennya Shani, apa boleh saya masuk bu, kita bisa membicarakan maksud dan tujuan saya dan ayah saya kemari, gak enak kita bicara di luar."

"Oh iya silakan masuk , dan silakan duduk." sambut ibu Shani ramah.

"Maaf bu, apakah ayahnya Shani ada dirumah,? sekarang papa Gracia angkat bicara.

"Sebentar lagi pulang " jawab ibunya Shani setelah membuatkan minum untuk kedua tamunya.

"Maaf bu, kalau kedatangan kami mengganggu ketenangan kluarga ini"

"Iya ndak apa apa Pak, tapi sebaiknya nanti saja kalau ayahnya Shani sudah pulang." Bapak bisa membicarakan nya dengan suami saya." jelas ibunya Shani.

"Assalamualaikum.., bu ayah pulang." salam ayah dari luar.

"Waalaikumsalam, sudah pulang yah.? Ibu menjawab salam sambil mencium tangan suaminya.

"Ada tamu , siapa bu..?

"Gak tau yah, katanya temannya Shani dari jakarta."

"Selamat so....re..., lha, bukannya kamu Harlan ya? tanya ayah kepada tamunya dengan sedikit ragu, soalnya sudah lama sekali gak ketemu dan tentunya pangkling.

"Mas Natio....? benarkah itu kamu ?" pak Harlan berdiri menyalami sang tuan rumah dengan rasa yang masih ragu.

"Apa kabar mas, lama sekali kita gak jumpa" Harlan pun memeluk kakak tingkatnya dulu sewaktu kuliah di Jogya dengan perasaan haru.

Begitu juga dengan pak Natio tak kalah haru, bisa bertemu dengan adik tingkatnya sekaligus sahabatnya.

Harlan dan Natio walau pun dulu tidak seangkatan , tapi keduanya merupakan sahabat karib, dimana tempat selalu ada keduanya.

"Lan, ayo silakan duduk maaf tempatnya seperti ini."

"Gak papa mas, sante aja kaya sama siapa aja, "

"Masih inget gak dulu jaman kuliah kita pernah satu kos kosan dan makan nasi goreng sepiring buat berdua, karena belum dapat kiriman dari orang tua"

"Hahaha..kamu masih ingat aja Lan , jaman kita susah dulu."

Mereka berdua asyik bercerita ngalor ngidul gak jelas dan tertawa bersama sampai - sampai melupakan tujuan awal kenapa datang kerumah yang ternyata adalah sahabatnya.

JODOHKU BUKAN PILIHANKU ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang