Seminggu sudah Gracia dan Shani berada di Belanda, kini saatnya mereka kembali ke Indonesia.
Bandara Sutta
"Sayang papa nggak bisa jemput , pagi - pagi sekali harus ke Surabaya , ada urusan perusahaan." kata Gracia setelah menerima telpon dari papanya.
"Terus kita siapa yang jemput, apa naik taxi aja Ge , aku udah capek bnget pengin rebahan."
"Ya udah yuk kita ke depan sambil nunggu taxi lewat."
Tak lama merekapun sampai di rumah pak Harlan.
"Mamaaaaa Gre kangen ma ." teriak Gracia dari pintu setelah membukanya.
"Apa kabar sayang ." tanya mama pada Shani.
"Baik ma , sangat baik seperti yang mama liat." jawab Shani sambil memeluk mama mertuanya.
"Bi , tolong diangkat barang - barangnya Shani sama Gracia." titah mama pada asisten rumah tangganya.
"Iya bu."
Gracia terheran - heran melihat mamanya yang sama sekali tak membalas sapaannya.
"Ma yang anaknya mama itu aku apa Shani si ma ." tanya Gracia sebagai bentuk protes.
"Sssstttt udah sana kamu istirahat temenin Shani." titah mama.
"Siap ma , kalau yang satu itu nggak disuruh pun pasti aku laksanakan ma." ucap Gracia sambil berlari menaiki tangga menyusul Shani
Sementara itu hubungan Shania sama Beby belum juga mendapatkan restu dari orang tua Beby.
Bukan mereka nggak berjuang untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua Beby, segala macam cara pun di sudah lakukan, tapi belum juga membuahkan hasil yang diharapkan.
Tidak mudah memperjuangkan sesuatu hal yang dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat apalagi di negara timur dengan adat dan budaya ketimurannya.
Beby pov
"Beby, terus bagaimana hubungan kalian ini mau sampai kapan, umur kalian sudah cukup untuk membina rumah tangga " tanya pak Harlan suatu hati pada Beby.
"Beby, maunya juga secepatnya pa." jawabku
"Biar papa yang bicara sama ayah kamu." tawar pak Harlan
"Nggak usah pa, biar saja seperti ini dulu, biar Beby yang berjuang sekali lagi."
Seperti makan buah simalakama , apapun keputusan yang diambil akan ada pengorbanan , akan ada ketidak nyamanan.
Setelah hubunganku sama Shania berjalan sekitar lima tahun akhirnya aku memutuskan untuk menikahi Shania empat tahun lalu
Dan kamipun kini sudah dikaruniai seorang putri yang cantik dan lucu.
Hari ini bertepatan dengan putriku umur tiga tahun , aku dan Shania serta putri kami memberanikan diri untuk mengunjungi orang tua ku di Bandung. Siapa tahu hati mereka akan luluh ketika melihat cucunya .
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum, Beby pulang ma." kata Beby lirih dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
"Walaikumsalam Beb....." jawab mamanya Beby tak kuasa melanjutkan ucapannya dan lngsung memeluk anak semata wayangnya yang sudah lebih dari lima tahun tak menemuinya.
"Mama apa kabar ." tanya Beby sambil terisak.
"Mama baik sayang." jawab mama sambil mengusap punggung anaknya.
"Ma.."
"Shania sayang sini mama peluk mama , mama kangen sama kamu juga ." tutur mama memeluk menantunya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU BUKAN PILIHANKU ( End)
Short Story"Aku bukanlah orang yang bisa mengubah racun menjadi madu" Shania gracia "Aku ingin menjadi mawar di atas meja yang melukiskan cinta walau tanpa sebuah kata." Shani Indira Natio