Page 4

828 152 50
                                    

Jangan lupa vote dan komen Chagii...
Tinggalkan jejak sebagai penyemangat..
Vote masih gratis ko...


Happy Reading!





Yuri menunggu di dekat proyek Yena, kebetulan hari ini mereka bisa pulang bersama karena Yuri shift pagi. Ia sabar menunggu kekasihnya keluar area proyek, tak lama Yena datang dengan pekerja yang lain.



Ia yang awalnya berbincang dengan teman-temannya, langsung tersenyum saat menyadari Yuri yang sedang menunggunya. Yena bergegas menghampiri Yuri agar tak menunggu lama lagi.



" Maaf lama, aku harus membersihkan diri sedikit "



" Tidak lama " Yuri menyubit kedua pipi Yena, Yena memegagi tengan Yuri.



" Minggu depan aku di beri upah, kau ingin apa? "



" Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin kau "



" Tapi, setidaknya aku traktir kau di kedai bibi Song bagaimana? "



" Boleh "



" Pipimu gempall uuuhh "



Saat Yena akan bergerak menangkup pipi Yuri, ia berhenti dan menarikanya kembali. Itu membuat Yuri bertanya-tanya.



" Kenapa oppa? "



" Enngh—, aku lupa kalau tanganku kasar. Itu tidak akan membuatmu nyaman "



Yuri tersenyum dan mengusap tangan Yena, ia tidak peduli meskipun kasar. Yuri tidak akan pernah mempermasalahkannya, karena setiap sentuhan Yena membuatnya merasa senang.



Ia menggerakan tangan Yena untuk menangkup pipinya, terlihat wajah Yena yang khawatir dan gugup.



" Ini tidak kasar, ini hanya tangan pekerja kerasa "



Yena tersenyum senang, ternyata Yuri tidak keberatan di sentuh Yena. Ia benar-benar pria yang sangat beruntung mendapatkan cinta Yuri.



" Apa pipiku terlalu gempal? "



" Iya, tapi enak di mainkan "



Yena sedikit memainkan pipi Yuri mereka tertawa bersama, Yena pun menurunkan tangannya.



" Ayo pulang biar ku antar " Ucap Yena.



" Ayo "



Mereka berjalan bersama menyusuri trotoar kota untuk pulang, tak lupa tangan yang saling bertautan erat.



" Tunggu "



Yena berhenti saat melihat penjual tanghulu tepi jalan, ia menghampiri penjual tersebut untuk membelikan Yuri sebuah tanghulu.



" Bibi, berapa harganya? "



" 1000won "



Yena merogoh saku jaketnya, ia mengeluarkan beberapa uang koin untuk membayar makanan tersebut.



" Ini uangnya bibi "



" Terimakasih "



" Ini untukmu "



Yena menyodorkan tanghulu yang ia beli untuk Yuri dengan sisa uang terakhirnya. Yuri menerimanya lalu melahapnya perlahan, mereka melanjutkan perjalanan tak lupa dengan saling bertautan.



ANNOYING GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang