Jangan lupa vote dan komen chagii..
Tinggalkan jejak sebagai penyemangat..Happy Reading!
Mentari sudah mulai naik di atas langit, karena kemarin sibuk dan banyak sekalu pelanggan. Yuri jadi bangun terlalu siang, ia membuka toko miliknya yang tepatnya miliknya dan Yena.
Satu tahun mengelola apotek sendiri membawa keuntungan yang sangat banyak, awalnya ia juga tak menyangka Yena akan memberi modal sebanyak itu untuk dirinya. Tentu saja ke untungan toko tersebut tak Yuri nikmati sendiri, ia pernah memberikannya pada Yena.
Namun pria itu terus menolak karena ia bilang itu hasil kerja Yuri, tentu Yuri merasa tak enak apalagi semua Yena yang memodalinya. Tapi Yena tetap menolak dan bilang tak perlu , ia malah mengusulkan untuk memberikan sebagiannya pada ibu Yuri.
Tak cukup itu Yena juga selalu memberi jatah belanja setiap bulannya, dari pada di gunakan Yuri lebih memilih untuk menabungnya bekal masa depan.
" Annyeong Yuri "
" Ah, annyeong Jaehwan "
Jaehwan adalah karyawan Yuri, ia sudah membantu melayani pelanggan selam 6 bulan, awalnya Yuri berpikir bisa menanganinya sendiri.
Namun semakin sini tokoknya selalu ramai karena apotek miliknya terbilang lengkap.
" Kau baru datang? "
" Aku sudah menunggu sekitar setengah jam, aku lihat tokomu masih tutup berarti kau belum bangun "
" Maafkan aku Jaehwan, aku cukup lelah kemarin "
" Tidak masalah "
Mereka pun masuk ke dalam toko, untungnya Yena membeli rumah dua tingkat dengan ruko di bawah dan rumah di lantai atas. Mempermudah Yuri dalam menjalankan usahanya, Yuri dan Jaehwan pun membereskan toko.
Ponsel Yuri berdering, ia segera mengambilnya untuk menjawab panggilan tersebut. Ternyata Yena melakukan panggilan Video, bergegas Yuri menjawab panggilan Yena.
" Halo sayangku " Sapa Yena di sebrang sana.
" Kau terlihat masih di rumah, belum berangkat? "
" Aku masih menunggu Eunseo hyung "
" Kau sudah sarapan? "
" Belum "
" Sarapan dulu sayang "
" Aw, jantungku berdetak saat kau memanggilku sayang "
Yuri tertawa melihat kekonyolan Yena.
" Jika jantungmu tidak berdetak berarti kau mati sayang "
" Ah, iya juga "
Rutinitas pagi hari dari hubungan mereka adalah selalu berkabar sebelum bekerja, karena Yena yang akan sulit memberi kabar ia akan sangat sibuk sampai Yuri harus memakluminya.
" Oppa, terimakasih uang bulanan untuk ibu. Ia senang dan sangat berterimakasih "
" Iya sama-sama, salamkan salamku pada ibu "
" Iya, maaf juga kita harus menunda pernikahan. Ayah belum bisa mengambil cuti "
" Tidak papa sayang, aku masih bisa bersabar. Tenang saja "
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING GIRL
Romance" Berhenti menggangguku " " Aku hanya menyukaimu, apa itu salah? "