My Beloved Actor, My Fake Boyfriend |24| |I Will be Your Eyes|

4.7K 429 22
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Ketika wanita itu menggerakkan tubuhnya menghadap dirinya, dengan mata biru terangnya yang terbuka, seulas senyum langsung menghiasi wajah tampan yang sebelumnya datar itu.

Logan mengedarkan pandangannya, menatap kedua orang tua dan kakak Maureen, serta Timothy, Edrick, Edgar, dan Jamie yang berjaga di ruangan rawatnya itu. Setelah memastikan mereka semua sudah terlelap, dengan susah payah dan berpegangan sana sini, Logan berpindah ke kursi roda yang berada di sebelah ranjangnya. Dengan mata menatap Maureen yang belum terlelap, pria itu menggerakkan kursi rodanya ke ranjang wanita itu.

Maureen sedikit mengernyit ketika merasakan aroma yang familiar itu berada di dekatnya. "Logan?" ucapnya pelan sambil mengangkat tangannya.

Tangan Logan otomatis mengenggam tangan yang terangkat itu dan mengarahkannya ke wajahnya sendiri. "Kamu mengenaliku?"

"Aromamu," jawab Maureen seraya menggerakkan tangannya menyusuri wajah Logan, mencoba menyimpan dan mencocokkan bentuk wajah itu dengan yang berada dalam ingatannya.

Senyum Logan melebar. Tangan pria itu tetap mengenggam tangan Maureen. "Tepat sekali. Kita sudah sering berpelukan untuk mengingat aroma masing-masing."

Maureen tersenyum lebar menanggapi.

"Mau peluk," ucap Logan dengan suara manja lalu memeluk bahu Maureen dan menyusupkan kepalanya sendiri di sekitar tengkuk wanita itu. Ia memeluk wanita itu dengan nyaman dan erat, mengingat seharian ini kekasihnya itu dimonopoli oleh keluarganya.

Dengan senyum merekah, Maureen membalas pelukan Logan dengan nyaman. "Rindu ya?"

"Menurutmu?" bisik Logan tanpa mengubah posisinya.

"Lebih dari itu."

Logan semakin mengeratkan pelukannya. "Tepat sekali." Jeda sejenak. "Apalagi dengan keadaanmu yang seperti ini."

Ingatan Logan berputar pada seharian tadi, di mana ia hanya bisa menatap saat Maureen membutuhkan sesuatu. "Tau nggak sih? Aku pingin nyuap kamu, ambilin minum, atau pun lainnya. Tapi-"

"You can't," sela Maureen pelan, penuh pengertian sambil mengusap punggung Logan yang dijawab helaan nafas oleh pria itu. Dirinya tau Logan ingin, namun untuk berpindah ke kursi roda saja, pria itu harus bersusah payah. "It's okay."

Bibir Maureen mengerucut. "Aku jadi tidak bisa menendang tulang keringmu lagi." Wanita itu menarik dirinya lalu melayangkan tatapan kesal. "Kenapa tulang keringmu harus patah sih?"

Logan terkekeh. Dengan secepat kilat, tangannya berpindah mencubit pipi Maureen. "Gemes tau nggak."

"Nggak," jawab Maureen penuh penekanan sambil menjulurkan lidahnya.

"Tambah gemes." Logan menggerakkan pipi putih Maureen dengan keras.

"Ish Logan, sakit!" Maureen mencoba menarik tangan Logan namun tangan pria itu malah berpindah menyentuh bibirnya.

"Sst. Nanti keluargamu bangun."

Dengan gemas, Maureen membuka mulutnya lalu mengigit jari panjang Logan pelan. "Biarin."

My Beloved Actor, My Fake Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang