My Beloved Actor, My Fake Boyfriend |34| |The Truth|

4.7K 374 12
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Kenapa kita ke sini?" Maureen kembali mengernyit mendapati cafe favoritnya, yang biasanya menjadi salah satu base campnya saat menulis, mengingat banyak buku di sana yang memberikan kesan lebih tenang, berada di hadapannya. Anehnya, cafe itu tampak gelap. Jangan bilang Logan mau melamarnya di sini? Tetapi kenapa? Dan bagaimana kekasihnya itu bisa tau? Tapi, emang iya Logan mau melamarnya?

"Kau akan tau Reen," ucap Flora yang berada di sisi kanan Maureen sedangkan Mun Hwa berada di sisi kiri kekasih Logan Kim itu.

Maureen menoleh dengan mata menyipit. "Jangan misterius gitu. Aku jadi gugup." Dirinya tidak berbohong. Pikirannya tidak bisa berhenti menerka-nerka dan jantungnya semakin berdetak kencang.

Flora hanya tersenyum tipis seraya mengiring Maureen ke dalam cafe itu. Dan sontak, lilin yang berjejer di sepanjang tepi lantai yang ia tapaki membuat Maureen mulai terpukau. Bahkan ia tidak memprotes saat Mun Hwa dan Flora mengambil alih mantelnya sebelum meninggalkannya.

Kaki jenjang yang dibungkus high heels nude itu melangkah semakin pelan saat matanya menangkap banyak fotonya dan Logan yang tergantung di atasnya. Mau tak mau banyak foto itu membuat ujung bibirnya tertarik ke atas.

Lalu Maureen menoleh saat sebuah layar yang tak jauh dari posisinya menyala. Kakinya semakin pelan menyusuri jalan yang ditaburi kelopak bunga itu. Matanya terpaku pada layar yang menunjukkan dirinya saat menulis di cafe ini, yang entah dipotret oleh siapa. Namun sepertinya diambil secara diam-diam.

Tetapi video selanjutnya sukses menghentikan langkahnya tepat di tengah-tengah ujung jalan itu yang berbentuk hati. Senyumnya memudar, tangannya menutup mulutnya tidak percaya. Di layar itu rekaman CCTV cafe ini diputar, di mana Logan secara diam-diam hanya menatap atau mengarahkan kamera ponselnya kepada Maureen yang sedang fokus berkutat pada laptopnya.

Jadi, pria itu tidak berbohong? Logan dan dirinya benar-benar memiliki cafe favorit yang sama?

Dan bersamaan munculnya pikiran itu di kepala Maureen, seorang pria yang memakai setelan biru mudanya yang dipadukan dengan kemeja putih melangkah mendekat sambil membawa sebuah buket berisi gulungan kertas yang dilipat menyerupai bentuk plastik setangkai bunga. Dan memang benar, di dalam banyak gulungan kertas itu terdapat setangkai mawar merah.

"What is this?" cicit Maureen dengan suara seringan bulu saat Logan sudah menjulang tinggi di hadapannya. Matanya menatap pria itu dengan tidak percaya.

Logan tersenyum. "Buka kertas-kertas ini."

Dengan tangan bergetar, Maureen mengambil salah satu kertas yang melapisi plastik bunga itu. Lalu dengan perlahan wanita itu membukanya.

"Hanya sebagian yang ditampilkan di layar. Sisanya di kertas-kertas ini," jelas Logan saat kekasihnya sudah membuka kertas yang ternyata foto dirinya sendiri di cafe ini.

"Aku tidak berbohong Mau," lanjut Logan dengan lembut saat Maureen masih menatap lekat foto itu. "Sebenarnya cafe ini milik Tae Yeong. Jadi aku dapat masuk ke sini dengan tenang dan khusus. Tanpa diketahui pengunjung umum. Lantai tiga cafe ini adalah wilayahku. Tapi siapa sangka suatu hari ada seorang wanita bermata biru terang yang memasuki wilayah khususku."

My Beloved Actor, My Fake Boyfriend (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang