XXIV

395 56 8
                                    

Hyungwon menyisir rambutnya kebelakang saat hembusan angin beberapa kali berhembus dan mengusiknya. Dihadapannya kini terdapat seorang laki-laki yang bukan lain adalah Wonho yang tengah mengiris beberapa potong apel untuknya.

Wonho tersenyum pada Hyungwon yang tengah fokus memainkan ponselnya.

"Masih pusing?"

Hyungwon bergumam dan menggelengkan kepalanya guna menjawab pertanyaan Wonho.

"Pelan pelan. Apel ini tidak akan habis begitu saja, Wonnie."

Hyungwon menyuapkan dua potong apel ke dalam mulutnya. "Hmm. Apel ini manis, hyung."

"Oh ya? Syukurlah, berarti bibi tadi tidak menipuku."

Hyungwon menusukkan garpu yang ia pakai untuk memakan apel, ia mengambil satu potong apel kemudian menyodorkannya pada mulut Wonho. "Aaaa~"

"Apa ini, hmm?"

"Buka mulut mu, ayo"

Wonho mengusak puncak kepala Hyungwon. "Thank you."

Wonho menopang dagu dengan tangan kanannya. Dilihatnya beberapa kali ponsel Hyungwon menyala, karena terdapat notifikasi yang sesekali akan menampakkan gambaran Hyungwon pada layar benda benda persegi itu.

"Masih tidak ingin menjawab Kihyun, hmm?"

Hyungwon kembali menyuapkan sepotong apel ke dalam mulutnya sebelum menggelengkan kepalanya.

"Why?"

Hyungwon menghela nafasnya yang terdengar berat. "Aku tidak ingin membuatnya khawatir, hyung.

"Niat yang baik." Ujar Wonho memakan potongan terakhir apelnya. "Ku harap kau tidak melupakan poin utamanya."

"Apa?"

Wonho terkekeh sebelum menatap kedua netra Hyungwon sembari tersenyum. Membuat lengkungan bulan sabit terlihat di wajahnya.

"Kihyun sedang hamil. Dan, tidak boleh stres."

Hyungwon terdiam. Bagaimana bisa di melupakan hal sepenting itu?.

"I-itu..."

Wonho bangkit. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. "Aku akan ke mini market. Ingin pesan sesuatu?"

"Beer."

"Okey"

Selepas kepergian Wonho. Hyungwon meraih ponselnya. Ia menatap benda dengan layar hitam legam itu. "Ki-"

Hyungwon terlonjak saat terdapat panggilan masuk pada ponselnya yang menunjukkan nama 'yoo kihyun' di sana. Dengan berusaha meyakinkan diri, Hyungwon menggeser bilah hijau pada layar ponselnya.

"Halo..."

Tubuh Hyungwon terasa kaku saat telinganya mendengar dengan jelas isakkan pada lawan bicaranya.

"Chae hikh ... akhirnya kau menjawabku... hikh-" ujar Kihyun yang terbata karena isakkannya sendiri. "I miss you, Chae"

"Ki. Aku-"

"Kenapa kau pergi ke Jeju tanpa memberitahukuuu, Chae. Kau harusnya mengerti dengan keadaanmu sendiri. Jangan memaksakan dirimu... hikh, Chae."

Hyungwon mengusap belakang lehernya. "Minhyuk tidak memberiku waktu untuk berfikir. Tapi, aku baik-baik saja... Wonho hyung menjagaku dengan baik di sini."

"Chae..."

"Ku mohon. Jangan mengkhawatirkan ku. Aku baik-baik saja, Ki. Dan, maaf tidak memberitahumu."

"Yak!!! Aku pemilik manajemen ini. Apa kalian lupa, huh?"

Hyungwon terkekeh. Terdapat sedikit kelegaan saat ia mendengar Kihyun mengomelinya. Karena jujur, ia sangat merindukan sahabatnya itu.

"Bagaimana keadaan Baby?"

"Eung... kemarin Hyunwoo hyung harus memanggil dokter."

"Why?"

"Aku mengkhawatirkan keadaanmu, Chae. Aku sampai lepas kendali dan terlalu banyak menangis. Perutku sampai tegang dan dokter mengatakan, aku terlalu stres."

"I'm so sorry, Ki"

"Aku baik-baik saja."

Hyungwon kembali tersenyum. Ia mendengar kekehan Kihyun dari seberang sana.

"Kau sudah kembali, hyung? Aku sedang bicara dengan Hyungwon.."

"Halo, Chae. Bagaimana kabar mu?"

Hyungwon mengangguk dan beberapa saat kemudian ia menyadari kebodohannya karena Hyunwoo dan Kihyun sudah pasti tidak bisa melihat anggukkan kepalanya.

"Pretty good. Bagaimana denganmu, hyung?"

"Jauh lebih baik setelah dua hari ini aku harus menghadapi kekhawatiran Kihyun padamu... haha."

Hyungwon menghela nafas. "Aku merasa sangat tidak enak pada kalian. Aku benar-benar minta maaf."

"Chae..."

Suara berat Hyunwoo menginterupsi dan membuat Hyungwon terdiam.

"Aku memang tidak tau apa yang terjadi pada kalian sebelum aku kembali. Tapi, ku mohon... jangan buat Kihyun khawatir, dan berhati-hatilah dengan tindakan mu."

"Aku mengerti."

"Huh, baiklah. Nikmati pekerjaan mu, aku harus membantu Kihyun setelah ini." Ujar Hyunwoo yang kemudian terkekeh. "Sampai nanti, Chae"

Hyungwon meletakkan kembali ponselnya setelah ia menyelesaikan panggilan telfonnya dengan Kihyun. Atensinya kemudian teralihkan saat ia melihat pintu kamarnya terbuka, menunjukkan kehadiran Wonho dengan dua kantung berisi makanan ringan dan beberapa minuman di tangannya.

"Ada apa?"

Hyungwon meraih salah satu kantung belanjaan dari tangan kanan Wonho dan mengambil satu kaleng beer dari dalam sana.

"Tidak ada."

"Eum, baiklah."

Wonho menyandarkan tubuhnya pada sofa yang terdapat dalam kamar itu.

"Terimakasih, hyung"

Wonho mengibaskan tangannya berusaha untuk mengurangi rasa panas akibat terik matahari ditubuhnya.

"Eum, tidak masalah."

Hyungwon tersenyum. Kini ia merasa amat sangat bersyukur karena bisa memiliki mereka yang selalu ada dan peduli pada dirinya. Hidupnya selama ini memang tidak mudah. Tapi kemudian Hyungwon tersadar, masih banyak orang-orang peduli dan baik mengelilinginya dan Hyungwon tidak akan pernah menyia-nyiakan hal berharga itu.











.
.
.













Sebagai ganti karena aku lama nggak update jadi aku muk rajin rajin update nih minggu ini ngehehehehe

Happy reading yorobeun🤗

Happiness For You [Son Family]🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang