Thirty-Five

518 45 19
                                    

Hyungwon berlari masuk ke dalam gudang. Terlihat Hyunwoo, dan Kihyun yang terbaring di dalam sana. Dengan cepat Hyungwon mendekati keduanya.

"Kihyun-aa"

Kihyun membuka matanya. Ia tersenyum merasakan elusan tangan Hyungwon di wajahnya. "Kau datang..."

Hyungwon mengangguk. Perlahan ia membantu Hyunwoo untuk duduk, dan mencoba untuk menghentikan darah yang terus mengalir keluar dari luka pada dada kanan Hyunwoo.

"Hyung. Kau berdarah."

Hyunwoo menyandarkan tubuhnya pada dinding yang ada di belakang mereka. Ia hanya mengangguk, beberapa bagian pada tubuhnya sudah tak bisa lagi ia rasakan.

"Di... mana... Wonho?" Ujarnya sedikit terbata.

Hyungwon menoleh ke belakang, ia baru menyadari eksistensi Minhye di sana. "Sedang menghubungi polisi." Ujarnya. "Apa dia Minhye?"

Hyunwoo mengangguk perlahan. "Bawa... Kihyun pergi."

Kihyun yang mendengar permintaan Hyunwoo membuka matanya, kemudian menggeleng cepat. "Hyung..." Kihyun menggenggam erat tangan Hyungwon saat rasa sakitnya kembali datang. "P-perutku... sakit..."

Hyungwon menatap Hyunwoo dan Kihyun bergantian.

Hyungwon merangkul dan mengusap bahu Kihyun. Membiarkan yang lebih muda meremas dengan kuat tangan kanannya guna menahan rasa sakit yang terus meremat tubuh mungilnya. Hyungwon menatap wajah kesakitan Kihyun, ada rasa sesak yang menghantam dirinya ketika ia melihat seseorang yang dicintainya diperlakukan seperti ini. Beberapa luka, mulai dari sayatan, lebam, hingga tusukan terdapat pada tubuh tak berdaya itu.

Hyungwon menghapus peluhnya. Mengingat lokasi mereka saat ini, sangat tidak mungkin bagi Hyungwon jika harus membawa keluar Hyunwoo dan Kihyun bersamaan.

"Bertahanlah. Aku akan membawamu keluar." Ujarnya seraya mengusap kembali bahu Kihyun.

Saat Hyungwon akan membawa Kihyun, terdengar suara benda diseret dari salah satu sudut ruangan pada gudang itu. Hyungwon memicingkan matanya, berusaha untuk melihat siapa yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kau datang."

Hyungwon menautkan kedua alisnya, dengan mudah ia bisa mengenali suara itu.

"Wodam" gumamnya.

Terlihat Chae Wodam dan beberapa anak buahnya berjalan mendekat ke arah mereka. Hyungwon merangkul Kihyun, dan membantunya duduk di samping Hyunwoo.

Hyungwon menoleh, merasakan tarikan pada lengan bajunya.

Kihyun menggelengkan kepalanya. Air mata bercampur peluh sudah membasahi seluruh tubuhnya. "Stophh... ja-jangan... aakkhh!"

Hyungwon menatap Kihyun sejenak. Kemudian memejamkan matanya. "Maaf. Aku harus melakukannya."

Hyungwon melepas paksa rematan tangan Kihyun padanya. Kemudian bangkit dan berjalan ke tempat Wodam berdiri bersama anak buahnya.

Kini Hyungwon berhadapan dengan Wodam yang bukan lain adalah Ayahnya. Tatapan bengis dan senyuman licik terpatri pada wajah lelaki setengah abad itu. Hyungwon mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa amarah dan kebencian yang tinggal menunggu waktu kapan harus ia lepas.

"Bocah tengik. Ternyata nyalimu besar juga."

Hyungwon mendecih. "Apa maksudmu melakukan semua ini?" Ujarnya. "Lepaskan mereka. Kihyun dan Hyunwoo tidak ada hubungan apapun dengan harta yang kau inginkan."

Gelak tawa Wodam menggema di dalam ruangan itu. "Apa kau fikir aku harus melepaskan mereka setelah aku menghabisimu, anak sialan?"

"Won...nie..."

Happiness For You [Son Family]🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang