Perlahan-lahan Hyunwoo membersihkan setiap bagian pada tubuh Kihyun. Mulai dari tangan, hingga pada bagian wajah. Tak ada satu celah yang luput dari perhatiannya.
Hyunwoo menyelipkan helaian rambut Kihyun yang sudah memanjang ke belakang telinga kanan Kihyun. Hyunwoo masih sangat ingat terakhir kali saat Kihyun meminta untuk diantarkan pergi merapihkan rambut karena saat itu sudah mendekati HPLnya.
Hyunwoo tersenyum saat ingatan manis itu kembali.
Tawa riang Kihyun, omelan Kihyun, pelukan hangat Kihyun, dan sikap manja Kihyun. Semua hal dalam diri Kihyun yang setiap hari semakin ia rindukan.
"Hyung. Apa kau akan membiarkan aku memiliki rambut panjang seperti ini, hmm?"
Hyunwoo mengusap pipi tirus Kihyun dengan ibu jarinya.
"Eoh... kau terlihat cantik seperti itu, love."
Hyunwoo menyisir rambut Kihyun dengan jemarinya dan menyibakkannya ke belakang.
"Hyung. Baby bisa keliru saat melihatku."
Hyunwoo menundukkan kepalanya saat ingatan ketika ia menggoda Kihyun kembali berputar di kepalanya.
"Tidak apa. Baby bisa memanggilmu Mommy jika perlu."
"Yaakkk!!!"
Hyunwoo terkekeh sembari mengusap air matanya ketika ia mengingat bagian kecil dari hal manis yang pernah ia dan Kihyun lakukan dulu. Sebelum cintanya terlelap untuk waktu yang lama.
Melihat Kihyun yang masih terlelap membuat Hyunwoo merasa hancur. Hyunwoo selalu merasa jika, ia memang telah gagal dalam mempertahankan kebahagiaan keluarga kecilnya. Mengingat betapa besarnya keberanian Kihyun saat Kihyun merelakan tubuhnya untuk melindungi Hyunwoo kala itu.
Hyunwoo merasa amat sangat bersalah pada Kihyun dan bayinya.
Hyunwoo menundukkan kepalanya semakin dalam saat dirasa air mata kini sudah tak mampu lagi ia bendung. Tetesan liquid bening mulai mengalir dan membasahi kedua pipinya.
"Maafkan aku, love"
Hyunwoo menoleh saat ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.
"Appa. Why... don't cry." Ujar Changkyun yang menyandarkan keningnya pada punggung Hyunwoo. "Daddy pasti tidak akan senang jika melihat Appa menangis seperti ini setiap hari. Aku yakin, Daddy sangat ingin bangun tapi dia terlalu lelah untuk membuka matanya."
Hyunwoo berbalik untuk memeluk Changkyun. "Sorry, Kyun"
Terkadang Hyunwoo melupakan hal penting. Tentang betapa berharganya keberadaan Changkyun di sisinya. Karena dengan adanya Changkyun, Hyunwoo bisa merasakan kehadiran Kihyun bersamanya dan dengan adanya Changkyun, Hyunwoo akan selalu bisa merasakan kehangatan dan ketenangan selama masa sulitnya.
"Look. Daddy so pretty even though he was asleep there."
Hyunwoo mencium puncak kepala Changkyun. "Daddy selalu cantik." Ujarnya, membuat Changkyun mengangguk dalam pelukannya.
Changkyun mendongak untuk menatap Hyunwoo. "Appa. Kau tau tidak? Jihyun-ii semakin mirip dengan Daddy."
"Oh ya?"
Changkyun mengangguk antusias. "Eum. Di saat baby sedang kesal dan saat sedang tertawa. Benar-benar seperti melihat cerminan Daddy pada wajahnya."
Hyunwoo mengusap pipi Changkyun. "Appa harus melihatnya lebih dekat kalau begitu."
Hyunwoo kembali bersyukur. Di keadaan yang sulit seperti ini, putra sulungnya iti tidak pernah mengeluh atas apapun yang terjadi di antara mereka. Anak itu justru dengan hebatnya tumbuh menjadi bagian terdepan ketika Hyunwoo jatuh dan sulit untuk menegakkan tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness For You [Son Family]🌸
Dla nastolatkówPerpisahan bukanlah penghalang untuk menggapai kebahagiaan. Jika Tuhan telah berkehendak dan didukung dengan usaha, maka kebahagiaan itu akan mudah digapai. ▪BxB ▪MPreg ▪Be wise p.s: ⚠️ kamu tidak boleh baca kalau belum 17 tahun 7 April 2020 - 12 No...