Hina menatap Seohyun dengan tatapan bingung nya. Sebenarnya Hina tidak mengerti ada masalah apa tapi Hina ditutupi dengan perasaan kepo nya
"Udah ngintip nya?"
Hina terkejut saat suara berat terdengar dari belakang "g-gue gak ngintip"
"Gue gak peduli" ucap Jaemin dingin lalu berjalan menuju Seohyun yang sedang terduduk di lantai
"Seohyun? Bangun" ucap Jaemin dengan selembut mungkin
Tangisan Seohyun pecah ketika dia melihat wajah Jaemin "Jaem, sahabat aku" lirih Seohyun
"Kamu masih sahabat aku Seohyun, aku masih ada disini. Sahabat kamu gak cuman satu"
Hina menghela nafasnya mendengar perkataan Jaemin yang sangat lembut kepada Seohyun tidak seperti kepada nya tadi
Rasa iri muncul begitu saja didalam hati Hina. Seumur hidup baru kali ini Hina sangat cepat membenci orang
Hina membalikkan badan nya saat merasakan ada tepukan dipundak nya
"Kenapa?" Tanya Hina menatap Herim bingung
Tanpa berkata apapun, Herin langsung menarik tangan Hina pergi dari sana
"Itu cewek yang gue bilang, si murahan" ucap Herin
"Gue tau terus?" Tanya Hina bingung
"Mau bantuin gue gak?"
"Bantuin apa?"
🥦
Seohyun mengerjakan semua soal matematika yang ada dibuku nya untuk menghilangkan semua kesedihan nya
Memang seperti itu cara Seohyun menghilangkan semua beban dan kesedihan nya
Dan jangan terkejut saat kalian memasuki kamar Seohyun ada satu lemari full buku soal matematika
"Seohyun" panggil Hina dengan pelan
"Kenapa?" Tanya Seohyun menatap Hina
"Boleh minta tolong ambilin aku obat pusing di UKS gak? Aku belum tahu banyak tentang arah sekolah"
Seohyun tersenyum lalu mengangguk dan mengangkat tangan nya "permisi keluar sebentar bu" ucap Seohyun mendapat ijin dari guru nya
Jaemin memicingkan mata nya menatap Seohyun yang pergi lalu mata nya menatap ke isi kelas
Semua hadir kecuali Herin dan Mark, mungkin Mark sedang bersama Herin dan Seohyun akan aman
Jaemin menganggukan kepala nya lalu menatap kearah Hina sebentar
Walaupun hanya tampak punggung belakang nya tapi itu berhasil membuat hati Jaemin tidak tenang
'Semoga Seohyun baik - baik aja' batin Jaemin mencoba mengabaikan hati nya
Mungkin Jaemin kurang istirahat makanya dia jadi sering berfirasat buruk
Seohyun berjalan dengan tenang menuju ke UKS yang terletak di ujung lorong dekat lapangan basket
Seohyun masuk kedalam namun tidak ada petugas kesehatan, Seohyun cukup tahu tentang obat - obatan
Seohyun berjalan kearah obat - obatan lalu mencari obat untuk pusing
Setelah dia menemukan obat tersebut,
Bugh
Semuanya gelap.
🍉
Mark sudah hampir dua jam memainkan basket dan sepertinya sudah cukup
Setelah meminum air nya, Mark berniat untuk kembali ke kelas nya namun dia malah melihat seseorang yang aneh
Orang dengan pakaian serba hitam, topi hitam, kacamata hitam, bahkan sarung tangan hitam
Orang itu keluar dari ruang UKS dengan tongkat baseball besi yang ada ditangan nya
Gerak -gerik nya sangat mencurigakan membuat Mark tambah penasaran
Mark kemudian masuk kedalam UKS setelah seseorang itu menghilang dari pandangan nya
"SEOHYUN!!!" Mark berteriak panik saat melihat Seohyun yang terbaring di lantai UKS
Juga ada darah yang terus menerus keluar dari kepala Seohyun seakan tidak akan berhenti mengalir
"Seohyun bangun!!!"
Mark ingin menelpon 119 namun sialnya handphone nya tertinggal dikelas
Dengan cepat Mark mengangkat Seohyun berlari keruang kelas nya
"TELEPON 119 SEKARANG!!!" Teriak Mark setelah menerobos pintu kelas membuat semua murid langsung shock melihat Seohyun termasuk Hina
Chenle dengan cepat mengambil handphone nya lalu menelpon 119 "Cepat ke sekolah SIRA sekarang! 1 menit kalian gak sampai gue pastikan rumah sakit kalian hancur!" Ancam Chenle
Setelah Chenle menelpon, Mark langsung membawa Seohyun turun diikuti Jaemin dan lainnya
Karena heboh, banyak murid yang mengintip dari jendela dan langsung teriak heboh "Darah woi!" Teriak salah satu murid histeris menatap lantai sekolah dipenuhi tetes darah
Bahkan guru saja sampai keluar untuk melihat apa yang membuat muridnya heboh
TBC
31.08.2020
Gini, tongkat baseball besi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholy | Mark✔
FanfictionKata mereka yang tidak tau, hidup Seohyun itu menyenangkan dan selalu diberkati oleh teman-teman nya. Tidak, hidup Seohyun tidak seperti yang kalian pikirkan. Seohyun tidak baha-ah ralat, Seohyun tidak pernah bahagia. Seohyun ingin bahagia tapi seol...