08 - Family Gathering

772 74 5
                                    

Leo memasuki kafe dengan pakaian yang ia gunakan untuk ke kantor. Kafe tampak ramai di hari Sabtu sore ini. Leo tersenyum melihatnya, meskipun belum lama dibuka, tetapi kafe mereka sudah dapat dikatakan memiliki banyak pengunjung.

Mata Leo melihat ke sekeliling, terutama di sekitar kasir. Meskipun sudah melihat dengan teliti, Leo tidak dapat menemukan sosok Grace.

"Ke mana dia? Ditelepon juga gak nyambung," ujar Leo pada dirinya sendiri.

Akhirnya Leo pun memilih untuk masuk ke bagian dapur. Saat ini di bagian depan kafe ada tiga karyawan. Seorang melayani pembuatan minuman, seorang berjaga di kasir, dan seorang lagi mengantarkan makanan. Mereka tampaknya sudah tahu tentang Leo jadi mereka langsung membiarkan Leo masuk ke dapur.

Dapurnya cukup luas, karena selain menyediakan minuman, makanan ringan, dan kue, kafe mereka juga menyediakan beberapa menu tambahan seperti salad dan pasta.

"Hoi lagi ngapain," ujar Leo yang tiba-tiba menghampiri Tara yang sedang berdiri di sudut dapur.

Tara yang terlihat sedang fokus memandang piring di hadapannya itu refleks menoleh. Ia cukup kaget dengan suara yang tiba-tiba bergema di dekat telinganya.

"Leo, udah pulang kerja kamu," ucap Tara.

"Barusan, nih masih pake baju kerja," kata Leo sembari mengangkat kedua bahunya untuk menunjukkan kemeja biru yang ia kenakan.

"Oh.... Leo cobain deh." Tara mengambil sebuah sendok dan menyodorkannya pada Leo, memintanya untuk mencicipi sebuah hidangan yang ada di mangkuk.

"Suapin juga dong sekalian," kata Leo sembari cekikikan.

Alih-alih mengabulkan permintaan Leo, Tara justru menyentil kening Leo dengan jarinya. "Aw kok malah dipukul," protes Leo.

"Jangan banyak gaya, nih cobain," kata Tara sembari menyodorkan sendok tepat di depan mata Leo.

Sedikit tambahan, Leo memang orang yang suka flirting, ia senang ketika targetnya memberikan reaksi. Memang terdengar cukup kurang ajar, tetapi tidak jarang perempuan yang salah paham dengan sifat Leo dan menganggap kalau Leo menyimpan perasaan untuk mereka. Namun beda halnya dengan Tara dan Grace, mungkin karena mereka sudah saling kenal lama, jadi candaan seperti itu sudah tidak ada artinya.

Leo pun segera mencoba makanan yang dibuat Tara. Itu merupakan makanan yang akan disajikan sebagai menu baru mulai minggu depan.

"Gimana rasanya?" tanya Tara.

"Enak. Semua yang kamu masak kan kelasnya michelin star," jawab Leo.

"Ih serius, kurang asin gak? Ada yang bilang pas, tapi aku sendiri ngerasa kurang asin."

"Kamu kan emang suka asin. Tapi menurutku ini udah pas, enak banget. Udah standar selera mayoritas orang lah, gak keasinan dan gak hambar."

Tara mengembuskan napasnya lega. "Syukurlah. Berarti peluncuran menu baru minggu depan udah aman semua."

"Kalo yang dua menu itu jadi ditarik?" tanya Leo.

"Iya jadi, soalnya kurang bagus penjualannya. Kafe kita juga kan masih baru, jadi ya masih rombak-rombak menu."

Leo manggut-manggut mendengar penjelasan Tara. "Oh iya, ngomong-ngomong Grace ke mana? Kok aku lihat gak ada?"

"Lagi nonton film, sebentar lagi juga pulang. Tadi Grace ngajak aku juga tapi aku gak suka genre begitu," jawab Tara.

"He... kenapa dia gak ngajak aku."

"Katanya sih biar gak kena spoiler, jadi dia cepet-cepet ke bioskop."

[SS] - Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang