22 - Her Feelings

256 11 6
                                    

Di sini lah kini Grace dan Hadja berada, di sebuah restoran eropa dengan pencahayaan yang cukup redup padahal ini masih sore hari. Waktu yang cukup telat untuk dikatakan makan siang, tapi sebenarnya untuk Hadja yang jam makannya selalu berantakan ketika bekerja, hal ini cukup normal.

Hadja dan Grace berangkat dengan menggunakan mobil Hadja yang menurut Grace cukup mentereng. Bayangkan saja, seorang residen menggunakan mobil Porsche. Setahu Grace, residen itu antara tidak digaji atau bergaji kecil. Namun Grace tidak berani bertanya apa-apa soal itu, bukan urusannya juga dan tidak penting juga.

Selama perjalanan yang membutuhkan sekitar tiga puluh menit dari Glece kafe, Hadja dan Grace tak banyak berbincang, bahkan tempat makan pun Grace serahkan sepenuhnya kepada Hadja karena yang mentraktir adalah Hadja. Sebenarnya Grace sedikit bingung dengan dirinya sendiri ketika ia bersama Hadja. Padahal Grace tak memandang dirinya sebagai orang yang kikuk, tetapi ketika bersama Hadja—terutama akhir-akhir ini, Grace selalu merasa canggung. Kenapa Hadja berbeda? Mengapa Hadja kini membuat Grace merasa segan?

Grace yang merasa canggung ketika bersama dengan Hadja dan Hadja yang tampak menikmati kesenyapan tersebut membuat sepanjang perjalanan terasa sunyi. Bahkan suara musik atau radio pun tak terdengar.

"Maaf, aku tidak tahu banyak tempat makan, dan ini satu-satunya tempat yang terpikirkan olehku," kata Hadja ketika mereka sudah duduk berhadapan di kursi yang berada di bagian pojok restoran. Tidak salah, padatnya pekerjaan Hadja di rumah sakit membuatnya jarang makan di luar rumah sakit, ingat makan saja sudah untung. Dan sisanya, Hadja pasti makan di rumah karena ibunya hampir selalu memasak jika Hadja ada di rumah.

Restorannya tidak terlalu ramai. Suasananya tenang dan classy. Dari hawanya saja sudah terasa kalau ini adalah tempat mahal yang Grace tebak sebulan sekali saja ia tak akan mampu untuk kemari.

"Apakah Dokter sering kemari?" tanya Grace. Tak ada maksud apa-apa dari pertanyaannya kecuali Grace yang ingin mencoba memperpanjang percakapan dengan Hadja yang tidak terlalu banyak bicara.

"Tidak juga, tapi ini salah satu restoran yang sering dikunjungi adikku, jadi kadang aku kemari bersamanya," jawab Hadja dengan informatif. "Apakah kamu tidak mau di sini? Kita bisa pindah."

Grace dengan cepat menggoyangkan kedua telapak tangannya, "Tidak, saya tidak keberatan di sini."

Segera setelahnya, Hadja membuka buku menu yang terletak di atas meja, membukanya kemudian diikuti oleh Grace. Sebenarnya Grace cukup kaget dengan harga makanan dan minumannya. Grace tak pernah cukup berduit untuk pergi ke tempat sepert ini seorang diri, masa jaya orang tuanya pun sudah puluhan tahun lalu. Lidah Grace pun sebenarnya lebih cocok dengan makanan Indonesia karena ibunya lebih sering memasak makanan khas Indonesia untuk memenuhi selera ayah Grace.

Ketika Grace masih sibuk membolak-balikkan buku menu, Hadja sudah menutupnya hanya semenit setelah ia melihat-lihat. Hal tersebut membuat Grace merasa tidak enak dan buru-buru memutuskan pilihannya. Karena bingung mau memilih apa dan perasaan segannya, akhirnya Grace memutuskan untuk memilih seadanya salah satu menu makanan termurah di restoran tersebut sehingga membuat Hadja merasa perlu memastikannya sekali lagi ketika pramusaji tengah mencatat pesanan mereka. Ngomong-ngomong nama menunya susah-susah sekali, sih, Grace jadi merasa takut salah menyebutkannya.

"Benar itu saja?" tanya Hadja.

"Iya," jawab Grace mantap.

Pramusaji tersebut menyebutkan kembali seluruh pesanan Grace dan Hadja untuk memastikan tak ada kesalahan. Setelahnya, pramusaji pun pergi. Dibandingkan Grace yang hanya memesan pasta dan minuman, Hadja memesan appetizer dan steak, tak lupa dengan minuman.

"Makanmu sedikit, ya," ucap Hadja.

Kata-kata itu spontan membuat Grace tertawa pelan. Tidak, porsi makan Grace sebenarnya besar, hanya saja saat ini ia merasa jaim. Entahlah, menurut Grace aura yang dipancarkan Hadja membuat orang secara alami merasa segan dengannya.

[SS] - Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang