23 - Another of Him

221 12 8
                                    

Beberapa hari telah berlalu dari semenjak hari pertama Tara memasuki rumah sakit. Setelah melalui hari demi hari yang sangat berat di tempat ini, akhirnya besok Tara menjalani operasi—yang sangat mendebarkan tentunya.

Saat ini, Tara tidak sendirian, dia tengah duduk-duduk di taman tak jauh dari ruang rawat inap bersama Leo. Kebetulan ini hari minggu, jadi Leo bisa berkunjung siang hari.

"Tara, maaf ya besok aku gak bisa nemenin waktu kamu operasi ataupun pas operasi, aku ada perjalanan bisnis tiga hari ke Batam," kata Leo. Raut wajahnya secara tulus terlihat sangat menyesal.

"Ya gak apa-apa dong, jangan ngerasa gak enak gitu," balas Tara.

Setelah itu, mereka sama-sama terdiam. Seperti tak ada yang bisa dibicarakan lagi, mungkin karena masing-masing kepala sudah dipenuhi berbagai pikiran.

"Oh iya Tara aku mau tanya, Grace memangnya punya pacar baru, ya?" tanya Leo.

"HAH? Grace punya pacar?" Tara malah kaget dengan pertanyaan Leo.

Leo menghela napasnya, "Aku tanya kamu loh, Tara," kata Leo gemas, "Cuma kemarin Grace pergi keluar sama cowok itu, siapa ya namanya... aku lupa, yang pasti Grace ada manggil pake sebutan dokter. Dia dokter di sini? Hubungannya apa ya sama Grace?"

"Aku sebatas tau orangnya aja, sih, namanya Dokter Hadja. Iya dia dokter di sini, dan aku beberapa kali liat Grace ngobrol sama orang itu di kafe."

"Wah, duitnya dokter apa emang sebanyak itu ya sampai bisa beli Porsche di usia muda? Apa harusnya dulu aku nurut keinginan ibuku, ya," celetuk Leo pelan. Kemarin, Leo yang penasaran diam-diam mengamati Grace dan pria itu, mulai dari saat mereka berjalan bersebelahan di pintu hingga mobil pria itu pergi dari parkiran kafe. "Ya... aku sih berharapnya beneran jadi pacar Grace, hehe," kata Leo kepada Tara.

Tara terdiam sesaat, memproses respon Leo barusan. Apakah Leo tulus mengatakannya? Karena yang Tara tahu secara diam-diam, Leo pernah menyukai Grace. Meskipun Tara mengetahui hal tersebut saat masa-masa kuliah, tapi semenjak itu, Leo tak pernah sekalipun berpacaran meskipun beberapa kali didekati oleh perempuan yang menyukainya. Tentu saja Tara tak berani menanyakannya secara langsung, karena Leo pun tak pernah membicarakan hal tersebut.

Tara jadi sekilas teringat ke masa-masa itu. Sudah lebih dari tujuh tahun yang lalu. Tara, Grace, dan Leo itu satu kampus, di UNJ. Tara dulu berkuliah jurusan tata boga, sedangkan Grace dan Leo berkuliah di jurusan manajemen. Singkatnya, Tara sudah berteman dengan Grace sejak mereka SMA, dan Leo adalah teman yang cukup dekat dengan Grace di himpunan mahasiswa jurusan.

Awalnya, Tara tak terlalu dekat dengan Leo. Hanya beberapa kali bertemu ketika Grace sedang bersama Tara atau sebaliknya. Namun lama kelamaan, mereka bertiga semakin sering bertemu dan ternyata dapat mengobrol dengan baik, sehingga terbentuk lingkaran pertemanan antara Grace, Tara, dan Leo. Namun, hubungan pertemanan itu tiba-tiba sedikit merenggang ketika Grace berpacaran—tepat di hari ulang tahun Grace—dengan si brengsek yang sampai saat ini masih membuat darah Tara mendidih kalau meningatnya karena telah menyakiti sahabatnya.

Tentu saja Tara yang kepekaannya tidak terlalu bagus itu bingung mengapa Leo mulai menjaga jarak dari Grace dan juga dirinya. Mentok-mentok, Tara hanya berpikir kalau Leo ingin menghargai hubungan Grace, sampai... sampai hari itu Leo tak sengaja meninggalkan barangnya setelah belajar ujian akhir bersama Tara. Ketika hendak membereskan barang tersebut, sebuah kertas yang sudah kusut terjatuh. Ternyata, surat itu seharusnya menjadi pernyataan cinta Leo kepada Grace di hari ulang tahunnya—sayangnya Leo didahului. Dan Leo tampak masih enggan untuk membuangnya, bahkan setelah dua bulan sejak ulang tahun Grace.

"Tara... Tara... kenapa tiba-tiba ngelamun gitu? Kamu banyak pikiran, ya?" tanya Leo.

Suara Leo langsung membuyarkan nostalgia kilas Tara. "Kamu serius, Leo?" tanya Tara.

[SS] - Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang