30 - Ain't Your Doctor

194 19 9
                                    

"Kenapa kamu begitu banyak mencariku?" tanya Hadja, terdengar tajam dan dingin di telinga Grace.

"Maaf, maksud Dokter apa, ya?" Grace balik bertanya, masih dengan posisi memunggungi Hadja.

"Sudah berapa kali kamu mencariku? Kenapa? Untuk apa?" tanya Hadja lagi.

Grace mengigit bibir bawahnya. Jadi Hadja tahu? Berarti pria itu hanya memilih untuk tak menemui Grace dan mengabaikannya, bukannya memang tidak tahu. "Saya hanya ingin meminta maaf karena waktu di atap itu kata-kata saya keterlaluan. Saya dengan tulus meminta maaf."

"Kenapa harus meminta maaf? Aku memahami perkataanmu waktu itu dengan baik dan aku menerimanya, jadi seharusnya tidak perlu meminta maaf," kata Hadja.

Jujur saja, Grace takut. Bukan takut dalam artian negatif, tapi cara Hadja berbicara, kata-katanya, benar-benar terasa sangat dingin di telinga Grace, membuat nyalinya menciut. Meskipun nada bicara Hadja tak berubah dan masih terdengar datar, tapi entah bagaimana Grace merasakan kalau Hadja sedikit—atau bahkan—marah.

Obrolan ini benar-benar sangat serius. Hadja terdengar sangat serius, ini pertama kalinya. Grace menjadi semakin takut untuk membalikkan badannya dan ingin cepat-cepat melarikan diri dari situasi ini.

"Karena saya merasa bersalah sudah menyakiti Dokter dengan kata-kata saya, jadi saya dengan kesadaran penuh tahu kalau saya harus meminta maaf," jawab Grace.

"Kalau begitu kenapa kamu meminta maaf untuk suatu fakta?"

"Karena bagaimana pun juga, kata-kata saya terlalu berlebihan."

Kalau situasinya sudah seperti ini, Grace merasa memang lebih baik tak memberitahukan kepada Hadja bahwa dirinya tak bemaksud demikian. Jika Grace memberitahu alasan yang sebenarnya, maka ada kemungkinan bagi hubungannya dengan Hadja untuk kembali seperti sebelumnya, tapi itu justru membuat Grace semakin sulit untuk melupakan Hadja dan ia akan semakin terombang-ambing untuk memantapkan keputusannya.

"Kalau itu memang kejujuranmu, tidak ada yang namanya berlebihan. Jadi tidak perlu meminta maaf," kata Hadja.

Grace tak paham, kenapa juga Hadja begitu bersikeras agar dirinya tak perlu meminta maaf? Kalau memang tak mau memaafkan kan tinggal bilang saja, Grace juga tidak akan memaksa. Namun mengapa Hadja justu menyuruhnya untuk jangan meminta maaf? Apa maksudnya?

"Kalau memang Dokter tidak mau memaafkan saya, tidak masalah. Saya hanya ingin meminta maaf, tapi kalau itu juga membuat Dokter tidak nyaman, saya tidak akan melakukannya lagi," kata Grace.

"Bukan soal aku memaafkan atau tidak, tapi soal kenapa kamu meminta maaf untuk suatu kebenaran?"

"Maksud Dokter sebenarnya apa? Saya tidak paham. Apa yang sebenarnya ingin Dokter dengar?"

"Kebenaranmu. Aku hanya ingin tahu itu. Sikap dan perkataanmu tidak selaras, itu membingungkanku."

Nada bicara Hadja akhirnya berubah, ia mulai terdengar sedikit goyah walau Grace yang kini sedang terlalu fokus untuk mengatur perasaannya sendiri itu tak akan menyadarinya.

Grace menarik napasnya berat, "Saya meminta maaf karena saya merasa bersalah sudah berkata berlebihan. Kata-kata saya terlalu jahat untuk Dokter yang tak bermaksud jahat sama sekali. Itu saja."

"Aku masih tidak paham. Pertama-tama, aku ingin kamu tidak salah paham, kata-katamu tidak menyakitiku karena bagaimana pun kamu memandangku, itu hakmu. Sekalipun itu menyakitiku, itu adalah urusanku, tidak ada hubungannya denganmu jadi kamu tetap tidak perlu meminta maaf jika itu kebenarannya. Setelah aku menjelaskannya begini, apakah kamu tetap akan meminta maaf?"

Ya Tuhan, kenapa juga Hadja harus berbicara dan berkata begitu banyak? Ini pertama kalinya Hadja seperti ini. Kalau begini, sangat berat bagi Grace.

[SS] - Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang