31 - No Conclusion

251 21 6
                                    

Mari kembali kepada beberapa hari lalu, setelah Hadja cuti di hari Minggu untuk bertemu konselornya. Pagi itu, Hadja datang ke rumah sakit pukul enam, segera setelah mengganti pakaiannya dan mengenakan jas putih, Hadja berjalan menghampiri bagian informasi departemen ilmu bedah untuk memastikan daftar pekerjaannya hari itu.

"Dokter Hadja permisi," kata salah seorang perawat yang tengah berjaga di bagian informasi tersebut.

Hadja mengalihkan pandangannya sebentar dari komputer yang berisi update rekam medis pasien. Pria itu menatap perawat yang lebih tua darinya. "Ada apa?"

"Kemarin ada yang mencari Dokter, sepertinya orang yang menunggu pasien soalnya saya lihat pakai id card. Kalau tidak salah namanya Grace."

Perkataan perawat itu membuat Hadja terdiam, pria itu tertegun. Hadja bertanya-tanya, mengapa Grace mencarinya? Hadja pikir, kata-kata Grace dua hari yang lalu memiliki arti kalau Grace tak ingin lagi menemui Hadja. Lalu kenapa Grace melakukannya—mencari Hadja.

Sepertinya ada kesalahan, Hadja memilih untuk tak mengubris hal tersebut. Hadja sudah berpikir sehari bahkan semalam suntuk, soal perasaannya. Hadja rasa pilihan paling bijaksana adalah tidak meladeni perasaannya sendiri dan membiarkan perasaan itu memudar dengan sendirinya.

Toh sebelum mengenal Grace pun, Hidup Hadja sudah baik-baik saja. Tepatnya datar dan membosankan. Namun, Hadja nyaman-nyaman saja dengan kehidupannya yang seperti itu. Jadi, sekalipun tanpa Grace, harusnya kehidupan Hadja akan tetap baik-baik saja, sama seperti sebelumnya.

Setidaknya, itu adalah kesimpulan yang dapat Hadja ambil dengan kemampuan emosionalnya yang terbatas. Hadja mencoba mengambil keputusan; sebelum Grace datang, hidupnya baik-baik saja, tanpa Grace pun, harusnya dirinya akan tetap baik-baik saja.

Sayangnya, hipotesis tak selamanya sesuai dengan realita, apalagi hipotesis Hadja soal perasaannya. Perempuan itu ternyata berturut-turut terus mencari Hadja. Pertama kali pada hari minggu dan berjanjut terus pada hari Senin, Selasa, Rabu, bahkan hari Kamis. Terhitung sudah lima hari Grace mencari Hadja, bahkan pada hari Senin dan Kamis, Grace mencari Hadja dua kali, di jam makan siang dan ketika sore hari.

"Dokter Hadja, tadi ada apoteker bilang kalau ada keluarga pasien nyariin Dokter dan sekarang orangnya lagi menunggu di depan bagian informasi." Pada hari Kamis sore, yang menyampaikan pesan adalah  Shika yang kebetulan baru saja selesai melakukan kontrol rawat jalan bersama dokter senior spesialis bedah.

"Keluarga pasien?" Perasaan Hadja tak enak.

"Iya, tadi kata perawat namanya Grace," jawab Shika.

Tuhan, kenapa Grace benar-benar bersikeras ingin menemui Hadja. Sebenarnya apa yang sedang perempuan itu coba lakukan dan ingin lakukan? Jika Grace menjauh, itu akan lebih mudah bagi Hadja, tapi kalau begini, Hadja jadi bimbang, terlalu sulit dipahami.

Beberapa hari belakangan benar-benar sangat membingungkan. Hadja merasa badannya jadi mudah lelah sehingga ia membutuhkan istirahat lebih banyak, tapi tak peduli bagaimana pun dia beristirahat, dirinya terus merasakan ketidaknyamanan. Hadja pun sudah beberapa kali minum obat sakit kepala apa lagi jika pekerjaannya cukup berat, padahal seharusnya kondisi fisiknya tidak rentan seperti ini.

Hadja juga memang sengaja menghindari Glece Kafe karena ia takut bertemu Grace. Bukan karena Grace menggigit atau apa, tapi Hadja rasa itu tidak akan baik untuk dirinya. Saat ini, Hadja sudah berhasil mengatur pikiran dan perasaannya meskipun beberapa hari terakhir sedikit goyah karena Grace terus mencarinya.

Hadja akui, dirinya benar-benar egois. Dia tak mau bertemu dengan Grace karena ingin menjaga kontrol akan perasaannya sendiri, tanpa mau peduli akan apa yang ingin Grace sampaikan. Hadja takut ketika bertemu Grace, pendiriannya akan goyah dan dirinya akan bersikap jauh lebih egois lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[SS] - Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang