Part - DUA, check!

3.2K 194 1
                                    

3 bulan berlalu begitu cepat. Dan hari ini tepatnya hari senin ada acara pertandingan futsal se-kota Surabaya yang kebetulan diadakan di SMA gue dan tentu aja yang mewakili sekolah dalam ajang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah ka Putra beserta timnya. Tentu aja sekolah gue begitu optimis memenangkan pertandingan tersebut, tapi kita tidak boleh meremehkan kemampuan lawan yang kita sendiri pun belum tau bagaimana kemampuan mereka. Bisa saja kan walaupun di tingkat nasional kita menang tapi tingkat kota malah kalah. Ya kan? Segala kemungkinan tentu bisa terjadi.

Dan karena adanya acara pertandingan futsal yang berlangsung selama 2 minggu membuat beberapa mata pelajaran menjadi kosong aka jamkos. Nah, di kelas gue sendiri karena gurunya berhalangan hadir akhirnya sejak jam 12 udah nggak ada pelajaran.

---

Setelah menunaikan kewajiban yaitu shalat dzuhur, gue ngajak temen gue, Billa, buat nonton futsal di gedung serba guna yang ada di sekolah. Jadi di gedung itu tuh ada kayak semacam tribunnya gitu. Ya bisa dibilang gedung serba guna itu ya aula sekolah (aula besar lebih tepatnya, karena di sekolah gue ada aula kecilnya).

Kata Billa sih hari ini timnya ka Putra yang akan tanding. Nah sekalian tuh gue bisa ngeliat langsung gimana sih wajah seorang ka Putra.

Setelah memasuki aula, gue dan Billa mencari tempat duduk yang masih kosong. Beberapa menit kemudian Billa ninggalin gue karena dia mau ke toilet, perutnya sakit katanya. Duh kebanyakan makan pedes sih, kan jadi sakit perut. Akhirnya gue sendirian deh, mana nggak ada yang gue kenal lagi. Keliatan banget gue jomblo kan? Ckckck_-

Nggak lama setelah kepergian Billa, ciahh kepergian wkwk, ada ka Putra dan timnya duduk di bangku tribun yang masih kosong. Dan kalian tau apa? Tempat duduknya ka Putra tepat di bawah gue dong. Duh gimana ini hhmmm. Pas gue nggak sengaja ngeliat ka Putra, ternyata dia juga ngeliatin gue. Dalam batin gue bilang, “Ternyata ini yang namanya ka Putra. Yaa lumayan sih, okelah”.

Gue nggak membiarkan mata gue dan matanya bertatapan terlalu lama, gue langsung mengalihkan pandangan gue ke arah yang lain.

Setelah 15 menit lamanya berdiam diri di toilet, akhirnya Billa pun kembali ke samping gue. Yes! Akhirnya nggak sendiri lagi.

Saat Billa menyadari kalau di depannya ada ka Putra, dia pun langsung heboh sendiri.

"Eh Al, itu kan ka Putra. Ya kan?" ucapnya berbisik dan kedengarannya begitu antusias.

"Iya", jawab gue dengan singkat.

"Huaa demi apa dia ada di depan gue, momen langka banget Ya Allah. Duh, pengen gue sapa tapi gimana ya, kan dia nggak kenal sama gue".

"Ya kenalan dong", sahut gue.

"Enteng banget kalau ngomong", ucap Billa terdengar sedikit ngegas.

"Emang". Nggak tau kenapa gue males meladeni ucapan Billa yang terdengar sedikit berlebihan mengenai ka Putra, sedikit lho ya Bil :v

Oh ya, fyi dear para readers yang berbahagia, berdasarkan desas-desus yang gue dengar, ka Putra terkenal dingin, cuek, tapi baik. Nah lho, sebenernya tuh gue suka sama yang dingin-dingin, kayak bikin penasaran gitu. Tapi gue udah males kalau misalnya suka sama seseorang yang disukai banyak orang. Ogah, males ribet. Pengen suka sama yang biasa-biasa aja.

---

Pertandingan pun dimulai antara tim futsal sekolah gue aka tim ka Putra melawan tim sekolah sebelah. Selama pertandingan berlangsung tak henti-hentinya gue mendengar cewek-cewek pada teriak nyebut nama ka Putra sambil bilang, "Semangat Putra", mana ada yang nyanyi-nyanyi nggak jelas lagi. Gue kan jadi terganggu.

Tapi gue lihat-lihat ka Putra sih biasa aja. Maksudnya nggak malah tebar pesona ke cewek-cewek yang neriakin namanya. Dia tetep fokus sama pertandingan daripada ngeladenin ciwi-ciwi tersebut. Tanpa tepe-tepe aja udah banyak yang suka, gimana kalau pakek tepe-tepe. Walah, gue jamin, disenyumin ka Putra aja pasti tuh ciwi-ciwi langsung histeris.

Waktu pertandingan pun telah usai, skor terakhir yaitu 10-0, tentu aja tim ka Putra yang menang. Walaupun banyak yang meneriaki nama ka Putra, ngasih semangat sama nyanyi-nyanyi nggak jelas, tapi sebenarnya nggak ada satupun yang berani mendekat langsung ataupun sekedar menyapa ka Putra secara langsung di hadapannya. Jadi mereka cuma berani dari jauh dan itupun rame-rame. Huh payah :v

Saat ka Putra kembali ke tribun, gue sempat ngelihat ka Putra natap gue lagi dong. Entah apa maksud dari tatapannya, gue nggak ngerti dan gue nggak mau peduliin itu.

---

Karena udah mulai bosen di aula, gue ngajak Billa buat ke luar cari makan, kebetulan gue juga udah laper.

Selain pertandingan futsal, di depan aula besar ada bazar makanan murah. Wah incaran banget nggak tuh? Wajib dicoba pokoknya, borong sekalian kalau perlu wkwk.

Pada saat gue keliling-keliling cari makanan apa yang sekiranya menggoda, gue ngeliat ka Putra sama temen se-timnya yang kalau nggak salah bernama ka Diva (cowok lho ya). Mereka kayaknya lagi beli es teh deh. Gue sebenernya pengen es teh juga, tapi males kalau harus ketemu ka Putra.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang