Part - LIMA, check!

2.3K 163 64
                                    

Pas baru masuk aula, eh semua mata langsung tertuju pada gue sama ka Putra dong, terutama yang ciwi-ciwi. Ada yang tatapannya bingung, ada juga yang keliatan kesel pas tau ka Putra ke aula sama gue.

Ka Putra ngajak gue duduk di tribun yang nggak terlalu rame dan di sana udah ada timnya ka Putra sama beberapa kakak-kakak osis yang mau support ka Putra dan tim. Melihat ka Putra tidak seorang diri, membuat mereka kebingungan.

"Siapa Put?", tanya salah satu timnya, ka Dayat.

"Kenalin namanya Allana anak kelas 10", jawab ka Putra memperkenalkan gue pada mereka.

"Salam kenal Allana", ucap mereka berbarengan.

"Salken juga kakak-kakak semua", balas gue dengan ramah.

"Yang betah ya Al ngadepin sikapnya Putra", ucap ka Vera, anggota osis.

"Apaan sih Ver", sahut ka Putra.

Ka Putra menyuruh gue untuk duduk dan dia pun segera pergi ke kamar mandi buat ganti baju. Terus karena pertandingan mau dimulai, ka Putra dan tim segera melakukan pemanasan. Panitia pun memanggil kedua tim yang akan bertanding untuk segera memasuki lapangan.

"Aku ke bawah dulu ya, tolong do'ain biar menang", ucap ka Putra sambil natap gue.

"Iya ka, bismillah, jangan lupa berdo'a juga. Semangat", pesan gue pada ka Putra.

"Putra aja nih yang disemangatin?", sindir ka Dava.

"Apaan sih Dav, ikut-ikutan aja lo", balas ka Putra sedikit ngegas :v

"Enggak kok ka. Semangat juga buat kakak-kakak yang lain. Semoga dimudahkan dan diberi kelancaran buat jadi pemenang. Semangat yaa", ucap gue pada semua anggota tim ka Putra.

"Aamiin", seru mereka bersamaan.

"Yaudah yok!", kata coach mereka.

"Guys, nitip Allana ya, jaga baik-baik", ucap ka Putra pada kakak-kakak osis.

"Siap Put, pasti kita jagain", ucap mereka.

"Sip thanks".

Sebelum ninggalin gue, ka Putra mengelus kepala gue selama beberapa detik sambil natap gue dalem banget. Gue pun hanya bisa membalas dengan senyuman.

Pertandingan pun berjalan dengan lancar. Tim ka Putra berhasil mencetak 15 gol dan tidak memberikan kesempatan pada lawan untuk mencetak satu gol pun. Waw! Suara tepuk tangan serta sorakan dari siswa-siswi SMA gue pun memenuhi aula.

---

Ka Putra dan tim kembali ke tribun. Setelah mengganti pakaian, ka Putra duduk kembali di sebelah gue.

"Habis ini kamu mau ke mana?", tanya ka Putra.

"Nggak tau, tapi lagi males pulang", jawab gue.

"Udah makan?"

"Udah tadi pagi"

"Berarti belum makan siang?"

"Belum"

"Makan siang bareng aku yuk!", ajak ka Putra.

"Nggak deh ka, makasih", tolak gue.

"Aku nggak terima penolakan Al. Lagipula kamu harus makan, biar nggak sakit", ucap ka Putra menasehati gue.

"Belum terlalu laper", balas gue.

"Tapi laper kan? Walaupun sedikit? Udah ayo!", paksanya.

"Yaudah tapi di kantin aja ya", putus gue.

"Iyaa terserah! Guys, gue sama Allana ke kantin dulu ya. Kalian pada mau ikut nggak?", tanya ka Putra pada teman-temannya.

"Ogah banget jadi nyamuk", jawab ka Dava.

"Orang ngajakin makan kok malah bahas nyamuk. Yaudah yuk Al, pergi aja dari sini! Nggak usah peduliin mereka", ucap ka Putra lalu menggandeng tangan gue dan mengajak pergi.

"HATI-HATI AL SAMA PUTRA! DIEM-DIEM GITU BISA BERBAHAYA", teriak ka Tobi, ketua osis membuat langkah gue dan ka Putra terhenti.

"Tolong dong ucapannya dikondisikan", sahut kak Putra tak terima dikatakan berbahaya.

"Bercanda elah Put" ucap ka Tobi menyengir.

"Masa bodoh. Yok Al!"

"Duluan ya kakak-kakak", pamit gue ke mereka semua bermaksud sopan.

"Iya Al", balas mereka.

Saat gue dan ka Putra menuruni anak tangga, tiba-tiba dari arah belakang ada seorang cewek yang dengan sengaja mendorong gue hingga gue terjatuh.

"Haduh!", pekik gue sambil mengusap jidat yang kejedot ke lantai.

"Pakek acara jatuh segala. Kan jadi buyar mimpinya", kesal gue.

Yaaa, ternyata yang tadi hanyalah sebuah mimpi belaka. Sayang, padahal udah uwuuu:p

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang