Part - DUAPULUH SEMBILAN, check!

1K 86 0
                                    

Seperti permintaan gue, sebelum maghrib Rey mengantarkan gue pulang. Gue langsung masuk ke dalam rumah.

Selesai melaksanakan shalat maghrib, gue segera bergegas menuju ke bandara. Gue juga udah memakai pakaian yang akan gue kenakan untuk acara di sekolah. Gue belum sempet membuka hp untuk sekedar memberi kabar pada ka Putra.

Sesampainya di bandara, gue mengambil hp di dalam tas untuk menghubungi Rey dan menanyakan posisinya di mana. Ternyata udah banyak notif dari ka Putra yang nggak gue ketahui karena hp gue memang sedang gue silent. Sepertinya ka Putra mencemaskan gue. Gue mengabaikan ka Putra untuk sesaat dan memilih untuk fokus pada Rey yang notabene sahabat gue.

Setelah diberi tau posisi Rey dan keluarganya, gue segera menghampiri mereka. Gue bersalaman dengan orang tua dan keluarga Rey yang juga ikut mengantar.

---

Tiba-tiba Rey mendapatkan telfon dan ternyata itu dari ka Putra. Hm dari mana ka Putra dapetin nomor Rey? Apa jangan-jangan dia nyolong dari hp gue? Hm entahlah.

Rey memberikan hpnya kepada gue dan mengatakan kalau ka Putra ingin berbicara. Gue menjauh dari Rey dan keluarganya untuk menerima telfon tersebut.

Halo ka

Ke mana aja? Kok nggak ada kabar? Katanya mau nganterin Billa ke mall, kok malah sama Rey?

Aku nggak sempet buka hp. Aku lagi di bandara

Bandara? Ngapain? Kamu mau ke mana?

Aku nganterin Rey sama orang tuanya. Mereka mau ke Bandung

Kamu inget kan kita ada acara di sekolah? Kamu nggak ikut? Kamu lebih milih nganterin Rey?

Rey itu sahabat aku. Dia mau pindah ke Bandung dan aku pasti bakal jarang ketemu sama dia. Apa salah kalau aku mau nganterin dia?

Aku kan udah bilang Al, aku mau ngajak kamu berangkat bareng. Aku juga udah nyiapin something buat kamu. Kamu tolong hargai aku dong

Maaf ka, bukannya aku nggak menghargai ka Putra. Tapi ka Putra juga harus bisa ngertiin aku

Tapi Al-

Maaf ka, aku nggak mau debat. Ka Putra berangkat sendiri ya ke acara. Bye ka

Gue menutup telfon dari ka Putra dan segera kembali ke Rey dan keluarganya. Bisa gue pastikan kalau ka Putra pasti kesal sama gue. Tapi harusnya dia bisa mengerti. Rey adalah sahabat gue dan dia mau pindah ke luar kota, jadi nggak ada salahnya dong kalau gue mau nganterin dia.

---

5 menit kemudian, udah ada panggilan kalau pesawat Rey akan segera take off.

"Al, gue pamit dulu ya. Lo baik-baik di sini. Kalau mau curhat tentang apapun jangan pernah sungkan buat hubungin gue. Walaupun kita jauh, gue bakal berusaha untuk selalu ada buat lo", ucap Rey.

"Iya Rey. Lo juga hati-hati di sana. Selalu kabarin gue ya", balas gue.

"Siaappp. Gue pasti bakal kangen banget sama lo Al"

"Kalau gue sih pasti nggak kangen sama lo Rey"

"Masa?"

"Hehe ya pasti gue bakal kangen lo lah"

"Yuk Rey!", ajak papanya.

"Iya pa"

"Al, tante om sama Rey berangkat dulu ya", pamit mama Rey.

"Iya tante. Safe flight ya. Ntar kalau udah sampe Bandung, kabarin gue ya Rey"

"Iya Al, ntar gue kabarin. Gue pergi dulu ya. Sampe ketemu lagi Al. Lo hati-hati ya pulangnya"

"Iyaa Rey. See you"

Rasanya gue berat melepas Rey pergi. Pasti setelah ini gue merasa ada yang kurang tanpa hadirnya Rey.

---

Setelah memastikan Rey dan orang tuanya udah masuk ke dalam, gue langsung berpamitan pada keluarga Rey dan segera menuju ke sekolah. Untung jalanan nggak terlalu ramai jadi gue bisa sampai di sekolah dalam waktu 20 menit.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang