Part - DUABELAS, check!

1.8K 136 1
                                    

Pas gue masuk ke bioskop ternyata lampu udah mati pertanda film udah dimulai. Gue segera menuju ke tempat duduk gue yang berada di paling ujung.

Namun tanpa diduga, ternyata tepat di samping tempat duduk gue ada ka Putra dan di sebelah ka Putra tentunya ada ka Sandra.

Gue berpura-pura nggak mengetahui kalau di samping gue adalah ka Putra. Namun ternyata dia menyadari hal tersebut.

"Kamu nonton sama siapa?", tanyanya sambil berbisik ke telinga gue.

"Temen", jawab gue singkat.

"Jangan salah paham ya", ucapnya terdengar seperti memelas.

Gue menoleh ke arahnya. Gue mendapati dia tengah menatap gue dengan lekat. Langsung aja gue mengiyakan ucapannya.

---

Selama film diputar gue merasa ka Putra terus menatap gue. Gue berusaha untuk nggak memperdulikan dan memilih untuk tetap fokus pada film yang berada di depan gue.

Di tengah-tengah film, ka Putra mengatakan ke ka Sandra kalau dia mau ke toilet sebentar.

Setelah ka Putra pergi, tiba-tiba handphone gue bergetar, pertanda ada pesan masuk.

Setelah ka Putra pergi, tiba-tiba handphone gue bergetar, pertanda ada pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue bingung apa maksud ka Putra dan darimana dia mendapatkan nomor gue. Untuk menjawab kebingungan gue, gue pun memutuskan menuruti perintahnya.Gue segera turun dan mencari keberadaan ka Putra.

---

"Allana", panggilnya saat melihat gue berjalan mendekat padanya.

"Ada apa ka?", tanya gue to the point.

"Kamu jangan salah paham ya. Aku nggak ada hubungan apa-apa kok sama Sandra. Dia tadi tiba-tiba minta anterin pulang lebih tepatnya maksa sih. Terus yaudah aku iyain. Taunya pas di jalan dia ngajak nonton, aku mau nolak tapi lagi-lagi dia maksa. Terpaksa aku iyain lagi. Tapi sumpah aku nggak ada apa-apa sama dia. Aku cuma nganggep dia temen biasa, nggak lebih", jelas ka Putra panjang lebar.

Gue yang nggak ngerti apa tujuan ka Putra ngejelasin itu ke gue, jadi respon gue cuma, "Iya ka".

"Kamu marah ya? Kok jawabnya singkat gitu?", tanya ka Putra.

"Enggak kok. Lagipula ngapain aku marah? Kan nggak berhak", jawab gue yang ikut memakai kosakata aku-kamu. Karena gue merasa nggak enak sama dia kalau nggak pakek kosakata seperti itu.

"Al", panggilnya dengan tatapan yang lebih dalam dan entah mengapa membuat jantung gue berdetak lebih kencang.

"Iya", jawab gue se-normal mungkin.

"Pulang yuk!", ajaknya membuat gue mengernyitkan dahi.

"Hah? Pulang? Maksudnya?"

"Kita pergi dari sini, ke mana gitu. Pokoknya cuma kita berdua. Aku sama kamu"

"Maaf ka, nggak bisa. Aku ke sini sama temenku soalnya dan habis ini mau nemenin dia cari makan", ucap gue menolak.

"Temen cewek kan?", tanya ka Putra.

"Cowok", jawab gue dengan jujur.

"Apa? Cowok? Pacar?", tanya ka Putra lagi yang terlihat kaget.

"Kan aku bilang temen"

"Ada hubungan spesial?"

"Cuma temen ka Putra"

"Bener cuma temen?"

"Iya. Udah ya aku balik ke dalem lagi"

"Yaahh, sini aja dulu ngobrol-ngobrol sama aku"

"Aku ke sini buat nonton film ka, bukan buat ngobrol. Aku duluan ya", pamit gue lalu segera pergi ninggalin ka putra sendirian.

---

2 jam pun telah berlalu dan film yang gue tonton pun sudah selesai.

Saat lampu bioskop udah menyala, gue sesegera mungkin keluar ruangan dan mencari keberadaan Rey. Dan ternyata Rey udah nungguin di depan pintu keluar bioskop.

"Nunggu dari tadi?", tanya gue.

"Enggak kok. Mau cari makan sekarang?"

"Iya ayo"

Rey mengajak gue ke salah satu restoran yang ada di mall tersebut.

"Gimana tadi filmnya? Serem nggak? Pasti lo ketakutan ya? Sayang banget nggak bisa liat ekspresi takut lo. Pasti lucu deh", ucap Rey seolah meremehkan gue.

"Enak aja kalau ngomong. Nggak ada serem-seremnya tuh film, kurang greget, nggak seru. Palingan juga lo kan yang takut makanya duduk di paling depan", balas gue menatapnya remeh.

"Enggak. Kan emang tadi adanya ya di situ"

Yaa seperti inilah kalau gue udah ketemu sama Rey. Pasti ada aja hal kecil yang kita debatkan tapi nggak lama setelah itu pasti kita bakal ketawain apa yang barusan kita debatin.

Selesai makan, Rey mengajak gue untuk bermain di timezone. Karena udah lama nggak ke sana, maka dengan senang hati gue mau-mau aja.
Setelah puas bermain, gue meminta Rey untuk segera mengantarkan gue pulang karena ada pr yang harus gue selesaikan untuk dikumpulkan besok pagi.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang