Part - DUAPULUH TUJUH, check!

1.1K 92 0
                                    

"Al", panggil ka Putra membuat gue menoleh dan menatapnya. Btw kini posisinya gue dan ka Putra duduk di sebuah kursi yang tadi gue dudukin sama coach yaa.

"Kenapa ka?", tanya gue.

"Kamu mau tim sekolah kita menang atau kalah?", tanya ka Putra.

"Semua orang pasti pengen menang ka. Tapi bukankah manusia hanya bisa berencana tapi tetap Tuhan lah yang nementukan hasilnya", jawab gue dengan bijak.

"Kalau misalnya kita kalah, gimana? Kamu kecewa nggak?"

"Selama ka Putra dan tim udah berusaha ngasih yang terbaik, aku tetap bangga kok. Kalian bisa sampai babak final aja aku udah bangga. Jadi buat aku kemenangan itu cuma bonus, karena yang terpenting adalah gimana usaha yang udah kalian lakukan buat mencapai kemenangan itu. Lagipula di setiap pertandingan, menang kalah adalah hal yang biasa kan", jelas gue dengan lembut biar ka Putra mengerti.

"Udah ya, ka Putra istirahat aja. Biar cepet sembuh", ucap gue kemudian.

"Aku ngerasa belum ngasih yang maksimal Al", ucap ka Putra terlihat sedih.

"Maksudnya?", tanya gue.

"Aku nggak bakal ngebiarin tim aku berjuang sendiri. Aku nggak bakal ngebiarin tim sekolah kita kalah gitu aja", jawab ka Putra.

"Hah? Jangan aneh-aneh deh ka! Kakak istirahat aja!"

"Enggak Al. Aku mau lanjutin pertandingan dan yang aku butuhin sekarang adalah support penuh dari kamu"

"Ka Putra yakin mau lanjut tanding?", tanya gue memastikan.

"Aku yakin Al. Kalaupun nanti ternyata kita kalah, setidaknya aku udah ngasih yang maksimal dari yang aku bisa", jawab ka Putra.

"Yaudah kalau itu mau ka Putra, aku bakal support. Tapi inget, hati-hati ya ka. Tim lawan mainnya bisa lebih kasar. Aku nggak mau ka Putra kenapa-napa", ucap gue.

"Iya Al. Kalau gitu aku ke sana dulu ya", balas ka Putra lalu segera berdiri.

"Tunggu ka!", seru gue yang ikut berdiri.

"Kenapa Al?", tanya ka Putra menatap gue.

"Aku.. sayang ka Putra", ucap gue berbisik pada telinga ka Putra. Mendengar ucapan gue sontak membuat ka Putra tersenyum.

"Aku juga sayang banget sama kamu", balas ka Putra.

---

Ka Putra's POV

Mendengar ucapan Allana membuat gue langsung bersemangat. Gue bertekad memenangkan pertandingan itu dan membuat Allana bangga.

Saat gue memasuki lapangan ternyata waktu pertandingan sisa satu setengah menit dan skornya seri 5-5. Tim lawan kaget saat melihat gue kembali ikut bertanding, sedangkan supporter SMA gue langsung berteriak menyemangati gue. Gue melihat di samping coach gue berdiri, ada Allana yang sepertinya sedang khusyuk berdoa.

Di 20 detik terakhir, akhirnya gue bisa mencetak gol dan skor berubah menjadi 6-5. Tentu aja gol gue ini membawa tim sekolah gue memperoleh kemenangan. Suara teriakan kemenangan memenuhi gedung serba guna. Gue segera menghampiri Allana dan mengucapkan terima kasih karena udah mendukung gue.

---

Malam harinya gue mengajak Allana untuk pergi ke bioskop. Dan kali ini hanya ada gue dan Allana. Gue memintanya untuk memilih film apa yang akan ditonton dan memilih tempat duduk sekalian. Allana memilih film horor luar negeri dan tempat duduk di bagian tengah. Menurut gue tempatnya strategis karena nggak terlalu bawah dan atas.

Selama film diputar, Allana terlihat begitu fokus menikmati setiap alur film, sedangkan gue? Tentu aja memilih untuk fokus melihat Allana, cewek yang nggak gue sangka akhirnya kini bisa bersama gue dan gue harap untuk seterusnya juga demikian.

Selesai menonton film, gue mengajak Allana makan di salah satu restoran favorit gue tapi dia malah mengajak untuk mencari makan di luar aja, maksudnya mencari makan di pinggir jalan aja. Allana mengatakan kalau dia sedang ingin makan bakso langganannya. Gue pun dengan senang hati menuruti permintaan tuan putri gue hehe.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang