Part - TUJUH, check!

2K 158 6
                                    

Ka Putra's POV

Gue dan tim gue memasuki aula dan mengambil duduk di tribun yang masih kosong. Gue mengedarkan pandangan ke segala penjuru tribun. Yaa, gue mencarinya. Mencari seorang cewek yang selama 3 bulan terakhir ini berhasil mengganggu pikiran gue. Allana, dialah orangnya.

Flashback on

Di hari pertama MOS tahun ini gue begitu antusias, karena gue diberi kesempatan untuk menyampaikan materi kepada adek kelas atau siswa/i baru. Saat gue memasuki aula, gue mendengar bisik-bisik dari adek kelas. Ada yang mengatakan gue ganteng, keren, dan lain sebagainya. Hal itu udah biasa gue dapatin, jadi gue udah sangat terbiasa.

Saat gue menyampaikan materi, semua siswa/i baru terlihat begitu memperhatikan setiap kata yang gue ucapkan. Namun ada seorang cewek yang ada di barisan tengah terlihat sedang tertidur. Gue pun menghampirinya.

Semua mata langsung tertuju pada langkah gue yang semakin mendekat kepadanya. Gue nggak ngebangunin dia dan gue nggak ngebolehin siapapun buat ngebangunin dia, karena gue merasa kasihan, barangkali dia memang kecapekan atau sedang tidak enak badan.

Gue melihat ID card yang dipakainya lalu membaca nama dari cewek yang sedang tidur itu. Allana Noviana, begitulah namanya. Namun sayang, gue nggak bisa melihat wajahnya karena dia menenggelamkan wajahnya di balik lipatan kedua tangannya.

Gue kembali ke depan lalu melanjutkan materi yang sempat tertunda.

Saat materi telah usai, semua siswa/i baru dibubarkan lalu kemudian diarahkan untuk kembali ke kelas masing-masing. Saat gue mencari cewek bernama Allana yang tadi tertidur, tapi ternyata dia sudah tidak ada di barisan tadi. Mungkin udah ke kelas?

Keesokan harinya gue harus pergi ke Jakarta karena ada pertandingan futsal tingkat nasional yang harus gue dan tim ikuti. Alhamdulillah, kita berhasil membawa pulang piala juara 1. Setelah kembali dari Jakarta, gue ingin mencari dan menemukan Allana Noviana. Namun sayang, takdir belum mengizinkan. Selalu ada aja halangannya.

Tapi gue nggak kehabisan akal. Kalau gue belum bisa melihat wajahnya secara langsung, maka gue akan mencarinya di media sosial.

Gue mulai membuka aplikasi instagram dan mengetik namanya, muncullah akun si cewek tersebut. Untung aja akunnya nggak diprivasi, jadi gue bisa melihat isi instagramnya. Tidak banyak foto yang diposting, hanya ada 5 foto. Gue memperhatikan dengan seksama wajahnya agar bisa gue simpan dalam memori ingatan gue.

Flashback off

---

3 bulan pun berlalu dan hari ini gue ada pertandingan futsal mewakili SMA gue dalan ajang futsal se-kota Surabaya. Saat gue memasuki area tribun, gue melihat ada seseorang yang ingin sekali gue temui secara langsung. Yaps, Allana. Gue melihatnya seorang diri.

Tadinya gue ingin duduk di sebelahnya tapi temen se-tim gue mengajak duduk di bangku yang berada di bawah Allana. Yaudah gue ngikut aja. Yang penting gue udah bisa ngeliat langsung + deket pula tempat duduk gue sama dia.

Sebenernya udah beberapa kali gue pernah melihat Allana ketika di parkiran pas mau pulang sekolah, tapi itu hanya dari kejauhan dan sekarang gue bisa melihatnya dari jarak yang dekat.

Karena gue ingin melihat wajahnya dengan lebih jelas dari jarak yang dekat, gue pun menoleh ke belakang. Dan pas gue menoleh ke arahnya, dia pun demikian. Kita saling pandang untuk sesaat lalu dia pun mengalihkan pandangannya. Dan tak lama kemudian, ada seorang cewek yang menghampirinya, gue menduga itu temannya.

Saat gue dan tim mulai memasuki lapangan, gue mendengar banyak teriakan semangat dari cewek-cewek yang udah pasti ngefans sama gue wkwk. Tapi gue nggak peduli akan hal itu karena yang gue pedulikan adalah adanya dia yang akan menyaksikan gue bertanding dan gue harus memberikan yang terbaik supaya dia terkesan.

“Ayo semangat Putra, lo harus bisa!, ucap gue pada diri gue sendiri.

Alhamdulillah, pertandingan berhasil dimenangkan oleh tim gue.

---

Saat gue kembali ke tribun, gue sengaja melihat ke arah tempat duduk Allana tadi, bermaksud memastikan kalau dia masih di sana. Tapi saat gue tengah menatapnya, dia pun menatap gue. Hmmm jadi ketahuan deh kalau lagi ngeliatin doi -_-

Lalu nggak lama kemudian, dia sama temennya pun pergi, keluar dari tribun. Sesaat setelah dia pergi, gue ngajak Diva buat keluar dengan alasan mau cari minum bentar.

Sesampainya di luar, gue bilang ke Diva kalau gue mau nyari keberadaan Allana. Diva bingung ada apa, Allana siapa dan kenapa aku nyariin dia. Aku cuma bilang ke Diva, "Udah, ntar gue jelasin".

Percarian pertama adalah di bazar karena tepat di depan aula sedang ada bazar makanan. Dan ternyata benar, gue dan Diva berhasil menemukan sosok Allana. Ia tengah melihat-melihat dari stand satu ke stand yang lain, melihat menu makanan dan minuman apa aja yang disediakan, setidaknya itu yang bisa gue amati.

Kemudian Diva ngajak gue untuk membeli es teh, dia haus katanya. Yaudah gue menurutinya. Tentu sambil tetap memperhatikan Allana. Gue melihat dia nampaknya ingin membeli es teh juga namun sepertinya enggan, jadi dia memutuskan untuk pergi dari bazar.

Apa karena ada gue ya? Pikir gue dalam hati.

Setelah membayar es teh, gue mendapat telfon dari coach yang menyuruh gue dan Diva untuk kembali ke tribun. Dengan terpaksa, gue nggak melanjutkan membuntuti Allana lagi.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang