Part - EMPATBELAS, check!

1.7K 127 5
                                    

Ka Putra's POV

Di perjalanan nganterin Sandra pulang, tiba-tiba dia ngajak ke bioskop karena mau nonton film yang katanya udah ditunggu sejak lama. Awalnya gue ingin menolak, tapi Sandra terus memohon. Akhirnya lagi, lagi, dan lagi gue terpaksa mengiyakan keinginannya.

Gue membiarkan Sandra memesan tiket dan memilih tempat duduk. Sandra bilang kalau dia yang akan membayar tiket nonton gue sebagai ucapan terima kasih katanya. Ternyata Sandra memilih tempat duduk di paling atas dan ujung.

Saat memasuki bioskop, gue menyuruh Sandra yang duduk di bangku paling ujung. Tadinya sih dia nggak mau, tapi akhirnya mau (setelah gue paksa), karena gue paling nggak suka nonton di paling ujung. Nggak strategis tempatnya.

Lampu bioskop mulai dimatikan pertanda film akan segera dimulai. Tapi bangku sebelah kiri gue ternyata masih kosong.

Tak lama kemudian, ada seorang cewek yang duduk di sebelah gue dan tanpa gue duga dia adalah Allana. Langsung gue bertanya dia nonton sama siapa dan gue bilang jangan salah paham, maksudnya jangan salah paham kalau gue nonton berdua sama Sandra.

Di tengah-tengah film, gue bilang ke Sandra kalau gue mau ke toilet. Padahal gue ingin bertemu dan ngobrol berdua sama Allana. Gue mengirim pesan padanya dan menyuruhnya untuk menemui gue sebelum pintu keluar.

Saat dia udah di hadapan gue, gue langsung menjelaskan panjang lebar ke dia alasan kenapa gue bisa nonton berdua sama Sandra. Tapi gue lihat reaksinya biasa aja. Lalu gue mengajaknya pergi dari bioskop, tapi dia menolak dengan alasan dia ke bioskop bersama temennya jadi nggak enak kalau ninggalin gitu aja. Pas gue tau kalau temennya itu cowok, ada perasaan cemburu terbesit di hati gue.

Lalu Allana kembali ke dalem ruang bioskop.

---

Setelah film berakhir, gue melihat Allana seperti terburu-buru keluar ruangan. Gue mengatakan pada Sandra kalau gue ada urusan dan menyuruhnya untuk pulang sendiri. Awalnya Sandra menolak tapi gue terus mengatakan kalau ada urusan yang harus gue selesaikan saat ini juga dan nggak bisa ditunda. Akhirnya Sandra pun mengiyakan ucapan gue.

Gue segera keluar dari bioskop dan mencari keberadaan Allana yang kemungkinan besar sedang bersama temen cowoknya tersebut.

Akhirnya setelah gue muterin satu mall, gue nemuin Allana sedang makan bersama seorang cowok. Yaaa lumayan sih cowoknya, tapi masih jauh gantengan gue dong!

Gue terus memperhatikan mereka dari jauh. Setelah makan, si cowok terlihat sedang mengajak Allana untuk ke suatu tempat dan dia terlihat mengiyakan. Gue terus buntutin mereka dari jarak yang agak jauh bermaksud agar nggak ketahuan. Ternyata si cowok tersebut mengajak Allana ke timezone. Melihat Allana begitu antusias dan bahagia sampe ketawa lepas membuat gue lagi-lagi cemburu karena yang membuat dia seperti itu adalah cowok lain, bukan gue.

---

Nggak lama kemudian, mereka keluar dari mall. Gue terus mengikuti mereka dan ternyata mereka menuju ke sebuah rumah yang gue pastikan itu adalah rumah Allana. Si cowok hanya mengantar Allana sampe depan rumah lalu dia pergi.

Gue memarkirkan motor gue di depan rumah tetangga Allana. Kemudian gue jalan ke depan rumah Allana.

Saat udah di depan rumahnya, gue melihat dia hendak masuk ke dalem rumah. Dengan cepat, gue segera menelfonnya dan menyuruhnya untuk balik badan.

Setelah Allana menyadari kehadiran gue, dia menghampiri gue dan menanyakan apa maksud dan tujuan gue nyamperin dia di rumahnya. Gue menjelaskan kalau gue cemburu ngeliat dia sama cowok lain dan sampe akhirnya gue mengakui kalau gue suka sama dia.

Tentunya Allana kebingungan mendengar gue mengatakan demikian. Lalu gue mengajaknya ke kafe dan akan menjelaskan semuanya di sana. Allana yang ragu antara mengiyakan atau menolak, dia beralasan belum mengerjakan pr dan belum izin ke orang tuanya.

Tiba-tiba ayah dan ibu Allana keluar dan menghampiri gue yang tengah berduaan bersama anaknya itu. Gue langsung mengucapkan salam dan mencium punggung tangan ortu Allana, bermaksud sopan. Lalu gue meminta izin untuk mengajak Allana keluar sebentar dan ortunya mengizinkan. Kemudian Allana mengambil bukunya di kamar dan membuat gue tinggal bertiga bersama ortunya.

Gue mulai gugup, was was kalau ditanya ada hubungan apa sama Allana. Tapi untungnya enggak, kita hanya ngobrol ringan aja.

"Nunggu di dalem aja yuk nak Putra!", ajak ibu Allana aka ibu calon mertua gue wkwk.

"Makasih tante. Saya nunggu di sini aja", tolak gue dengan sopan.

"Kamu ke sini jalan kaki?", tanya ayah Allana.

"Enggak om. Saya bawa motor tapi parkir di depan rumah sebelah", jawab gue.

"Kenapa nggak dibawa ke sini langsung?", tanya ayah camer lagi.

"Nggak papa om hehe"

Nggak lama kemudian Allana keluar dengan membawa tas ranselnya.

"Kita pamit dulu ya om tante", ucap gue.

"Pamit dulu yah, bu", ucap Allana.

"Iya hati-hati ya", pesan ayah Allana.

"Jangan pulang malem-malem lho ya", pesan ibunya.

"Iya, siap tante. Assalamu'alaikum"

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang