Part - DUAPULUH DELAPAN, check!

1.1K 93 0
                                    

Allana's POV

Di hari sabtu pagi ini, Billa mengajak gue pergi ke mall, katanya sih dia mau nyari baju buat nanti malem. Jadi, nanti malem akan ada perayaan atas kemenangan tim futsal sekolah kita. Padahal setau gue baju Billa udah banyak tapi mungkin karena nanti dia perginya sama doinya jadi ya harus tampil spesial daripada biasanya. Maklum, lagi bucin-bucinnya.

Tadinya ka Putra juga mau mengajak gue ke mall, katanya mau nyari baju couple buat kita berdua. Tapi gue bilang, kalau gue udah ada janji sama Billa dan gue juga nggak suka kalau pakek baju couple gitu. Mendingan tentuin aja warna dominan yang akan kita pakai. Akhirnya ka Putra setuju dan kita sepakat untuk memakai dresscode dengan warna dominan hitam.

Gue dan Billa berangkat ke mall pukul 10. Setelah capek muter-muter keliling mall hanya untuk mencari baju yang akan dipakai Billa buat ntar malem, kitapun memutuskan untuk mengisi perut kita. Untungnya Billa berbaik hati mau mentraktir gue.
Jam udah menujukkan pukul 3 sore, gue dan Billa segera pulang.

---

Sesampainya di rumah, Rey menelfon gue dan mengajak untuk pergi ke taman, katanya ada hal penting yang mau dibicarakan. Gue langsung mengiyakan ajakan Rey dan tak lama kemudian Rey menjemput gue di rumah.

Selama perjalanan ke taman, Rey diam aja, nggak kayak biasanya.
Sesampainya di taman, Rey mengajak gue keliling sebentar melihat indahnya taman. Kondisi taman tidak terlalu ramai.

Setelah berkeliling selama 10 menit, Rey mengajak gue duduk dan Rey pun masih tetap diam aja. Karena merasa ada yang aneh, gue memilih memulai percakapan terlebih dahulu.

"Rey! Ada apa? Tumben lo diem aja? Katanya mau ngomong sesuatu", ucap gue perlahan.

"Al", panggil Rey.

"Iya?", tanya gue.

"Gue boleh jujur nggak?", tanya Rey.

"Ya boleh lah Rey. Emang ada apa sih?", tanya gue balik yang udah penasaran.

"Tapi kamu jangan marah ya", ucap Rey menatap gue lekat.

"Apa dulu nih?"

"Janji dulu jangan marah sama gue ", pinta Rey.

"Yaudah iya, gue janji nggak bakal marah sama lo. Udah buruan apa? Jangan bikin gue kepo deh"

"Gue suka sama lo", empat kata dari Rey mampu membuat gue terkejut.

"Hah? Maksudnya?", tanya gue.

"Jujur ya Al, sejak SMP gue udah suka sama lo. Cuma gue nggak berani bilang karena takut lo malah ngejauh", jawab Rey.

"Bentar-bentar. Bukannya dulu lo sukanya sama Sinta ya?", tanya gue. Btw Sinta salah satu temen sekelas kita ya.

"Sinta yang suka sama gue, tapi gue nggak Al. Karena gue cuma suka sama lo. Makanya dari dulu sampe sekarang gue nggak pernah pacaran kan. Itu karena satu-satunya cewek yang ada di hati gue ya cuma lo Al"

"Lo tau kan Rey kalau gue udah nganggep lo sebagai sahabat bahkan kayak kakak gue sendiri. Selama ini lo baik sama gue, lo perhatian, lo peduliin gue, selalu ada di saat gue seneng maupun sedih, dan gue kira semua itu karena pure lo nganggep gue sebagai sahabat. Gue nggak nyangka lo punya perasaan yang lebih"

"Gue minta maaf Al. Gue juga nggak tau kenapa bisa bertahan selama ini sama perasaan gue. Padahal gue udah berusaha sebisa mungkin buat move on, sampe-sampe gue rela buat nggak satu sekolah sama lo, biar gue bisa cepet ngelupain lo. Tapi ternyata sekuat apapun usaha gue, semua tetep sia-sia Al"

"Gue nggak mau nyalahin perasaan lo Rey. Gue paham, perasaan emang nggak bisa ditebak kapan dateng dan perginya. Gue sangat menghargai kejujuran lo. Tapi lo tau kan perasaan gue buat siapa?"

"Iya Al, gue tau kok. Gue seneng akhirnya ada yang bisa gue andalkan buat ngejaga lo, buat bahagiain lo. Karena setelah ini gue nggak bakal ada terus di deket lo"

"Maksud lo apa Rey? Lo mau ke mana?", tanya gue.

"Papa dipindahkan ke Bandung dan mama pastinya ikut nemenin ke sana. Mereka nggak tega ninggalin gue sendiri di Surabaya. Jadi mereka ngajak gue sekalian pindah ke Bandung dan nanti juga kuliah bakal lanjut di sana", jawab Rey membuat gue terkejut.

"Hah? Pindah ke Bandung? Kenapa lo baru ngasih tau Rey? Berangkatnya kapan?"

"Ntar malem Al"

"Apa? Ntar malem? Kok mendadak sih Rey?"

"Gue juga baru dikasih tau mama kemarin siang. Tadinya mau langsung ngasih tau lo, tapi gue harus nyiapin semua keperluan buat pindahan dan baru selesai tadi siang. Pas gue mau nelfon lo tapi hp lo nggak aktif. Jadinya baru sempet sekarang ngasih taunya. Maaf ya Al, bukannya gue bermaksud ngejauhin lo, tapi gue terpaksa harus ikut mama sama papa"

"Berangkat jam berapa?"

"Habis maghrib otw bandara. Take off jam setengah 8"

"Gue boleh ikut nganter?"

"Boleh lah Al, boleh banget malahan"

"Jalan-jalan yuk!", ajak gue tiba-tiba.

"Hah?", bingung Rey.

"Kalau nanti lo ke Bandung, kita pasti bakal jarang ketemu. Nah sebelum itu gue mau jalan-jalan dulu sama lo", ucap gue memperjelas.

"Jalan-jalan ke mana?", tanya Rey.

"Ya muter-muter Surabaya gitu", jawab gue.

"Sekarang?"

"Iya"

"Berarti ntar lo mau langsung ikut ke rumah gue terus ke Bandara? Apa gimana?"

"Ntar sebelum maghrib lo tolong anterin gue balik dulu, baru ntar habis maghrib gue otw ke bandara. Jadi ntar kita langsung ketemu di sana"

"Lo berangkat sama siapa?"

"Sendiri"

"Gue jemput aja ya"

"Nggak usah Rey. Lagipula rumah lo ke bandara kan nggak terlalu jauh. Masa harus puter balik ke rumah gue dulu. Kasian lo nya ntar kecapekan di jalan"

"Tapi kan-"

"Udah, ayo jalan-jalan sekarang!"

"Yaudah terserah lo aja Al. Ayok lah"

Selama satu jam lamanya gue dan Rey muter-muter keliling Surabaya. Udah lama rasanya nggak kayak gini sama Rey. Dulu pas SMP kalau lagi gabut pasti gue ngajak Rey buat jalan-jalan keliling Surabaya.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang