Part - TIGAPULUH DUA, check!

2.7K 123 4
                                    

Allana's POV

Gue nggak menyangka kalau ka Putra akan mengajak gue ke gedung serba guna, tempat yang bersejarah bagi gue dan ka Putra. Ternyata tujuan ka Putra mengajak gue adalah ingin mengenang kembali masa-masa awal kita bertemu.

Saat ka Putra membahas tentang gue yang pernah bilang kalau gue sayang sama dia, gue sengaja mengatakan kalau itu hanyalah kebohongan belaka dan tentu aja itu hanya prank buat ka Putra, gue berniat untuk mengerjainya. Eh taunya tiba-tiba dia ngajak pulang dong.

Sepertinya ka Putra kecewa. Dia berjalan mendahului gue menuju pintu keluar. Tapi gue masih tetap di posisi tempat duduk gue. Ka Putra terus berjalan dan sepertinya dia nggak menyadari kalau gue nggak mengikutinya.

Sebelum dia sampai di pintu keluar, gue memanggilnya.

"Ka Putra!", dia langsung menoleh dan terkejut mengetahui gue belum beranjak dari posisi gue tadi. Dia kembali menghampiri gue tapi hanya sampai kursi tribun bawah, tidak ke atas.

"Ngapain masih di situ? Ayo pulang!", tanya ka Putra.

"Kenapa ninggalin gitu aja?", tanya gue balik.

"Aku nggak tau kalau kamu masih di situ. Aku kirain kamu udah di belakang aku", jawab ka Putra.

"Ka Putra mau aku di belakang ka Putra? Ka Putra nggak mau aku di samping ka Putra?", tanya gue yang membuat ka Putra kebingungan.

"Maksudnya?"

"Ka Putra nggak mau kita jalannya barengan, beriringan?", tanya gue yang berjalan perlahan menghampiri ka Putra.

"Perasaan kita aja berbeda Al. Gimana kita bisa jalan beriringan?", tanya ka Putra dengan sorot mata menunjukkan kesedihannya.

"Iya ya perasaan kita berbeda", jawab gue semakin mendekat pada ka Putra dan kini gue udah berdiri di hadapannya.

"Ka Putra cuma sayang sama aku sedangkan aku? Aku udah mulai jatuh cinta sama ka Putra", ucap gue membuat ka Putra berubah ekspresi menjadi terkejut.

"Hah? Apa apa? Maksudnya gimana Al?", tanya ka Putra.

"Nggak ada pengulangan", tegas gue.

"Kamu jatuh cinta sama aku?", tanya ka Putra dan gue hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahu gue.

"Hei! Jawab dong! Kamu cinta sama aku?", tanya ka Putra lagi tapi kali ini dengan suara yang haduhh bikin gakuat, lembut banget woy wkwk.

"Maunya ka Putra gimana?"

"Aku mau, kamu jawab jujur", ka Putra menatap gue begitu dalam tak lupa dengan senyum yang gue jamin bakal bikin semua cewek luluh melihatnya.

"Iya", singkat gue.

"Iya apa?", tanya ka Putra yang sepertinya belum puas mendengar jawaban gue.

"Aku emang nggak suka sama ka Putra, nggak sayang pula. Karena apa? Aku udah mulai jatuh cinta sama ka Putra. Mungkin kedengerannya terlalu berlebihan karena di usia yang terlalu dini aku menyebutnya cinta. Tapi asal ka Putra tau, sejak mos waktu itu aku kan sering denger temen-temen pada ngomongin ka Putra dan itu bikin aku kepo siapa sih ka Putra dan akhirnya aku cari tau deh. Aku stalking semua akun sosmed ka Putra jadi aku udah tau sedikit lah tentang ka Putra, sebelum kita ketemu langsung pas di sini. Tapi aku nggak mau nunjukin perasaanku ke siapapun, termasuk ka Putra dan Billa sekalipun. Aku mau ngeliat perjuangan ka Putra dulu kayak gimana, beneran nggak ka Putra ada rasa sama aku", jelas gue panjang lebar dan tentunya dengan jujur ya.

"Duh aku nggak nyangka. Berarti selama ini aku nggak bertepuk sebelah tangan dong", ucap ka Putra terlihat kembali senang.

"Enggak ka Putra. Cuma aku emang sengaja bikin ka Putra ngerasa kayak gitu. Karena tadinya aku juga masih ragu sama perasaanku", balas gue.

"Asal kamu tau ya Al, aku juga sama kayak kamu. Aku udah nyaman sama kamu dan aku ngerasa juga udah mulai jatuh cinta sama kamu. Cuma aku nggak mau ngomong cinta ke kamu karena kayak bahasanya terlalu berat aja gitu buat anak seumuran kita, ntar dikiranya cuma cinta monyet lagi", ucap ka Putra.

"Makasih ya ka udah ada di hidup aku. Makasih karena selama ini ka Putra udah sayang sama aku dan udah memilih aku buat jadi seseorang yang ada di samping ka Putra. Padahal banyak banget cewek-cewek yang mau ke ka Putra", ucap gue.

"Sebanyak apapun cewek di luar sana yang mau sama aku, tapi tetep aku maunya cuma sama kamu Allana. Apapun halangan dan rintangan yang menghadang, aku mau kita melewatinya bersama-sama. Karena aku cuma mau kamu, hanya kamu, dan akan selalu kamu"

"In Shaa Allah ka. Kita sama-sama berdoa yang terbaik buat kita ke depannya"

"Aamiin. Berarti sekarang kita jadian dong?", tanya ka Putra.

"Ka Putra tau kenapa pas di kafe waktu itu yang ka Putra nanya aku mau nggak jadi pacar ka Putra, tapi aku malah mengalihkan pembicaraan?", tanya gue balik.

"Karena kamu nggak siap?", tebak ka Putra.

"Bukan cuma karena itu. Aku bingung mau nolaknya gimana. Jujur ya ka, aku nggak pernah mau pacaran karena aku nggak mau ada kata putus. Aku emang sayang sama ka Putra dan juga sebaliknya, ka Putra sayang sama aku. Tapi apa harus kita pacaran? Enggak kan ka. Aku mau kita komitmen aja buat berusaha selalu bersama dalam keadaan apapun, itupun kalau ka Putra mau", jelas gue.

"Kalau emang mau kamu kayak gitu, yaudah aku turutin. Kita komitmen buat selalu bareng-bareng. Lagipula status itu nggak terlalu penting. Yang terpenting perasaan kita berdua kan", balas ka Putra.

"Makasih ka udah mau mengerti", ucap gue tersenyum.

"Aku berusaha menjadi yang terbaik buat kamu Al. Walaupun aku tau, aku jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan, tapi-"

"Aku yang bakal melengkapi ka Putra. Manusia nggak ada yang sempurna ka. Semua pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tapi dengan komitmen yang kita punya, kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Aku berharap apapun masalah yang kelak akan kita hadapi, tolong jangan langsung meninggalkan. Kita bicarakan dulu baik-baik, kita cari pokok permasalahannya apa, lalu kita selesaikan bersama", sahut gue dengan bijaknya.

"Iya Al. Terima kasih juga kamu udah sabar ngadepin aku yang terkadang suka cemburu nggak jelas. Tolong ingetin aku ya kalau aku salah", pinta ka Putra.

"Iya ka Putra. Kita saling mengingatkan ya", ucap gue.

"Iya. Aku bersyukur banget Tuhan mengirimkan kamu buat hadir dalam hidupku dan mengisi kekosongan dalam hatiku. Aku sayang kamu Allana"

"Aku juga sayang ka Putra. Semoga Tuhan menjodohkan kita baik di dunia dan akhirat"

"Aamiin. Yaudah, kita balik ke acara atau pulang aja?", tanya ka Putra.

"Balik ke acara aja ka, baru jam segini. Aku kan juga mau ketemu sama temen-temen", jawab gue.

"Yaudah ayo! Apa sih yang nggak buat kamu", ucap ka Putra sambil menoel hidung gue lalu kita terkekeh bersama.

Gue dan ka Putra berjalan bersama keluar dari gedung yang penuh sejarah ini. Gedung yang telah menjadi saksi bisu untuk kisah gue bersama ka Putra, kakak osis yang dikagumi oleh semua siswi di SMA gue. Terima kasih Tuhan, takdir-Mu begitu indah.

- THE END –

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang