Part - DUAPULUH, check!

1.4K 102 0
                                    

Ka Putra's POV

Pukul setengah 7, latihan futsal gue baru selesai. Saat gue mau balik, ternyata hujan deras sedang mengguyur kota Surabaya. Gue langsung kepikiran sama Allana. Dia udah pulang atau belum? Gue menghubunginya berkali-kali tapi nggak bisa terhubung. Gue mengirim banyak chat tapi dia sedang offline. Pikiran gue semakin nggak karuan. Gue takut terjadi apa-apa sama Allana.

Gue izin ke teman-teman gue untuk pulang terlebih dahulu. Gue yang saat itu nggak bawa jas hujan dan hanya berbekal jaket kulit gue, nekat menerobos hujan untuk menuju ke rumah Allana dan memastikan bahwa dia udah berada di rumah.

Perjalanan yang tadinya sekitar 20 menit mampu gue tempuh hanya dengan 15 menit. Yaa gue mengendarai motor gue dengan kecepatan penuh agar bisa segera tiba di rumah Allana.

---

Sesampainya di tempat, gue segera memencet bel rumahnya dan yang membukakan gerbang adalah seorang wanita paruh baya yang gue nggak kenal beliau siapa.

"Mau cari siapa nak?", tanyanya.

"Allana ada di rumah bu?", tanya gue dengan sopan.

"Allana belum pulang nak. Budhe juga nggak tau dia di mana. Dari tadi ditelfon nggak bisa-bisa", jawabnya yang ternyata adalah budhenya Allana.

"Ya ampun. Allana ke mana ya budhe? Saya juga udah nelfon berkali-kali tetep nggak bisa. Saya jadi khawatir sama dia", ucap gue.

"Sama nak, budhe juga khawatir. Mana orang tuanya lagi di luar kota lagi", balas budhe.

"Kalau gitu saya pamit ya budhe, mau nyari Allana".

"Hati-hati ya nak. Kalau udah ketemu Allana tolong langsung ajak pulang. Bilangin budhe nyariin", pesan budhe.

"Iya budhe, saya pamit. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Saat gue hendak menyalakan mesin motor gue, tiba-tiba gue mendengar suara motor yang mendekat. Ternyata itu adalah Allana dan cowok yang pernah bersamanya waktu di mall kemarin.

"Alhamdulillah akhirnya kamu pulang. Budhe udah khawatir nungguin kamu dari tadi", ucap budhe terlihat senang dan lega.

"Budhe tolong bukain gerbangnya ya", ucap Allana.

"Iya iya sebentar"

Budhe membukakan gerbang dan motor milik cowok itu segera masuk. Gue pun mengikutinya ke dalam. Gue masih belum mengerti kenapa Allana bisa sama cowok itu. Rasa cemburu mulai menyelimuti hati gue.

"Budhe ambilin handuk dulu ya", ucap budhe.

"Iya budhe makasih", balas Allana.

"Habis dari mana? Kok baru pulang?", tanya gue dengan nada yang terdengar ketus.

"Eh kalau nanya biasa aja dong", sahut cowok itu.

"Gue nanya ke Allana ya, bukan ke lo", balas gue menatapnya sengit.

"Ya tapi kalau nanya biasa aja dong. Kasian Allana baru pulang, capek", ucap cowok itu.

"Udah udah jangan berantem", ucap Allana menengahi lalu Budhe kembali dengan membawakan 3 handuk dan kembali masuk ke dalam karena mau membuatkan minuman hangat.

"Kita masuk dulu yuk!", ajak Allana.

"Aku mau pulang aja", ucap gue.

"Kenapa buru-buru ka? Nggak mau masuk dulu?", tanya Allana.

"Nggak usah Al, aku langsung balik aja. Takut ganggu", jawab gue sambil melirik tuh cowok dengan sinis.

“Ini handuknya, makasih", ucap gue kemudian.

Gue segera pergi dari rumah Allana. Sebenarnya gue mau mendengar penjelasan darinya kenapa bisa bersama cowok itu tapi rasa cemburu gue membuat gue ingin segera pergi dari sana.

Ka Putra (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang