Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Last Child - Duka
***
Bab 1 | Hempasan Masa Lalu
Juni selalu menginginkan Juli ada disampingnya karena menurut kalendar Masehi mereka tidak akan terpisahkan
***
"Ku tak mengerti betapa bodoh diri membiarkanmu jauh dari ingatan
Ku coba mengobati dengan mengenang masa lalu namun ku sadar diri kita tak lagi bersama." alunan suara telah bersenandung yang keluar dari mulut yang sedang mengetik di depan laptop."Dimana kamu? Apakah kau rindu? Sungguh susah buat lupa... Hati tak bisa berdusta...Walau ku tahu kaulah sahabatku, tapi tetap ku teringat. Cinta tak salah..... Aku yang salah," sahut seseorang yang tengah asik membaca buku itu.
Alunan nada itu berhenti, sang pelaku malah menatap heran orang yang menyahutnya. Sepenggal lagu di nyanyikan oleh salah satu anak yang sedang bersantai disana dengan bermodalkan laptop yang bermerk keren mendengar nya saja sudah pasti enak di dengar, di tambah lagi oleh suara nya yang cukup bagus bagi anak seumuran nya. Sementara itu satu anak lagi tengah asik membaca buku, buku karya penulis terkenal menggugah hatinya hingga ingin terus membaca tiada henti walaupun memang telah berpuluh-puluh kali di baca olehnya.
Siang berganti malam sembunyikan sinarnya dan gelap menghampiri nya, baginya malam ini adalah malam yang sangat menyeramkan. Dimana malam ini cowok pembawa laptop tengah berada di depan sebuah gubuk yang sangat tidak asing bagi dirinya. Gubuk tua yang hampir roboh itu masih tetap tegak dan kapan gubuk itu akan runtuh dan bersatu dengan tanah.
Cowok itu masih menatap gubuk tua itu dengan seksama, entah apa yang terjadi pada dirinya akan tetapi seakan-akan dirinya merasa terpanggil ia kalau sudah dekat dengan gubuk itu. Seperti ada aura mistis membelenggu dirinya. Padahal dirinya tidak punya kekuatan untuk bisa melihat yang tidak kasat mata. Hanya saja ia bisa berinteraksi hanya dengan seorang 'teman' yang bernama Ufi
Namun sementara itu disisi lain sosok cowok pembaca buku juga ada disana kali ini ia berada dalam tempat yang sama bersama seseorang yang bernama Bal. Biasanya Ufi dan Bal selalu ada pada saat mereka terjaga, tetapi sekarang mereka berada di tempat yang dimana membuat si dan si pembaca buku berada.
Merasakan ada aura mistis yang mendekat membuat cowok pembawa laptop dan si pembaca buku penasaran bahkan tanpa ia sadari kaki yang selama ini masih menginjak tanah sekarang telah menginjak bambu usang itu, rupanya ia sudah ada di teras gubuk itu.
"Kok gue merasa ada yang aneh ya?" tanyanya diri sendiri secara bersamaan.
Rasa penasaran menyelimuti hatinya sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka salah satu pintu utama gubuk itu. Saat ia hampir memegang kenop pintu. tiba-tiba, satu tangan pucat langsung memegang tangannya. Sambil menelan ludah dan merasakan bulu kuduk nya langsung berdiri. Mereka memberanikan diri menatap sosok yang memegang tangannya. Dan dalam hitungan detik mereka menatap sosok itu.
Sosok itu adalah.
Mereka pun tidak tahu.
Tanpa berlama-lama mereka pun tertarik ke tempat itu dan langsung mendarat dalam posisi tengkurap menatap setiap permulaan yang tabu sampai akhirnya muncul layar besar yang menampilkan tayangan waktu tadi sore dimana saat itu mereka sedang santai. Setelah menampilkan itu, gambar berpindah ke sebuah rumah sakit yang terlihat wanita muda yang sudah siap mengejan demi mengeluarkan bayi yang ada dalam perut nya. pembawa laptop dan si pembaca buku terkejut karena sosok yang ada di layar itu adalah Ibu mereka dan yang tengah panik itu adalah Ayah mereka.
"Ayo Bu sekali Bu, bayi nya mau keluar," perintah sang Bidan.
"huhuhuhuhuh eueueueueuahhhhhhhkkkkk."
"oeoeoeoe." tangisan bayi akhirnya terdengar, lahirnya anak kedua mereka setelah satu tahun yang lalu mereka baru saja melahirkan anak mereka. Dan sekarang anak pertama mereka menginjak usia 1 tahun.
"Sayang, aku bersyukur kita telah di menghasilkan anak kedua dan doakan mudah-mudahan anak kita baik-baik saja, untuk masalah nama, aku telah memberikan dia nama, karena yang pertama kita beri nama Wahyu Lutfhi Trisakti dan kalo yang ini kita beri nama Iqbal Lutfhi Chendikia," cerocos sang Ayah yang sangat senang.
Pembawa laptop dan si pembaca buku sempat meneteskan air mata melihat kejadian itu, setelah itu layar berganti dimana yang satu menginjak SMA dan satu lagi di penghujung SMA dimana jati diri dan bakat mereka berkembang disana, Wahyu sang Kakak mahir di dunia akademik begitupun dengan Iqbal sang Adik juga sama mahir dan genius di bidang sama, padahal baik kakak-beradik ini sama-sama mempunyai prestasi yang sama akademik. Dan setelah itu adegan terakhir di tayangkan tidak ada reaksi apa pun dari mereka hanya satu hempasan angin yang membuat auto kembali sadar dari alam bawah sadar nya.
Pembawa laptop dan si pembaca buku akhirnya terbangun secara bersamaan di tempat, ruang dan waktu yang sama. Sekali lagi mimpi asal muasal mereka terbayangkan hingga terenggut oleh mimpi, awalnya hanya cerita tapi sekarang malah tergambar jelas dalam pikiran mereka. Demi menghilangkan mimpi yang terkesan buruk bagi mereka walaupun mereka kembar akan tetapi mereka berbeda cara mengalihkan pikiran dari mimpi tadi, Wahyu langsung mengambil kembali laptop dan melakukan kegiatannya kembali, ternyata Wahyu sedang mengedit sesuatu seperti sebuah CV untuk melamar pekerjaan.
"Bang, Abang bentar lagi luluskan?" tanya Iqbal.
"Iya bal. Emang kenapa?" tanya balik Wahyu.
"Gapapa kok bang. Abang enggak ada niatan mau kuliah gitu," jawab Iqbal.
"Kita lihat aja nanti ya Bal. Yang sekarang lebih baik kamu pikirkan adalah persiapan buat perpisahan Abang nanti, kan kamu panitia nya. Abang pesan harus meriah ya," pesan Wahyu.
"Baiklah bang. Buat Abang pasti meriah,"
"Awas aja ya."
"Jangan ngancem dong bang," rengek Iqbal.
"Iya-iya maaf. Kalo gitu abang pergi dulu mau print dulu CV buat kerja," pamit Wahyu.
"Oke, bang. Hati-hati,"
Setelah kepergian Wahyu Iqbal mengambil kembali buku dan membaca buku yang berjudul 'Nakula Sadewa'. Katanya buku ini menceritakan tentang Dua kembar dunia pewanyangan Nakula dan Sadewa adalah sosok yang unik. Meskipun secara fisik keduanya kembar identik akan tetapi keduanya memiliki kepribadian yang berbeda. Nakula merupakan sosok yang pendiam dan pemikir setiap hal yang dikerjakannya selalu dipahami, ditelaah, dimaknai secara mendalam dan akan menyampaikan hasil pemikirannya ketika dimintai pendapat saja. Berbeda dengan Sadewa yang cerdas, lihai dalam berbicara maupun berpendapat dan merupakan komandan yang baik dalam meningkatkan semangat senopati serta prajurit di medan laga.
Tiba-tiba satu notifikasi ponselnya membuyarkan imajinasi nya lalu ia menscroll layar ponsel dan disana mata Iqbal membulat seperti mendapatkan harta Karun.
***
Tbc.
Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi..... Ini kisah baru, silahkan cek ombak dulu!!!
Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣Lis_author

KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [5] Wahyu Iqbal ✓
Teen Fiction"Ketika kita berjalan ke arah yang sama namun berakhir dengan jalan yang berbeda" *** Wahyu Lutfhi dan Iqbal Lutfhi adalah kakak-beradik yang terpaut usia beda satu tahun. Di kala mereka menginjak usia remaja, Wahyu lulus dari bangku menengah kejuru...