Who? (two)

3.2K 360 17
                                    

Semuanya merasa deja vu dengan diam nya topi seleksi. Terkahir kali ini terjadi, saat harus menyortir Harry Potter.

Sedangkan Lyra terlihat tenang, dia tidak peduli akan berada di asrama mana. Asal itu bisa menjaga privasi nya.

"Hmm, privasi ya. Kalo begitu kau cocok berada di, Slytherin!"

Kecanggungan terjadi untuk sesaat, sebelum tepuk tangan kembali terdengar.

Lyra segera menuju meja Slytherin, yang penghuni nya kini tengah memandang dirinya.

"Welcome to Slytherin, dear," Pansy menyambut Lyra dengan pelukan, walau sedikit risih, Lyra tetap menerima pelukan itu.

Draco, Blaise serta Gregory, hanya bisa menyambut Lyra dengan senyuman. Jujur saja, mereka tidak menyangka akan mendapatkan anggota baru.

Setelah acara penyambutan selesai, Professor McGonagall segera membuka jamuan makan yang langsung di nikmati semua murid.

Ron yang memang sudah kelaparan sejak tadi, langsung menyambar paha ayam dengan rakus. Hermione hanya menggeleng kecil melihat tingkah pacar nya yang belum juga berubah itu.

Sedangkan Sephira terlihat menatap sendu meja Slytherin, memandang bagaimana Lyra—teman pertamanya. Tengah berbincang dengan Pansy dan anak-anak Slytherin lain. Itu tidak luput dari perhatian Harry.

"Hira, apa yang kau pikirkan?" tanya Harry lembut, Sephira menoleh padanya.

"Aku merasa dia akan melupakan ku." Sephira menunduk lesu, setelah mengatakan itu.

"Jangan begitu, aku yakin dia bukan orang yang seperti itu," kata Harry dengan mantap, tidak tau kenapa tapi saat melihat manik Lyra, Harry seolah tau bahwa gadis itu tidak akan melakukan hal seperti itu.

Sephira tersenyum mendengar nya, ia kembali melihat ke meja Slytherin dan tersentak sedikit karena Lyra juga melihat ke arah nya.

Sephira langsung memberikan senyum pada Lyra, dan untuk peretama kalinya setelah pertemuan pertama mereka di kereta, Lyra memberikan senyuman pada Sephira juga.

Membuat gadis Gryffindor itu menampilkan senyum merekah nya.

♦♦*♦♦

Paginya semua murid telah di sibukkan dengan kelas Professor Filius Flitwick—guru mantra.

Professor Flitwick menerangkan beberapa hal sebelum memasuki sesi latihan. Kali ini para murid tahun pertama akan belajar mantra peledak. Terlalu cepat memang, untuk mempelajari mantra yang cukup berbahaya bagi anak tahun pertama, tapi hal-hal rumit bisa terjadi kapanpun.

Sudah ada sebuah kotak kayu yang terletak di atas meja besi di hadapan para murid.

Professor Flitwick mulai mengayunkan tongkatnya dengan rapalan mantra Confringo. Dalam sekejap kotak itu hancur dan terbakar.

"Penghafalan dari mantra tersebut, ialah 'kon-fring-goh." Terang Professor Filtwick.

"Saya akan meminta seorang murid, untuk melakukan nya." lanjut Professor dengan tubuh mungil itu. Matanya mengelilingi ke seluruh wajah-wajah di hadapannya, hingga terhenti pada salah satu murid yang tengah memandang datar kotak yang telah hancur itu.

"Ms. Wongso, anda bisa maju kedepan."

Lyra memandang Professor Flitwick untuk sesaat, sebelum berjalan ke depan dan berdiri di sampingnya.

"Reparo." setelah mengatakan itu, kotak kayu yang sebelum nya hancur kini menjadi utuh kembali.

"Baiklah, Ms.Wongso, silakan lakukan dan jangan salah mengucapkan penghafalan nya."

Who? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang