Who? (sixteen)

989 115 7
                                        

Lyra keluar dengan pandangan kosong, melupakan orang-orang yang sejak tadi menunggu dirinya.

Melewati mereka, seolah tidak ada siapapun di sana.

Bahkan ketika Draco memegang kedua pundak gadis itu, Lyra hanya dia dengan pandangan lurus ke depan.

"Ly, ada apa?" Rasa cemas Draco tak terbayar, Lyra hanya diam bagaikan patung.

"Mr. Malfoy, bawa dia kembali ke Slytherin. Jika bisa jangan tanyakan apapun lebih dulu padanya," ucap McGonagall yang baru saja keluar, Draco mengangguk dan segera membawa Lyra pergi bersama Pansy.

Sedangkan penghuni Gryffindor masih setia berada di sana.

"Prof, apa yang terjadi?" Tanya Ginny, yang memang tidak tau apapun.

"Mr. Potter, silakan ceritakan pada yang lain. Kita harus bersiap, untuk segala kemungkinan." Harry mengangguk, mereka kembali ke Gryffindor segera.

♦♦*♦♦

Draco membawa Lyra untuk duduk, kemudian Pansy  membawakan segelas air.

Blaise juga Gregory, memandang dengan cemas keadaan Lyra sejak pertama kali dia masuk. Wajah gadis itu, benar-benar seperti mayat hidup.

"Lyra, ada apa?" Tanya Draco lagi, tapi Lyra tetap tidak menjawab, dia benar-benar seperti patung tetapi bernapas.

"Lyra, jawab aku!" Draco menggoyang-goyangkan pundak nya, tapi gadis itu tetap diam.

Plak! Tamparan itu mendarat dengan mulus, meninggalkan ruam kemerahan di pipi Lyra.

Membuat yang lain terkejut akan perbuatan Pansy.

Gadis itu tersadar, melihat Pansy yang menatap nya dengan cemas. 

"Ada apa?" tanya Pansy, melupakan apa yang baru saja dirinya lakukan.

Perlahan mata Lyra memerah, sedetik kemudian dia memeluk Draco yang berada di depannya.

Hening ruang rekreasi Slytherin, menjadikan isakan Lyra sebagai satu-satunya suara yang dapat terdengar.

Apapun yang terjadi di dalam ruangan Minerva McGonagall, itu pasti bukan sesuatu yang bagus. Keempatnya membiarkan gadis itu mengeluarkan segala emosi nya.

♦♦*♦♦

"Itu tidak benar kan?" Ucap Sephira, dirinya tidak bisa memikirkan apapun lagi setelah mendengar fakta yang terjadi.

"Seperti yang kau dengar, Hira." jawab Harry, membuat Sephira termenung.

Pertama kali mengenal gadis itu, Lyra dengan sangat bangga mengatakan dirinya berasal dari Indonesia dan memiliki darah Wongso, salah satu keturunan Keraton Jawa.

Namun saat ini, Harry bilang dia keturunan Emerson, pemilik batu kehidupan, batu yang di incar oleh Candice Adelaide Emerson, kakak dari Lyra itu sendiri.

"Pertanyaan akan kenapa dia di tempatkan di Slytherin pun terjawab. Kita semua tau, asrama itu terlampau jarang menerima yang bukan pureblood." ujar Ginny.

"Mungkin itu juga, alasan kenapa aku selalu merasa ada yang aneh dengan Wongso itu," timpal Ron, mengingat kembali bagaimana dia untuk pertama kalinya melihat gadis itu.

Who? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang