Sephira memerhatikan benda itu, lalu beralih pada ketiga orang yang tengah memandang nya intens.
"Ini seperti liontin milik, Lyra." ujar nya.
"Aku juga melempar Sectumsempra pada sosok berjubah itu, dan kebetulan dia juga mendapatkan nya. Di tempat yang sama juga." jelas Harry, semakin membuat suasana menjadi tegang.
"Kebetulan bisa saja terjadi, mengambil kesimpulan tanpa bukti jelas. Bisa menempatkan kita ke dalam masalah," balas Hermione.
Ron berdecak kesal mendengar kesimpulan Hermione. "Ku rasa kau terlalu memikirkan banyak hal, Mione. Jelas-jelas Harry temukan bukti nya, bahkan Hira mengatakan sendiri itu miliknya." Cetus Ron, membuat Hermione benar-benar jengah dengan cara berpikir pacarnya tersebut. Dengan kesal, Hermione kembali melempar mantra Silencio pada Ron.
Membuat putra Arthur itu menatap tajam Hermione dengan sumpah serapah yang tak terdengar. Gadis Muggle itu tidak mempedulikan nya, dan kembali menghadap Harry.
"Listen me Harry, kita harus menyelidiki ini. Jangan mengambil kesimpulan satu pihak, karena kita bisa saja salah." ucap nya, penuh penekanan di setiap kalimat yang terucap.
Harry mengangguk setuju, karena Hermione dan pemikiran nya selalu mampu menyelamatkan mereka dalam setiap masalah.
"Hira, plis don't tell him about this, oke?" lanjut Hermione memandang lembut Sephira, gadis itu mengangguk kecil.
♦♦*♦♦
Pagi nya, semua murid kembali berkumpul di Great Hall, menikmati sarapan pagi mereka.
"Bisakah kau makan dengan pelan? Ayam itu tidak akan lari dari mu, bodoh!" Kesal Hermione sembari memukul pundak Ron dengan buku Transfigurasi nya.
Ron? Pemuda itu lanjut makan seolah pukulan Hermione bukan lah apa-apa. Hermione menghela napas, frustasi melihat tingkah pemuda itu.
Ginny yang tengah berjalan ke arah mereka, hanya tertawa kecil melihat pasangan itu yang tiada hari tanpa pertengkaran.
"Mione, apa kau melihat Harry?" tanya gadis itu saat tiba di dekat keduanya.
"Bersama Hira, mengambil buku ramuan nya yang tertinggal," balas nya, Ginny mengangguk paham dan segera pergi dari sana.
"Semoga kau tidak bosan, bersama kakakku yang bodoh itu, Mione!"
Teriak Ginny sebelum menghilang dari pandangan Hermione.
Hermione kembali melihat Ron yang masih sibuk dengan ayam nya, lalu tersenyum simpul.
Jujur saja, meski kepribadian mereka bertolak belakang. Mereka tetap saling melengkapi, Hermione mengingat jelas bagaimana pemuda Weasley itu begitu menjaga nya saat Battle of Hogwarts dulu. Dia tidak akan pernah bosan padanya, tidak peduli meski Ron sering membuat nya kesal akan tingkah nya itu.
"Pelan-pelan, Ron." Ucap Hermione, kali ini Ron mendengarkan nya.
♦♦*♦♦
Harry dan Sephira tengah berjalan menuju Great Hall, saat manik hijau Harry melihat Lyra yang tengah menuju Danau Hitam.
"Hira pergilah lebih dulu, aku akan menyusul." kata Harry, Sephira hanya mengiyakan dan langsung pergi, lagi pula dia sudah lapar.
Harry memastikan Sephira sudah jauh, sebelum memutuskan untuk mengikuti langkah Lyra.
Dengan pikiran akan mendapatkan fakta lainnya, putra James itu begitu bersemangat mengikuti gadis itu.
Tapi saat tiba di sana, Harry hanya mendapati gadis itu yang berdiri diam sembari memandang Danau Hitam.
Saat Harry ingin lebih dekat, kakinya menginjak ranting. Sukses membuat Lyra mengetahui keberadaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [Completed]
FanfictionHarry Potter-The Boy Who Lived. Pahlawan dunia sihir, putra dari James Potter dan Lily Evans. Harus mengulang tahun terakhir nya di Hogwarts, setelah perang melawan The Dark Lord. Bersamaan dengan penerimaan murid baru Hogwarts. Seorang gadis hadir...