Harry hampir saja berteriak keras, jika sebuah tangan tidak menariknya segera.
Dirinya di bawa ke sebuah ruangan, dengan mulut yang dibekap secara sengaja.
"Jika kau tidak ingin mati muda, jangan membuat suara apapun!" Ucap suara itu, penuh penekanan.
Harry mengeram, segera melepaskan tangan yang membekap mulutnya.
"Kau? Apa yang kau lakukan di sini?" ujar Harry, penuh selidik. Lyra mengerutkan keningnya, mendapatkan tatapan seperti itu.
"Kau juga, apa yang kau lakukan di sini?" Harry berdecak kesal, bukan nya menjawab, gadis ini malah menanyai nya balik.
"Tidak baik, balik bertanya disaat kau belum menjawab pertanyaan dariku." cetus Harry, dirinya cukup kesal saat ini.
Lyra tak peduli, dia berbalik membelakangi Harry, menambah kekesalan pemuda dengan tanda petir itu.
"Permisi, kau belum menjawab Nona!" Kesal Harry, membuat Lyra menatap jengah dirinya.
"Setidaknya alasan ku bukan, karena aku penasaran. Mr, Potter." Harry diam, tak berniat bertanya lagi.
Gadis di depannya ini, benar-benar membuat nya kehilangan akal."Ya ak—" Lyra kembali membekap mulut pria itu, menyuruhnya untuk diam.
Setelah itu ia berjalan mendekat kearah pintu, dan menempelkan telinganya kedinding tersebut.
Raut wajah nya berubah menjadi cemas.
"Kita harus segera pergi dari sini, karena Cimera itu ada di depan." ucapnya pelan, sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara yang akan membuat cimera tau keberadaan mereka.
Harry mulai memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari sini.
♦♦*♦♦
Hermione sejak tadi berjalan seperti setrika.
"Mione, jika kau seperti itu, kau tak akan bisa tenang," cetus Ron.
Sedangkan Hermione sama sekali tidak peduli dengan seruan pemuda itu, pikiran nya penuh dengan Harry Potter.
"Granger, khawatir mu tidak beralasan," ujar Shira, membuat Hermione menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Dia Harry Potter, maksudku. Memang apa yang ada di depan sana, hinggah kau begitu khawatir?"
Hermione menghela napas, dia duduk disamping gadis itu.
"Kau mungkin tau, tapi tak tau semuanya. Harry banyak mengalami masalah," balas Hermione, matanya menerawang mengingat apa saja yang sudah dialami pria itu.
Dirinya dan Ron, adalah saksi bagaimana pria itu berusaha untuk menjadi seperti sekarang.
"Mione, Shira benar. Jangan terlalu khawatir." timpal Sephira, mengelus punggung gadis itu pelan.
♦♦*♦♦
Para Professor tengah berjalan melewati berbagai koridor.
Mereka berhenti tepat di koridor ke tujuh, tepat di depan sebuah pintu yang memiliki ukiran naga di setiap sisi sampingnya.
Dan ditengah-tengahnya, terdapat ukiran bunga lotus.
Tak ada gagang atau lubang kunci di sana, menandakan bahwa pintu itu tidak sembarang orang bisa membuka nya.
"Ini di luar kendali!"
Prof. Slughorn nampak begitu cemas akan hal ini.
Bukan ia saja, tapi para Professor lain pun nampak begitu cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [Completed]
FanfictionHarry Potter-The Boy Who Lived. Pahlawan dunia sihir, putra dari James Potter dan Lily Evans. Harus mengulang tahun terakhir nya di Hogwarts, setelah perang melawan The Dark Lord. Bersamaan dengan penerimaan murid baru Hogwarts. Seorang gadis hadir...