Dalam perjalanan, memori antara Harry dan Lyra tiba-tiba melintas di pikiran Ron.
"Mate," panggil nya. Harry lekas berbalik melihat Ron.
Harry dapat melihat, raut wajah Ron, yang memiliki pertanyaan tapi seolah tidak bisa merangkai kata-kata untuk mengeluarkan nya.
"Katakan saja, Ron. Apapun itu, yang ada di dalam pikiran mu," kata Harry, mencoba membuat teman nya itu mengatakan apapun yang ada di dalam pikiran nya.
"Ada apa di antara kalian?" ucap nya, yang kemudian membuat Harry menampilkan raut bingung, kalian yang dimaksud itu siapa?
"Maksudmu?" Ron menggeret Harry untuk duduk di sebuah kursi yang tersedia di bawah pohon plum.
"Kau dan Wongso itu, apa kalian memiliki hubungan?" tanya Ron pelan, tapi bagi Harry hampir seperti sebuah desakan agar dia menjawab dengan jujur dan pasti.
Tapi Harry harus menjawab apa?
Dirinya bahkan tidak tau, hubungan apa yang terjalin di antara dia dan Lyra saat ini.Tapi sesuatu yang sudah pasti, dia memang memiliki perasaan pada gadis itu.
"Kami?" Ron mengangguk. "Kami hanya teman. Itu saja," balas Harry, Ron memutar mata nya malas, Harry benar-benar tidak bisa berbohong.
"Mate, aku ingin kau jujur." cerca Ron, melihat ketidakyakinan Harry saat menjawab. Ayolah,
mereka tidak satu atau dua tahun berteman. Ron tau, putra James itu berbohong."Oke, aku menyukai nya ... Mungkin," kata nya, hampir seperti bisikan.
"Sejak kapan?"
Harry dapat melihat perubahan di mata Ron. Seolah seluruh emosi berada di sana.
"Tidak pasti, tapi sepertinya saat aku melihat nya di perpustakaan," jawab Harry kemudian. Ron menghela napas panjang, sekarang wajah itu seolah memiliki seluruh beban dunia.
"Kenapa?"
"Tidak, hanya saja aku harus siap menerima amarah Ginny." Canda nya, dengan tawa getir.
"Maksud mu?"
"Ginny menyukai mu, Mate. Aku berniat untuk menjodohkan kalian. Karena, aku pikir kau juga menyukai nya." ungkap Ron, tersenyum masam, sembari berdiri dan berjalan pergi mendahului Harry.
"Ron," panggil Harry, Ron menoleh.
"Maaf." Sesal Harry, Ron hanya tersenyum sabit.
"Jangan menyesal, Mate. Aku hanya berharap, terjadi atau tidak, itu sudah di luar kendali kita," Ron menjawab. "Dan lebih baik, kau segera katakan tentang perasaan mu. Aku yakin kau tidak mengatakan nya, aku akan menemui Hermione dulu." Sambung Ron, kemudian dia benar-benar menghilang dari pandangan Harry.
♦♦*♦♦
Suara ketukan pintu, membuat Lyra menghentikan acara baca buku nya.
"Lyra, boleh aku masuk?" Lyra spontan berdiri, segera berjalan menuju pintu saat suara Draco yang terdengar.
"Masuk lah," balas nya, Draco segera masuk, ia duduk di kursi yang menghadap danau.
Lyra duduk di sebelah nya.
"Aku hanya ingin melihat keadaan mu, dan seperti nya kau baik-baik saja." kata nya.
Lyra tidak menjawab apapun, Draco beralih melihat nya. Jujur saja, tujuan utamanya adalah menanyakan tentang dirinya dan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [Completed]
FanficHarry Potter-The Boy Who Lived. Pahlawan dunia sihir, putra dari James Potter dan Lily Evans. Harus mengulang tahun terakhir nya di Hogwarts, setelah perang melawan The Dark Lord. Bersamaan dengan penerimaan murid baru Hogwarts. Seorang gadis hadir...