Ketiganya saling berpandangan, baru saja Harry mengatakan hal seperti itu, dan ternyata para Professor juga memiliki pemikiran yang sama.
"Tepatnya, itu tempat apa Professor?" tanya Ron.
"Dumbledore manor," balas McGonagall.
"Kami ingin dia di sana untuk sementara waktu, karena sangat jelas Hogwarts bukan tempat yang aman lagi untuk nya. Manor itu setidaknya, memiliki perlindungan yang cukup kuat juga." tambah Mcgonagall.
"Itu akan berhasil?" tanya Hermione, tersirat ketidakyakinan di nada itu. Bukan karena dia tidak mempercayai para Professor, di Hogwarts saja Candice masih bisa mengacau, padahal Hogwarts salah satu tempat paling aman di dunia sihir.
"Ku yakini, tempat itu sangat aman. Kami hanya menempatkan orang-orang tepercaya, sehingga kemungkinan sangat kecil untuk dia kembali mengacau. Karena ini bukan untuk dirinya saja, tetapi juga untuk Hogwarts ."
Penjelasan Professor Mcgonagall sedikit membuat mereka merasa tenang, kemudian mereka berpamitan untuk pergi.
♦♦*♦♦
Paginya, Lyra terbangun dengan berbagai aroma ramuan yang menyapa. Ia ingin bangun, tetapi rasa sakit di perutnya membuat dirinya kembali terbaring di atas ranjang Hospital Wings.
Madam Pomfrey yang baru saja masuk, tersenyum kecil saat melihat Lyra telah membuka matanya.
"Dear, kau butuh sesuatu?" tanya nya lembut, kembali memeriksa tubuh gadis itu.
"Tidak, aku baik-baik saja," balas nya.
"Semua orang khawatir, apa lagi Potter. Dia sudah seperti orang yang kehilangan akal." Kata Madam Pomfrey, sembari mengoleskan sesuatu di luka nya.
Lyra hampir tak percaya, mendengar ucapan Madam Pomfrey. Potter? Seperti orang kehilangan akal, karena nya?
"Baiklah, minum ini." Titah Madam Pomfrey, sembari membantu Lyra unyuk duduk, gadis itu menatap tidak suka pada ramuan tersebut, ia pikir akan meminum nya setengah saja, dan saat Madam Pomfrey pergi ia akan membuang nya.
Namun, Madam Pomfrey seperti tau akan pikiran gadis itu, hinggah ia tidak pergi juga.
Saat ramuan itu habis, baru lah Madam Pomfrey pergi dengan senyum yang menurut Lyra sangatlah menyebalkan.
Dan sekarang hanya kesunyian yang menyapa nya, memang masih ada beberapa murid yang berada disana, tapi Lyra pikir mereka pastilah tidak ingin diajak berbicara.
Tak lama setelah itu, Lyra menyadari kedatangan seseorang, ia menoleh dan melihat Draco yang menatapnya dengan lembut.
"Bagaimana? Lebih baik?" Lyra mengangguk kecil, lalu Draco mengambil sebuah kursi dan duduk disamping gadis itu.
"Kami semua khawatir padamu." Kata Draco, matanya tidak menatap gadis itu lagi.
"Sorry," balas Lyra. Draco menghela napas kemudian kembali menatap gadis itu.
Draco melihat, mata cokelat itu tidak lagi setajam dulu. Sorot tajam nya telah berubah menjadi kelelahan juga kecemasan.
Tanpa sadar, Draco mengulurkan tangannya hendak menyentuh pipi Lyra, tapi sedetik kemudian dia kembali sadar dan segera menarik kembali tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [Completed]
FanfictionHarry Potter-The Boy Who Lived. Pahlawan dunia sihir, putra dari James Potter dan Lily Evans. Harus mengulang tahun terakhir nya di Hogwarts, setelah perang melawan The Dark Lord. Bersamaan dengan penerimaan murid baru Hogwarts. Seorang gadis hadir...