Angin bertiup kencang, membawa jeritan serta bau besi karat, menyebar ke segala arah.
Tubuh-tubuh yang telah terpisah dari jiwa nya, menjadi pemandangan yang kembali harus di lihat.
Hermione berlari cepat, mencari keberadaan Pansy. Sesekali mantra kutukan terlempar, saat ia berpapasan dengan para musuh.
Kemudian, mata nya melihat Pansy yang tengah terpojok, di antara dinding, dengan makhluk yang memiliki mata merah—hampir memenuhi kepalanya—yang bersiap untuk menghimpit Pansy dengan batu di tangan nya.
"Stupefy!" Makhluk itu kini berbalik padanya, dengan cepat melemparkan batu nya. Untungnya, Hermione cepat menghindar.
"Granger, you ok?" Pekik Pansy, Hermione mengangguk. Pansy kembali mengalihkan perhatian makhluk tersebut, dan Hermione berusaha memikirkan cara untuk mengalahkan nya.
Tapi entah kenapa, otak jenius nya seakan buntu. Tidak ada cara yang terlintas di dalam sana.
"Prakinson, coba gunakan mantra sectumsempra, secara bersamaan." Jerit Hermione,, pada akhirnya hanya itu yang terlintas di otak nya. Pansy mengangguk, keduanya bersiap menyerang dari posisi berlawanan.
"Now!"
Saat Sectumsempra menembus tubuh besar itu, cairan hijau lumut mengalir dari tubuh nya. Cairan teramat busuk, membuat rasa ingin muntah menguasai diri.
Tak lama, tubuh itu tumbang di atas tumpukan reruntuhan dinding-dinding Hogwarts.
"Tidak buruk, kecuali aroma cairan nya." ujar Pansy, di setujui Hermione.
"Kita harus bergegas, masih banyak musuh yang harus di hentikan."
Keduanya mulai bergabung dengan yang lain, menghentikan para musuh sebisa yang mereka mampu. Meski pada kenyataannya, pasukan Candice jauh lebih banyak, tapi Hogwarts memiliki para pejuang nya.
♦
♦
"Bloody Hell! Apa-apaan ini." Gerutu Ron, dengan raut menahan muntah, saat di depan nya, terdapat makhluk yang memilki perawakan seperti manusia. Tetapi, wajah nya tidak memiliki hidung, mata bahkan mulut. Hanya ada cairan yang menyerupai nanah, memenuhi wajah kosong itu.
"Ugh, gadis itu tidak bisa memilih makhluk yang lebih bagus lagi apa?" Gumam nya, ia lekas menghindar saat makhluk itu mendekati nya.
"Stupefy!" Ron berdecak, serangan nya tidak membuahkan apapun. Makhluk itu malah semakin cepat mengejar nya.
Ron berpikir lebih baik berhadapan dengan Aragog saja, dari pada makhluk yang meraung-raung di belakang nya itu.
Celaka bagi Ron, saat dia ingin menghindar dari jangkau tangan mahluk itu, keseimbangan nya goyah saat kaki nya menabrak tumpukan batu. Ron tersungkur kedepan, mencium debu-debu di lantai.
Ron berdiri cepat, tapi makhluk itu sudah ada di depan nya. Cairan bak nanah itu, jatuh ke lantai membuat nya menjadi lembek, seperti terkena mantra Deprimo.
Ron ingin menyerang, saat dia menyadari, tongkat nya berada sekitar satu meter—terlempar saat dia tersungkur—dari nya.
"Aku tidak ingin mati oleh makhluk ini." Gumam nya, dengan mahluk itu yang sudah siap untuk membunuh nya.
"Avada Kadavra!" Ron menganga, makhluk itu mati dengan mengenaskan, saat ia melihat pelaku yang melakukan nya.
Mata nya seketika membulat. Draco Malfoy, memandang nya dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [Completed]
FanfictionHarry Potter-The Boy Who Lived. Pahlawan dunia sihir, putra dari James Potter dan Lily Evans. Harus mengulang tahun terakhir nya di Hogwarts, setelah perang melawan The Dark Lord. Bersamaan dengan penerimaan murid baru Hogwarts. Seorang gadis hadir...