Who? (twenty seven)

944 121 20
                                    

Ying muncul secara tiba-tiba di belakang Ron, siap membakar tubuh nya. Harry yang menyadari hal tersebut, berusaha mendorong Ron menjauh, tetapi itu membuat tubuh keduanya kehilangan keseimbangan, hingga terjun melewati tebing yang curam. Draco mencoba menangkap keduanya, tetapi dorong Ying membuat ketiganya terjun bebas.

Candice terdiam untuk sesaat, melihat ketiga tubuh itu jatuh ke dalam jurang yang dalam. Bagaikan sebuah penawar, yang sedikit menyumpal rongga yang ada di dalam dirinya.

Rongga yang telah tercipta, ketika matanya melihat kematian orang yang paling dia kasihi.

Seperti dia yang hancur, maka dia yang menghancurkan dirinya harus merasa kehancuran pula.

Candice menyadari, bahwa rasa sakit tidak harus lewat diri kita yang tersakiti. Tetapi, bisa dari orang terkasih.

"Kau lihat Dumbledore, aku menghabisi murid kesayangan mu! Seperti kau menghabisi orang terkasih ku, akan ku habisi yang yang kau kasihi pula!" Jerit nya, memandangi langit malam tanpa bintang dengan tajam. Seolah berhadapan langsung dengan dia yang paling di bencinya. Kemudian dengan cepat ia beralih, di ikutin oleh Ying di belakang nya.

♦♦*♦♦

Hermione terdiam, sesuatu yang aneh terjadi. Sesuatu yang menyerupai kesedihan dan ketakutan, tiba-tiba menyeruak masuk kedalam dirinya. Memberi rasa yang tidak nyaman.

"Hermione, kau tidak apa?" Lyra yang melihat wajah Hermione  menjadi pucat, mendekati gadis itu. Hermione hanya mengangguk samar. Mencoba menepis segala pikiran buruk nya, dia kembali membawa Lyra memeriksa tempat itu.

Sejujurnya, Lyra juga merasakan kesedihan tiba-tiba menghinggapi nya. Namun, dengan keadaan seperti ini, dia pikir itu normal. Keadaan yang belum memungkinkan, bahwa mereka bisa menghentikan Kakak nya.

Keduanya kembali memeriksa, mungkin saja mereka melewati suatu petunjuk yang bisa membuat kekosongan sepanjang mata memandang, menjadi sesuatu yang mereka cari.

"Tidak menemukan apapun, eh?"

Keduanya terkejut setengah mati, ketikan melihat Candice berdiri dengan Naga nya. Memandang mereka dengan senyum sinis.

"Berapa kali aku bilang, Candence? Kau tidak bisa menghancurkan batu kehidupan," katanya, kemudian beralih pada Hermione dengan wajah cemas nya melihat ke segala arah. "Mencari Potter dan kedua teman bodohnya, Granger?"

"Di mana mereka?!" Pekik Hermione, yang membuat Candice tertawa kecil.

"Alam baka," balas nya teramat santai, tidak memperdulikan kehancuran yang tercetak di wajah kedua orang di depan nya.

Hermione menggeleng keras, mencoba mengusir rasa percaya akan kematian mereka. Itu tidak mungkin, mereka berjanji akan melindungi Hogwarts.
Tidak mungkin mereka akan mengikari janji yang telah di buat.

"Kau bohong!" Hermione maju, namun dengan satu gerakan tangan, Candice membuat gadis itu terikat di sebuah pohon.

"Mudblood kesayangan Dumbledore, apa aku harus membuat mu menyusul mereka, atau ku biarkan, agar kau bisa jadi saksi hancurnya Hogwarts?" lontar nya, melihat Hermione  yang tengah memberontak dengan jari di bawah dagu; seolah tengah berpikir.

"Kau tidak boleh menyakiti nya, atau batu ini akan benar-benar hancur!"

Pandangan Candice beralih pada sang Adik. Pandangan kedua nya terkunci, dapat mereka rasakan kehancuran masing-masing dari tiap sorot mata yang terlukis di antara keduanya.

Who? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang