***
Clara berjalan dengan membawa jus alpukat ditangannya, istirahat kali ini dia sendiri karna Irene yang sedang bersama Rangga, mana mau dirinya bergabung bersama pasangan itu.
Saat melangkah seseorang mendorong puggungnya membuat jus yang ia pegang tumpah mengenai baju yang ia tabrak.
"Sorry," ucap Clara.
"GAMPANG BANGET LO BILANG SORRY?!" teriak Raisa.
Clara menaikan sebelah alisnya, mengapa harus Raisa yang ia tabrak. Saat ini dirinya sedang tak mau membuat keributan dan menimbulkan masalah baru.
"Intinya gue udah minta maaf, udah selesai."
Clara menyimpan gelas yang ia pegang dimeja lalu melangkah menjauh dari kantin. Ia tak mau membuang tenaga.
Saat berjalan dirinya berpapasan dengan Alvaro, Clara memasang wajah datar lalu pergi meninggalkan Alvaro.
Alvaro mengejar Clara, menahan lengan gadis itu. Clara hanya menaikan satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'.
"Aku minta maaf," ucap Alvaro tanpa melepaskan tangan Clara.
"Hm," Clara menghempaskan tangannya, lalu berjalan meninggalkan Alvaro.
***
"Lo mau ngomong apa?" tanya Clara tanpa basa-basi.
Sore ini, Arka mengajaknya bertemu. Tadinya Clara akan menolak, tapi karna Arka mengucapkan ingin membicarakan sesuatu yang menurutnya penting. Clara menyetujuinya.
"Gue mau minta maaf," ucap Arka.
Clara menaikan sebelah alisnya, jika dipikir-pikir. Arka tak membuat masalah dengannya, mengapa cowok itu meminta maaf?
"Gue minta maaf sama kejadian dulu, gue minta maaf banget. Dan gue bakalan pindah, karna tujuan gue balik kesini cuma lo. Gue mau balik sama lo, tapi ternyata lo udah sama yang lain. Gue gak mau maksain lagi, izinin gue peluk lo untuk yang terakhir kalinya."
Clara tersenyum, lalu mengangguk. Mendapat izin dari gadis itu, Arka bangkit dan langsung memeluk Clara tanpa mengindahkan tatapan para pengunjung.
Clara menepuk punggung Arka lalu berbisik, "Semoga lo dapet pengganti yang lebih baik ya, baik-baik disana."
"Makasih, gue gak akan lupain lo, gue sayang lo."
"Gue juga."
Raisa yang melihat itu semua tersenyum miring, rencana jahatnya memang tak pernah habis. Ia mempoto mereka berdua lalu mengirimnya kepada Alvaro.
Disana, Alvaro yang sedang duduk sambil memainkan gitarnya langsung membuka handphone saat mendengar notifikasi.
Dia mengerutkan kening, gambar apa yang dikirimkan Raisa? Karna tak mau menebak-nebak lagi ia langsung membuka gambar itu.
Ia tersenyum sinis, saat ia memohon-mohon maaf kepada gadis itu, ia malah tak direspon. Dan sekarang dirinya tau mengapa, karna Arka? Mungkin Alvaro sudah tak bisa melanjutkan hubungannya.
Alvaro
Aku tnggu d tmn dkt cafe ituAlvaro mengambil kunci motornya, diluar mendung. Tapi ia tetap pergi menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Ternyata Clara sudah datang dan duduk di bangku taman itu. Alvaro mendekat dengan wajah datarnya.
"Kenapa?" tanya Clara.
"Kita putus."
Dua kata yang mampu membuat Clara terdiam, matanya memanas. Mengapa jadi Alvaro yang meminta putus?
"Kenapa?" tanya Clara dengan suara tercekat.
"Hubungan kita gak bisa dipertahanin lagi Cla. Ini bukti kalo kamu udah gak ada rasa sama aku, makasih buat semuanya."
"Gak Al, ini salah paham. Aku cinta sama kamu- Al!" Alvaro tak menghiraukan teriakan Clara. Alvaro menaiki motornya dan langsung pergi.
Clara luruh, ia menangis. Semua salah paham, ia tak ada hubungan apa pun dengan Arka. Ia hanya bisa diam dan menangis, andai Alvaro tau. Clara masih sangat mencintai cowok itu.
Rintik hujan mulai berjatuhan, Clara terus menangis dibawah guyuran hujan. Apakah secepat itu? Apakah ia harus melupakan Alvaro? Apakah tak ada kesempatan lagi untuk mereka untuk bersama lagi?
Clara berjalan sendirian sambil menangis tanpa menghiraukan tatapan aneh orang-orang. Ia ingin memeluk Daren sekarang.
Clara masuk kedalam rumah, Daren yang melihat Clara basah kuyup dan menangis langsung berlari dan membanting gelas yang ada ditangannya. Ia memeluk Clara dengan erat.
"Gue putus Dar," ucap Clara sambil terisak.
"Gue gak bisa pertahanin lagi hubungan gue,"
"Dia pergi, tanpa denger penjelasan gue,"
"Sakit Dar. Sakit, hiks...,"
"Kenapa dia ninggalin gue? KENAPA?! ... Kenapa?"
Daren mengeratkan pelukannya, ia merasakan bagaimana hancur perasaan kembarannya ini. Clara masih menangis sesegukan dipelukan Daren.
"Gue harus lupain dia? Gue gak mau."
Clara merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Ia tak rela melepas Alvaro, dia sangat mencintai Alvaro. Tapi semua sudah berakhir, Alvaro merasa terkhianati. Kata maaf pun tak mungkin bisa mengembalikan semuanya.
Andai Clara bisa menahan sedikit ego nya, mungkin waktu itu mereka sudah berbaikan. Andai Clara tidak menemui Arka, Alvaro tak akan salah paham.
Tapi semua sudah terlambat, hubungannya berakhir, sore ini, hari ini. Sekarang tak akan ada lagi Alvaro yang tersenyum sambil mengacak rambutnya. Alvaro yang memeluknya, Alvaro yang menjailinya. Itu tak akan pernah terjadi lagi.
"Gue ngerti perasaan lo, lo harus terima ini semua. Percaya sama gue, lo bisa," Daren menggendong Clara menuju kamar gadis itu. Clara masih saja memeluknya dan menangis didekapannya.
"Gue harus gimana?" lirih Clara.
"Ikhlas, lo harus ikhlas. Kalau pun kalian jodoh gue yakin, kalian pasti balik lagi."
***
Tbc...
Menuju Ending💃
Baca nya sambil dengerin lagu ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl [END]
Подростковая литература[COMPLETED] [Di private acak, follow agar bisa membaca] Orang-orang menyebut Clara adalah bad girl sekolahnya. Salah satu nya adalah Alvaro, ketua osis di sekolahnya itu. Kehadiran Alvaro mampu memberi sedikit warna dalam kehidupan Clara. Mempunyai...