***
"Dar, lo yakin?" tanya Irene.
"Gue yakin, kalo Clara disini terus. Dia gak bisa lupain Alvaro, gue gak mau dia sedih terus. Keputusan gue udah bulat, Clara pindah ke Inggris. Hari ini juga."
Irene menghela nafas, matanya memanas. Ia tak rela Clara pergi meninggalkannya. "Gue gak mau jauh dari dia."
Setetes air mata jatuh dipipi Irene, disusul tetesan yang lain, ia menangis. Jika Clara pergi, ia akan sendiri?
"Lo- lo jangan gitu, disini masih gue Dar. Gimana gue kalo ditinggal Clara?"
"Lo bisa, gue gak berniat misahin kalian. Lo bisa kesana, please ngertiin gue."
Irene hanya bisa mengangguk, ia tak ada hak untuk melarang Clara pergi. Itu semua demi kebaikan gadis itu.
"Sana, lo harus sekolah. Gue nganterin Clara kebandara."
"Gue ikut."
"Gak, disini Alvaro belum tau semuanya. Lo kasih ini ke Alvaro, biar cowok itu sadar apa yang udah dia lakuin. Ya?"
"Iya, gue pengen ketemu dulu Clara."
Irene keluar dari kamar Daren dan langsung memasuki kamar Clara. Ia melihat dengan nanar Clara yang sedang mengamati poto nya dengan Alvaro.
"Cla," ucap Irene dengan suara bergetar.
Clara merentangkan tangannya, sebenarnya ia tak mau meninggalkan Irene. Tapi keadaan memaksanya.
"Kita masih bisa kontekan, jangan sampai gak saling tuker kabar, gue sayang banget sama lo. Jaga diri baik-baik, kalo Rangga buat lo sedih, lapor ke gue, biar gue urus dia," ucap Clara lirih sambil meneteskan air matanya.
"Gue sayang lo, lo satu-satunya sahabat gue. Gue minta maaf kalo punya salah, gue sayang lo Cla."
"Udah ah, jangan lebay. Gue cuma pergi ke Inggris, bukan mau mati. Kita masih bisa ketemu, gue janji bakalan kesini buat ketemu lo. Lo juga nanti main kesana, oke?"
Irene mengangguk, ia mengangkat kelingkingnya kehadapan Clara, "Janji?"
Clara terkekeh, ia mengaitkan jari kelingkingnya. "Janji."
***
Clara memeluk Daren, lalu melangkah pergi memasuki pesawat. Daren hanya bisa melihat Clara dengan senyum pedihnya. Daren melambaikan tangannya saat pesawat sudah mulai terbang.
Clara memakai earphone nya mendengarkan lagu 'serpihan hati' yang dinyanyikan oleh Adera.
Hari ini hari bahagiamu
Di sini kutegarkan hatiku
Memaksa setiap langkah
Dalam senyuman kepedihanMungkin ini hari bahagia Alvaro karna bisa melepas dirinya, tapi tidak untuk Clara, ia harus memaksakan langkahnya meninggalkan Alvaro dan semua kenangan mereka, dengan senyum pedihnya.
Detik ini akan segera berlalu
Namun tidak semua kenangan itu
Terlalu banyak kisah
Yang tiada usai bagikuYa, terlalu banyak kenangannya bersama Alvaro membuat ia merasa enggan meninggalkan semua.
Tiba saatnya kuakhiri semua
Kuhapus harapanku selamanya
Akan kucoba terus melangkah
Walau serpihan perasaan hatiku
Masih bersamamuClara harus mengakhiri kesedihannya, ia harus menghapus harapannya untuk bersama Alvaro, ia akan mencoba. Meski hatinya masih bersama Alvaro.
Clara memejamkan matanya menikmati alunan lagu. Ia menitikan air matanya. Semua selesai, hubungannya sudah selesai. Semoga dirinya bisa tanpa Alvaro.
***
Irene melangkahkan kakinya menuju kelas Alvaro dengan mata memerah dan juga sembab.
Ia menyerahkan poto-poto Raisa yang bersama seorang cowok dan itu bukan Alvaro, lalu Irene menyerahkan handphone nya, menunjukan vidio dan juga rekaman suara kepada Alvaro.
"Gue cuma manfaatin Alvaro, gue udah gak cinta sama dia. Gue cuma mau Clara hancur sehancur-hancurnya."
Itu rekaman suara pertama, suara Raisa saat berada di club bersama Thalita dan Regina.
"Udah aku bilang, aku cuma manfaatin dia. Aku cuma cinta sama kamu vin, percaya sama aku."
Sura rekaman kedua saat Raisa bertemu pacar nya Gavin. Irene memperlihatkan vidio saat Raisa dan Clara yang berada di kamar mandi, saat Alvaro yang mendorong Clara. Itu semua ada, sampai vidio saat Arka meminta izin untuk memeluk Clara.
Alvaro terdiam, dadanya bergemuruh. Ia tak menghiraukan Raisa yang membela dirinya sendiri yang ia pikirkan hanyalah Clara.
"GARA-GARA LO CLARA PERGI NINGGALIN GUE!"
"GARA-GARA LO! Itu semua gara-gara lo! Hiks ...."
"Sekarang gue sendirian, gak akan ada Clara yang selalu dengerin curhatan gue! Itu karna lo!"
"Clara pergi karna lo Al, lo alasan dia pergi!"
Plak
"Lo alasan Clara ninggalin gue!" Irene mendorong bahu Alvaro lalu mendekat ke arah Raisa.
Plak
"Lo! Itu semua juga karna lo! Lo mikir gak sih? Sesayang apa dia sama lo dulu? Hah? Dia yang selalu bela lo, lo yang hancurin dia! Lo yang hancurin persahabatan kita sa! Lo!"
"Gue gak abis pikir sama lo, lo inget gak? Saat Clara yang labrak orang yang pernah bully lo! Saat Clara yang rela ujan-ujan an karna Arka yang nganterin lo pulang dulu, itu semua Clara lakuin demi lo!"
"Clara itu sayang sama lo! Tapi kenapa lo harus berubah? Kenapa? Kalo aja lo gak berubah, persahabatan kita gak akan hancur sa!"
"Kalian bener-bener jahat tau gak?!" Irene berlari meninggalkan Alvaro yang diam mematung, berlari tanpa menghiraukan Rangga yang mengejarnya.
"Ren," Rangga mendekati Irene yang berjongkok dan menangis sesegukan.
"Mereka jahat ga, gue pengen sama Clara terus! Gue gak rela dia pergi!"
"Kita masih bisa ketemu dia kan? Udah ya."
"Gue gak rela Clara pergi."
***
Tbc...
Bentar lagi ending💃
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] [Di private acak, follow agar bisa membaca] Orang-orang menyebut Clara adalah bad girl sekolahnya. Salah satu nya adalah Alvaro, ketua osis di sekolahnya itu. Kehadiran Alvaro mampu memberi sedikit warna dalam kehidupan Clara. Mempunyai...