***
Alvaro benar-benar tak tenang, berkali-kali ia menghubungi Clara namun gadis itu susah untuk dihubungi, bahkan semua media sosialnya pun dia tutup, hingga ia memutuskan untuk pergi kerumah Clara.
Alvaro mengetuk pintu rumah Clara, tak ada jawaban. Ia menghela nafas kasar. Clara pergi kemana? Pertanyaan itu terus terngiang dikepalanya.
Alvaro mengedarkan pandangannya saat mendengar suara deruman motor. Ternyata Daren. Ia bangkit mendekati Daren.
"Dimana Clara?" tanyanya tanpa basa-basi.
Daren menaikan sebelah alisnya lalu terkekeh. Ia turun dari motornya. Menepuk bahu Alvaro dan berjalan kerumah.
"Dar, gue serius."
Daren berbalik, ia tersenyum miring. "Udah tau ya? Nyesel? Gimana bukti yang gue kumpulin?"
"Jadi lo yang ngumpulin itu semua? Kenapa gak bilang dari dulu?"
"Yang penting sekarang lo udah tau, gue udah kasih peringatan sama lo dulu, 'kan? Terima aja!"
"Dimana Clara?"
"CARI SENDIRI!" teriak Daren yang sudah berada diambang pintu.
***
Meski waktu menunjukan pukul 8 malam, Alvaro nekat mengendarai motornya kerumah Irene, ia akan terus berusaha. Ia tak boleh menyerah.
Meski ia merasa tak sopan karna bertamu malam-malam, tapi demi sebuah info ia rela dicap buruk. Alvaro mengetuk pintu rumah Irene.
Irene yang merasa ada yang mengetuk pintu pun langsung membuka pintu, orang tuanya sedang keluar malam ini. Saat ia buka, ternyata Alvaro, bukan kedua orang tua nya.
Irene memandang datar Alvaro yang berada dihadapan nya. Ia yakin pasti Alvaro akan menanyakan keberadaan Clara.
"Dimana Clara?"
Irene tersenyum miring, ia tak salah tebak. Mana mau ia memberitahu Alvaro tentang keberadaan Clara dengan gampangnya.
"Gak tau, pergi!"
"Enggak, kasih tau gue dimana Clara!"
Irene menghela nafas, ia melihat Alvaro yang mengepalkan kedua tangannya, nafasnya pun memburu. Cowok itu sedang menahan emosi.
"Perjuangan lo kurang! Cari sendiri!"
Brak
Tanpa menghiraukan Alvaro, Irene menutup pintunya dengan keras. Lalu pergi menaiki undakan tangga. Ia sempat melihat dari jendela Alvaro yang meninju udara. Ia akan lihat, seberapa besar perjuangan Alvaro untuk Clara.
Alvaro menaiki motornya, seharusnya ia sudah tau usaha nya ini sia-sia. Tapi ia akan terus mencoba sampai ia diberitahu.
Cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Pikirannya berkecamuk, ia tak bisa menghilangkan Clara dari pikirannya. Kemana lagi ia harus cari gadis itu? Harapannya hanya Irene dan Daren. Karna hanya mereka yang tau.
Alvaro menepikan motornya, ia tidak pulang kerumah, melainkan ke club. Ia ingin melepaskan penat sebentar, ia turun lalu masuk ketempat itu.
Saat Alvaro masuk, ia mendapatkan tatapan lapar dari wanita-wanita yang berada disana. Ia tak menghiraukan itu, ia duduk lalu memesan 5 gelas minuman beralkohol.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girl [END]
Teen Fiction[COMPLETED] [Di private acak, follow agar bisa membaca] Orang-orang menyebut Clara adalah bad girl sekolahnya. Salah satu nya adalah Alvaro, ketua osis di sekolahnya itu. Kehadiran Alvaro mampu memberi sedikit warna dalam kehidupan Clara. Mempunyai...