Chapter 21 | Musuh

166 34 15
                                    

***

"Aku mau bicara sama kamu."

Seketika suasana menjadi hening, rahang Alvaro mengeras melihat musuhnya mendekati Clara, tangannya terkepal.

Bugh

"Lo mau ngerebut milik gue lagi, hah?!"

Bugh
Bugh
Bugh

Tiga pukulan dilayangkan oleh Alvaro, tetapi Arka hanya diam tak melawan.

"Al udah!" ucap Clara sambil menarik tangan Alvaro.

"Lo jangan kayak gini, inget Clara," ucap Rangga pelan bahkan nyaris tak terdengar, saat mengetahui orang yang dipukul Alvaro adalah Arka, Rangga langsung berlari kearah mereka, Rangga khawatir jika Alvaro maupun Arka membicarakan soal Raisa yang akan menyakiti hati Clara.

Alvaro melepaskan kerah baju Arka dan langsung berbalik menaiki motornya disusul oleh Clara meninggalkan Arka dan juga semua orang yang berada diparkiran.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai didepan rumah Clara. Saat Clara melangkah menjauh, Alvaro menarik tangan Clara. "Arka yang kamu maksud, dia?" tanya Alvaro.

"Iya," ucap Clara pelan. "Kamu kenal dia?" lanjutnya.

"Enggak, aku gak suka kamu deket sama dia," ucap Alvaro.

"Iya, aku masuk dulu ya."

***

Clara menggeliat dikasurnya dan membuka mata, saat pulang dari sekolah dirinya langsung merebahkan tubuh dikasur tanpa mengganti terlebih dahulu seragam yang dikenakannya.

Clara melihat jam yang sudah menunjukan pukul 7 malam. "Ketiduran lagi," ucapnya.

Gadis itu langsung bangun dan bergegas memasuki kamar mandi, dia menyalakan shower dan menikmati air yang turun seperti hujan itu.

Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit untuk mandi dan juga berganti pakaian, Clara menuruni anak tangga. Tujuannya sekarang adalah dapur, karna cacing dalam perutnya sudah meronta-ronta ingin diberi makan.

Saat melewati kamar ayahnya, dia melihat Arizka yang diam-diam sedang menangis sambil memeluk sebuah poto.

"Maafin aku Clarisa, aku udah penuhi keinginan kamu, cuma kamu satu-satunya sahabat yang aku punya. Semoga kamu bahagia disana, aku belum cerita apa-apa sama anak-anak juga ayahnya," ucapnya pelan sambil terus memeluk poto Clarisa.

Samar-samar Clara mendengar perkataan Arizka yang menyangkut dengan Bunda nya, maka dari itu dia memutuskan untuk mengintip Arizka.

Clara sangat bingung dengan keadaan ini, memangnya ada apa dengan Bundanya? Clara sungguh pusing memikirkan ini.

Clara kembali kekamarnya, rasa penasarannya sangat besar bahkan sekarang ia tak menghiraukan lagi perutnya yang minta diisi. Gadis itu menelpon Irene namun tak kunjung mendapat jawaban.

"Yaudah deh, besok aja," ucapnya sambil membaringkan tubuh dan tak lama ia terlelap kembali.

***

Pagi ini Clara sudah siap dengan seragamnya, ia melihat jam yang menunjukan pukul 06.25

Drrtt

My Bad Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang