BAGIAN LIMA PULUH SATU
My Playlist - It's Okay If You Forget Me by Astrid
________________________Vero melihat pisau lipat milik Jade yang sudah terlihat ada bekas noda darahnya, dari tempatnya Vero bisa melihat jika Vanya duduk didepannya sedang terlihat ketakutan. dengan cepat Vero pun berjalan dan berdiri di depan Vanya. seakan akan waktu bergerak menjadi jauh lebih lambat, ia bisa melihat tangan Jade yang berayun dengan pisaunya.
"I love you" gumam Vero dan disaat itu juga Jade menusukan pisaunya ke dadanya.
Vero membuka matanya tersentak, ia mengerjapkan matanya berkali kali tanpa sadar membuat air matanya yang menumpuk dimatanya turun.
astaga kenapa mimpi terakhirnya berlebihan sekali?
"Lima ratus dollar pada ku sial" Vero melirik ke arah kanan kirinya menyadari dirinya berada dirumah sakit. Ia hendak mengubah posisinya menjadi duduk namun baru ia bergoyang sedikit, rasa sakit didadanya membuatnya kembali kenposisinya.
Pandangan Vero beralih menatap kearah kirinya, ia bisa melihat Bryan dan Natha sedang melihat kearah handphonenya masing masing dan juga beberapa lembar uang di atas meja. Tangan Vero bergerak memegang kepalanya sembari berdecak, teman brengsek, bagaimana bisa mereka berjudi dikamar rumah sakit dimana temannya yang lain sehabis tertusuk?
"Bryan.." panggil Vero dengan suara paraunya, apa mereka buta? Vero sudah banyak melakukan pergerakan dan mereka lebih memilih bermain judi? "Natha.."
"Berhenti bermain judi bajingan" pandangan Vero beralih melihat ke arah pintu toilet dimana Dylan keluar dari sana. Dylan berjalan menuju Bryan dan Natha namun ia bisa merasakan seseorang menatapnya tajam sehingga melihat ke arah Vero "shit, kau sudah bangun?"
"Dylan jangan coba coba untuk mengalihkan kami lagi sehingga kau bisa mengambil uang kami" sahut Natha tanpa mengalihkan pandangannya dari Handphone.
"Bajingan" Bryan dan Natha segera mengalihkan pandangannya dan menatap Vero yang sudah membuka matanya.
"Kau benar benar sudah bangun?" Tanya Bryan memastikannya. Vero menghela nafasnya, ia memaksa dirinya untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menarik ke atas keatas baju rumah sakitnya dan melihat ke arah perban yang menutupi satu titik di dadanya.
"Panggil dokter?" Tanya Natha dari tempat duduknya.
Suara pintu terbuka menampilkan Madelaine, Develyn dan Vannesa berjalan masuk bersamaan "Shit.."
Menyadari pandangan kekasihnya menuju badan Vero, Natha segera menghampiri Madelaine "Bajingan, tutup badan mu"
"Wah, kau sudah bangun?" Tanya Develyn yang datang bersama Vanya dan juga Rangga yang memegang kantung belajaan membuat Vero menggaruk tengkuknya kesal. Kenapa semua orang menanyakan hal seperti itu? Apa mereka buta? Dia sudah terduduk seperti ini masih di tanya? Lagi pula kenapa ia baru bangun sudah banyak umpatan yang ia dengar?
"Vanya, kau tidak apa apa? Bagaimana dengan lututmu??" Tanya Vero setelah memeriksa seluruh badan Vanya dari duduknya. melihat Vanya hanya terdiam kening Vero mengkerut, ia mengulurkan tangannya didepan Vanya yang menatapnya heran, melihat itu Rangga segera berdiri di depan Vanya menghalau Vero "What the hell?"
"Kau kenal aku?" Tanya Vanya sembari mengkerutkan keningnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Wrong? [END]
Teenfikce-Sneek peak- "Vanya" Vanya berdeham untuk menjawab panggilan Reyhan "jangan pernah bersedih" kali ini Vanya melepas pelukannya dan menatap Reyhan dengan bibir mengerucutnya "aku akan sedih jika kau pergi" ucap Vanya membuat Reyhan menahan nafasn...